Di HOTEL
"Sudah kuduga, gadis ini polos dan masih gampang ditipu." Joe yang berfikir licik.
Gadis itu membalikan badannya, dan tentu ingin melanjutkan pekerjaan lainnya.
Joe melemparkan Handphone yang ada ditangannya ke atas kasur empuk.
Brakkkkk….
Hei, Melati tunggu!!!
"Melati tak mendengar suara ku, atau pura-pura tak mendengar!!! Brengsek!!!!"
Joe tak bernafsu lagi, sikon yang tak mendukung membuat mood nya hilang.
Jagoan nya pun sudah mulai letoy dan tertidur, "payah, bangun!!!! Sial!!!" pukul Joe pada jagoannya.
Handphone, Joe mengambil ponselnya, sayang ponselnya lowbet.
Joe benar-benar kesal, dan memilih untuk mengenakan kembali celana Jins nya, Melati, sepertinya dia masih perawan, lumayan sementara aku belum mendapatkan Mora.
Ceklekkkkkk,
Joe pergi ke lantai dasar dan menanyakan ke reseptionis,
Mengenai karyawan yang bernama Melati, yang tadi mengantarkan handphone dikamarnya.
"Nah, itu dia pak Melati!" ucap reseptionis.
Melati berjalan bersama dengan temannya, sepertinya mereka ingin break.
Joe, mencegat Melati, dan memberikan secarik kertas, dan kembali kekamar nya.
Apa ini????
Kertas kecil itu bertulis:
Dayanglah, aku ingin memberikan hadiah untuk mu.
Melati membaca kertas itu bersama temannya,
"Aku tak berani! Ucap Melati!"
Desy yang bersama dengan Melati hanya Diam tanpa, respon.
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan nya menuju ruang makan karyawan.
"aduh perut gua sakit banget, gua ke loker aja yah! Lu makan sendiri aja!" seru Desy.
Melati percaya dengan alasan Desy, dan melanjutkan perjalanan nya seorang diri.
Melati terlihat sangat lahap dalam menyantap menu makan sorenya.
Lantai 7,
Iya ini lantai laki-laki itu, tapi Desy terlihat lupa no kamarnya, "Aduh mati gua lupa td kamar 107 atau 117???? Atau 127??
Desy mencoba mengetuk pintu 107,
Permisi permisi!!!!!
Sebentar?
Dari balik pintu tak terdengar suara apa-apa hanya ada suara wanita yang berteriak sebentar!
Hati ku pun bicara tidak mungkin jika ia memiliki wanita, lalu apa gunanya iya memanggil wanita lagi????
Desy membalikan badannya dan ingin mengetuk kamar diseberang nya, yaitu kamar 117,
"Hei, tunggu!" ucap pemilik kamar 107,
Desy terlihat memgeles dengan pura-pura ingin mengantarkan makanan hangat.
Kebetulan saya lapar, tolong antar juga 2 porsi makanan!
Baik Bu, Desy mengiyakan permintaan pemilik kamar.
Sebelum mengambilkan porsi makanan itu Desy menyempatkan diri mengetuk kamar 127,
"permisi…."
Berkali-kali Desy mengetuk pintu 127, tapi tak kunjung ada jawaban, Desy yakin jika pemilik kamar tak ada atau sedang keluar.
Desy pun menuju target terakhir nya yaitu kamar 117, yang berada3 kamar dari pojok
Kamar 115, ada dua kamar lagi untuk menuju kamar 117,
Takkkkkk….. Takkkkkk...
Suara sepatu Desy,
Krekkkkkk penghuni kamar 107 kembali keluar, dan menghentikan langkah Desy.
"Mba, pesanan saya?"
"Segera…!!! Segera saya ambilkan Bu!" ucap Desy.
Desy segera mengambil pesanan kamar 107,
"Hei, kau tidak break?" tanya Melati.
Desy terlihat gugup menjawab pertanyaan Melati.
Melati pun membantu Desy untuk mengantarkan 2 porsi makanan ke kamar 107.
"Oh, iya mel…. Gua kebelet, tolong ya dibantu!!! Terimakasih banyak loh, kamu memang sahabat yang baik!" puji Desy.
Desy pun berlari menjauhkan diri dari Melati, tapi Seketika ia kembali ke dekat Melati.
"Mel, itu kamar yang kamu bilang laki-laki yang memberikan mu tips sejuta?" tanya Desy.
Desy memang sengaja memancing Melati, agar ia bisa mengetahui tempat Joe.
Melati terlihat sibuk mengambil segala sesuatu nya, "Oh, kamar laki-laki yang mengirimi kertas tadi? Dia di kamar 117," papar Melati.
Melati Sebenarnya menaruh curiga pada Desy, namun " ah sudah mungkin Desy hanya ingin menghindari kamar itu" fikir Melati.
Benar ternyata kamar itu,
Desy merapikan dirinya, di toilet dan sedikit memperbaiki bra nya.
Sudah terlihat lebih padat, tak lupa mengoleskan lipstik merah nya dibibir.
Desy menuju Lift,
Terlihat ramai, ramai akan rekan kerja, Desy memilih menaiki tangga darurat.
Huh, capai sekali, ini baru lantai 3, Masih jauh.
Dengan keringat yang sudah membasahi kening Desy,
4 lantai lagi, Desy kembali melanjutkan perjalanan nya menaiki anak tangga.
Dengan sepatu pantopel yang di pegangnya, sehingga ia memilih menyeker, ya agar lebih ringan bergerak.
Hampir tiba di lantai 7,
Desy tak luput memperhatikan penampilan nya, ia merapikan rambutnya dan juga mengelap keringat nya di dahi.
Untung aku selalu mengantungi bedak dan lipstik.
Desy sudah terlihat cantik dan sedikit menor.
Yah, kamar 117.
Krekkkk, Desy tiba-tiba keluar dari kamar 129, yang berada di ujung kanan.
"Hei MEL!!!!" Desy memilih menyapa Melati terlebih dahulu, untuk menutupi kecurigaan Desy.
"Hai Des, kamu habis dari?" tanya Melati.
Desy terlihat gugup, dan mengaku habis mengantarkan Loundry di kamar 116.
Oh ya?
Melati pun mengajak Desy kembali ke lantai dasar,
"Gua nyusul, so…..soalnya tadi di dia mau Loundry lagi!" gugup Desi.
"Jelas sekali terlihat kaki Desy bergetar, dan juga dandanan Desy lebih tebal dari biasanya," ucap Melati dalam hati.
"Oh kamar 106 mau Loundry lagi!" ujar Melati
Melati pun beranjak menuju lift, meninggalkan Desy di lantai 7.
Selangkah lagi, Ini kamar 107.
Toktok….
Toktok….
Toktok….
Joe bergegas merapikan pakaian nya, dan berfikir jika Melati yang mengetuk pintu kamarnya.
"Sebentar!!!!"
Ceklekkkkkk…
Joe, sedikit kaget, melihat seorang gadis dengan tampilan menor di depan pintunya.
Yah, gadis yang dengan badan yang cukup gemuk dan tidak terlalu putih.
Tubuhnya terlihat gobyor, " Tak menggairahkan." ujar Joe dalam dada.
Dengan menggunakan nametag Desy,
Nama gadis ini Desy, tapi aku ragu jika dia masih perawan, tak yakin.
"Boleh aku masuk? Biar aku bersihkan kamar mu! Gratis!" tawar Desy.
Joe dengan wajar datar nya, hanya menganggukan kepalanya. Tanpa mengucapkan iya ataupun tidak.
Desy, yang menggunakan rok mini dan sengaja membuka kancing baju nya lebih rendah, selain berniat untuk mendapatkan uang tips, Desy juga merindukan belaian lelaki.
Terlihat cekatan, Desy merapikan sprei tidur dan juga membersihkan ruangan.
"Aku butuh ke toilet,"
Sepertinya dia memberikan kode, Joe pun menutup pintu kamar.
"Lumayan, karena cairan ini butuh pelampiasan," ujar Joe dalam hati.
Desy berada di kamar mandi dan sengaja membuka keran air agak keras, sehingga terdengar jelas di kuping Joe.
Joe, menyalakan televisi. Dan duduk diatas sofa empuk.
Gemericik suara air terhenti, ternyata Desy sudah di hadapan Joe.
Dengan kaos nya yang basah terkena air dan sepertinya rok nya semakin singkat.
"Apa aku tak menarik?" tanya Desy.
Bisa prasangkan name tag ini di dada ku?
Joe seakan mengerti keinginan Desy.
Joe berdiri dan membelakangi Desy, ia ternyata bergegas mengunci pintu kamar.
Brakkkkk….
Joe melepaskan Baju nya, dan seakan bersiap menerkam Desy,
Desy semakin mundur, mundur, dan mundur.
Se…..se… Sebentar!!!!
Joe semakin mendekat, dan sekarang Desy telah terdesak tertidur di kasur empuk hotel.
Kau siap????!!!!
Dasar wanita nakal, rasakan kedahsyatan ku.