Kringggggg...
Kringggggg...
Kringggggg...
Ponsel milik Clarissya berbunyi,
Andre dengan sigap membantu Clarissya menerima telpon nya.
"Apa????"
Clarissya terkejut dan dengan nada keras sepertinya ia mendengarkan kabar yang cukup penting dan tegang.
Clarissya terlihat sangat panik dan telpon di genggaman nya pun terjatuh.
Brakkkkk…..
Andre meraih ponsel Clarissya.
"Hallo, ada apa bi? Ada apa??" tanya Andre dengan terburu-buru.
"Apa???"
Andre terlihat ikut panik dan segera merapikan tas milik Clarissya.
Andre meraih tangan kanan Clarissya, dan menuntunnya segera untuk bangkit.
"Sayang kamu jangan panik! Ayo kita pulang sekarang! Percayakan saja dengan Bibi semua akan baik-baik" Andre berusaha menenangkan Clarissya yang matanya sudah mulai berlinang.
Sapu tangan dari saku Andre keluar, sapu tangan berwarna putih itu mengusap air mata yang jatuh di pipi Clarissya yang mulus.
"Jangan menangis sayang, percayakan semua dengan bibi, aku yakin Roses anak yang kuat dan hebat, seperti ibu nya!" bujuk Andre sembari merangkul tubuh Clarissya.
Clarissya terus menahan tangis nya, sementara matanya sudah memerah seakan tak mampu menahan air mata yang ingin segera jatuh.
"Sayang Look me!!! Percaya padaku semua akan baik-baik saja!!!!" Andre sekarang memeluk erat Clarissya.
Tak ada kata satu pun keluar dari mulut Clarissya, Clarissya hanya terdiam dan berupaya menahan tangisan nya.
Andre Sebenarnya panik namun berupaya meredamnya karena ia harus menguatkan Clarissya.
"Sayang kita pulang sekarang, ini pakai lah!" Andre yang memakainkan tas kecil di bahu Clarissya, dan juga menggandeng tangan Clarissya dengan erat.
Andre menuntun Clarissya untuk berjalan, dan melupakan semua kejutan untuk Clarissya.
Sementara di atas meja makan masih terlihat penuh.
Andre mengeluarkan segepuk uang dan juga kartu namanya, diatas meja makan, dan beranjak meninggalkan meja makan bersama Clarissya.
Clarissya seakan semakin terpuruk, dengan linangan air mata yang tertahan, kakinya juga kaku dan tak sanggup melangkah!
"Sayang, ada aku, Mari kita bersama-sama menguatkan Roses! Percayakan semua dengan bibi, bibi pasti merawat nya dengan baik!" Andre yang berupaya menenangkan Clarissya.
Andre menuntun Clarissya kembali, yang jalannya semakin melambat.
"Menangislah sayang, no problem!! Aku mengerti kekhawatiran mu!!!" Andre dengan selalu menguatkan Clarissya,
Kedua tangan Andre memegangi bahu Clarissya dan menuntun langkah kakinya yang sangat pelan.
Clarissya tak merespon kata-kata yang keluar dari mulut Andre,
Hmmmmm,
"Sebentar, tunggu! Duduklah dahulu."
Andre mengeluarkan ponselnya dan mengambil tindakan cepat,
Clarissya akhirnya tak mampu menahan air mata yang terjatuh membasahi pipi mulusnya.
Huhuhukkkkkk…..
Huhuhukkkkkk…..
Egegggghhgg...
Clarissya tersedu-sedu, di kursi kosong yang didudukan oleh Andre.
Sapu tangan lembut begitu sigap menghapus air mata di pipi Clarissya.
"Sayang kuh, Cantik kuh, jangan menangis! Percaya semua akan baik-baik saja!"
Andre berlutut dihadapan Clarissya yang semakin terpuruk, dadanya basah karena tetesan air mata yang deras.
"Aku sudah meminta dokter anak menuju rumah kita, jadi Roses pasti akan cepat ditangani!" sembari terus mengusap pipi Clarissya.
Mata Clarissya terliha semakin memerah, dan juga make up di Wajahnya ikut meluntur.
Tapi itu tak mengurangi kecantikan Clarissya.
Dengan muka polosnya Clarissya semakin terliha Cantik.
"Sayang please, jawab lah aku, aku ada untuk mu!!" terus mengusap air mata di pipi Clarissya.
Huhuhukkkkkk…..
Egegggghhgg...
Andre memberikan senyuman tipis, ia kagum dengan Clarissya, dengan cinta dan kasih sayang yang besar Clarissya terlihat sangat mengkhawatirkan buah hati nya.
Roses menunggu kita!!!
Andre meraih tubuh Clarissya, dan mengajaknya untuk tegar berdiri dan melanjutkan kaki nya agar mau melangkah lebih cepat.
"Mari!!!!, mas tuntun!!!"
Air mata Clarissya seperti tetesan air shower dengan kecepatan tinggi terus menetes.
"Aku tak berguna!" ucap bibi mungil Clarissya.
Andre tertegun dan langkah kaki Andre terhenti, matanya menatap Clarissya.
Jantung Andre ikut berdetak kencang dan rasa bersalah bertahun-tahun lamanya itu semakin menyelimuti hati Andre.
Andre terdiam dan tak mampu berkata apa-apa.
Andre terlihat menahan tangis nya dalam dada, ia memilih melanjutkan langkahnya menuntun Clarissya menuju mobil.
Sepanjang perjalanan menuju mobil Andre tak mampu menjawab apa-apa, rasa bersalah itu lah yang menjadi membuat Andre lemah dan lunglai.
Kejadian yang mengerikan dan berujung penderitaan ini, aku benci mengingat itu?!
Sementara Clarissya terus larut dalam tangisan nya, Clarissya didudukan Andre disebelah nya, namun Clarissya memilih duduk di kursi bagian belakang.
Andre sadar, Betapa sedihnya Clarissya,
Hilang pengluhatannya karena Tragedi itu, tak hanya itu ia juga harus rela Ditinggal Zidan suaminya.
Semua kebahagiaan seakan hilang dari hidup Clarissya. Karirnya harus hancur dan ia harus melahirkan bayinya Roses seorang diri.
Sementara Andre dengan rasa Bersalah nya, terus berusaha membahagiakan dan bertanggung jawab ikut andil dalam melanjutkan dan memberikan kehidupan yang layak untuk Clarissya dan putrinya Roses.
Andre mengerem mobilnya mendadak,
Sehingga menyebabkan Clarissya kaget,
"Mas, ada apa? Apa kau menabrak sesuatu?" tanya Clarissya yang dengan tersedu-sedu karena sedari tadi menangis.
Andre melamun dan tak mendengar tanya dari Clarissya.
"Mas, You hehe?!"
Clarissya berusaha meraba-raba ingin meraih keberadaan Andre, keberadaan Andre di bangku pengemudi.
"Mas, arek You oke?"
Andre semakin terdiam dan hanya menatap lampu merah yang berada dihadapan nya.
Tangan Clarissya menggapai kepala Andre, dan turun menuju bahu kiri Andre, "Mas, are you oke?"
Andre baru menyadari bahwa Clarissya memegangi bahunya, "Sayang, duduklah dengan tenang, kita segera sampai!" pinta Andre.
Hmmmmm,
"Iya, maafkanlah aku mas!!" ujar Clarissya dengan nada lirih.
Andre memberikan Bahasa tubuh bahwa ia tak apa-apa.
Andre memacu gas mobilnya dengan cepat dan tak memperdulikan jika itu berbahaya.
"Mas hati-hati!!!" jerit Clarissya.
Andre meminta Clarissya duduk manis dan Tenang dan tentu mengenakan sabuk pengamannya.
Terlihat sekali wajah Clarissya panik dan cemas, mengkhawatirkan keadaan Roses,
"Mas...."
Kringggggg…..
Kringggggg…..
Clarissya segera meraih handphone nya dari tas kecilnya, ia takut itu adalah telpon bibi, ia sangat khawatir Roses kenapa-kenapa.
Bruuukkkkk,
Handphone Clarissya terjatuh di lantai,
Tangan Clarissya meraba-raba keberadaan ponselnya,
Sementara hujan yang cukup deras terdengar berisik, sehingga Andre tak menyadari jika ponsel milik Clarissya berbunyi.
Apalagi ponsel yang berbunyi itu jatuh, Andre tak sadar.
Clarissya yang duduk di belakang sibuk meraba-raba keberadaan ponsel miliknya,
Ponsel itu pun sudah mati, namun Clarissya masih belum menemukan keberadaan ponselnya.
BERHENTIIIIIIIIIII!!!!!!!!!
Clarissya berteriak keras sampai air matanya pun ikut menetes deras membasahi kembali pipinya.
Ssssrtttttttt,
Andre memberhentikan mobilnya dengan cepat.
"ada apa sayang!? Kau marah padaku? Aku juga khawatir dengan Roses, kau fikir aku tak menyayangi Roses????" tanya Andre sembari menahan rasa kesel campur Bersalah.
Clarissya yang berada dilantai terus meraba-raba keberadaan ponselnya.
Andre yang tak memperoleh jawaban dari Clarissya, menoleh keberadaan Clarissya.
"Sayang where????"
Andre menyadari bahwa Clarissya kesusahan mencari sesuatu.
"Baby, sini biar aku bantu!!!!"
Andre segera membantu Clarissya meraih ponselnya.
"Tolong beritahu aku!!! Telpon dari siapa??? Apa bibi??" tanya Clarissya yang penasaran.
Karena di handphone Clarissya hanya ada kontak Andre, Bibi d a n mantan suaminya Zidan.
Andre kaget mendapati jika yang baru saja menelpon adalah Zidan.
Laki-laki yang sudah bertahun-tahun meninggalkan Clarissya bersama Roses, bahkan Roses lahir pun tak menjadi pertanyaan nya,
Laki-laki ini, "Brengsekkkkkk!!!"
"Apa???? Maksud mu mas???" tanya Clarissya yang semakin penasaran dan berupaya mengambil telpon miliknya dari genggaman Andre.
Andre segera menuju delete panggilan tak terjawab itu dari ponsel Clarissya.
"Mas telpon dari bibi??? Bagaimana keadaan Roses???" bentar Clarissya kepada Andre.
Andre terlihat buru-buru mencari kontak Bibi dan segera menanyakan keadaan Roses.
"Bi bagaimana??? Apa Roses sudah tertangani??? Apa dokter telah tiba???? Clarissya sangat mengkhawatirkan Roses, aku pun demikian." ucap Andre.
"Syukurlah"
Clarissya dengan penasaran menantikan kabar dari Andre, "Mas….. mas... mas….. Bagaimana Roses???? Bagaimana keadaan nya??? Apa Roses baik-baik saja????"
Andre dengan legah menutup telpon dan menuntun Clarissya duduk kembali.
"Tenanglah, dokter sudah tiba dirumah kita, dan segera mendiaknosis Roses, semoga Roses tidak apa-apa. Aminnn" papar Andre.
Clarissya duduk dengan sedikit lebih Tenang dari sebelumnya. "Tapi, bagaimana apa Roses terus menangis? Atau dia tidak mau makan? Apa tubuhnya masih anget???" tanya Clarissya dengan penasaran tingkat dewa.
"Tenanglah sayang!!! Roses baik-baik saja. Pasti baik sudah ada dokter yang handal di rumah." Andre dengan segenap upaya nya menenangkan Clarissya.
Clarissya terlihat menekuk Wajahnya. Dan mencoba membuka tasnya dengan niat meraih telpon nya.
"Clarissya…. Percaya lah dengan ku kali ini saja!!!! Aku juga panik dengan Roses!!!! Kau fikir aku tak menyayangi Roses!!??????" Andre menaikkan volume suaranya nya, dan secara tak sengaja memarahi Clarissya.
Clarissya semakin tersedu-sedu menangis dibangku belakang.
"KAU tak akan mengerti, kau bukan diposisi ku!!! Kau tak mengerti sulitnya hidup dalam kegelapan!!!!" Clarissya menimpali dengan tersedu-sedu.
Andre tertegun dengan jawaban Yang keluar dari mulut Clarissya.
"Bukan seperti itu maksud ku, aku hanya ingin kau duduk dengan tenang, dan kita percayakan semua dengan tenaga medis. Semua salahku Clarissya, maaf!!!" Andre memilih merendah karena ia yakin jika semakin menentang Clarissya itu adalah hal yang salah.
Huhuhukkkkkk....
Huhuhukkkkkk....
Tangisan Clarissya semakin menjadi.
"Sebentar lagi sayang, kita akan Tiba!!!"
Getaran Handphone disaku Andre sedari tadi cukup mengganggu konsentrasi Andre dalam menyetir.
"Sebentar sayang, aku angkat telpon dahulu?!"
Clarissya terlihat mengganggukan kepalanya yang berarti mengiyakan.
Di layar handphone terlihat tiga kali panggilan tak terjawab, "Ternyata dari Bella sekretaris Andre.
"Ada apa? saya sedang diluar!!" pungkas Andre
Terdengar jika Bela menjelaskan jika sejam lagi akan ada Meeting bersama insvestor yang berasal dari Jepang. Tepatnya pukul 4sore.
Sedangkan sekarang sudah pukul 3 sore, "sejam lagi.
"apa kau tak bisa menjadwalkan ulang? Saya sedang ada urusan penting diluar!" pinta Andre dengan sedikit memaksa.
"ta….tapi pak, ini meeting penting!!" jawab Bella.
Andre menggerutu, "Memang kau tak bisa diandalkan, tak seperti Cantika yang lincah dan bisa diandalkan, payahhhhhh"
Clarissya mendengar samar-samar percakapan Andre dengan sekretaris nya.
Andre pun menutup ponselnya dengan segera, dan masuk ke mobilnya, dengan mengemudi cukup kencang.
"Maafkan aku!!!" ujar Clarissya.
Andre memacu mobilnya dengan kencang dan terburu-buru.
"Mas, hati-hati!!!!" ujar Clarissya.
Pandangan Andre lurus kedepan dan tak menghiraukan ucapan Clarissya.
Bruuukkkkk,
Mobil Andre seperti menabrak sesuatu,
"Apa itu mas???" tanya Clarissya penasaran.
Andre menghentikan mobilnya, dan beranjak turun memeriksa apa yang barusan ia tabrak.