Gregggg….
Suara perut Joe terdengar,
"Auwwww, sebentar!" Joe berlari terburu-buru.
Hahaha…
Rasakan!!!!
Desy wanita pintar dan licik, dia sengaja memasukan sesuatu di minuman Joe, sehingga membuat Joe lari terbirit-birit.
Obat cuci perut!!!!
Sakit sekali, mmmmmmmmmmmmmgh….
Terdengar suara menggeram dari balik toilet.
Desy bergerak cepat. Ia mencari dompet Joe, atau apapun yang berharga milik Joe.
Ha… "sepertinya di dalam laci ini," Desy mencati-cari keberadaan dompet Joe,
Setelah mencari di beberapa tempat, "Sial" dimana dompetnya, Desy melihat celana Jins yang digantung di dalam lemari, "semoga ada!" setiap saku celana itu diraba oleh Desy.
NIHIL….
dengan menahan emosi dan kesal Desy terus mencari apapun yang berharga milik Joe,
Desy sedikit menyerah tak menemukan yang berharga milik Joe,
Dengan termenung dan berfikir, Ups, tangan Desy seperti meraba-raba sesuatu,
"Benar, ini dompetnya! " Desy pun membuka dompet tebal itu, "Wawh banyak juga," Desy mengambil sekitar 10-15 lembar uang dan hanya menyisahkan 3 lembar.
Desy pun meninggalkan secarik kertas yang berisi nomer telpon nya.
Terimakasih sayang!!!!
Jam menunjukan pukul 23.00.
Udara yang dingin dan tiupan angin cukup kencang, sepertinya akan turun hujan besar.
Mobil melintas sedari tadi, tapi tak kunjung ku lihat mas Andre yang turun dari mobil itu, fikiran Mora pun melayang kemana-mana.
Dengan ponsel yang ia selalu pegang, dan dengan menatap ie arah jendela yang menghadap ke jalan besar, Mora begitu menanti kepulangan Andre dari luar kota.
"Lama sekali mas!!!"
Padahal Mora sudah menyiapkan menu istimewah untuk ia santap bersama Andre.
Mobil yang berjajar seperti rel kereta api yang tak ada putus-putusnya, "Melelahkan!"
Janji tinggal janji,
Sekarang sudah larut, perjalanan masih cukup lama, mungkin memakan waktu 2 atau 3 jam lagi!
Ajakan angin dan godaan tempat tidur mengantar tubuh ini beristirahat, yah lelah, "Menunggu itu melelahkan."
Mora pun tertidur dengan nyenyak, andai Mora yakin seharusnya tak ada yang ia khawatirkan untuk hidungnya, sejauh ini Andre setia kepalanya dan juga begitu dengan keuangannya.
Untuk menanggung 7/9 keturunan pun uang Andre mampu.
Sedari siang aku tak menyempatkan diri melihat ponsel ini,
Betapa terkejut nya Mora, ketika membuka pesan singkat dari mertuanya, yang berisi:
Mamah harap sekarang kamu sudah bisa memberikan mamah cucu!
Mora terbangun dari santainya, ia duduk dengan mata yang terbelala,
"Aku harus jawab apa???"
Memang Mora dan Andre telah menikah lebih dari 2 tahun, ditambah lagi usia Andre yang sudah sangat matang.
Bagaimana tidak, Andre kini menjadi anak pertama, dan Andre sangat dihadapkan memberikan cucu.
Cucu yang didambakan oleh mertuanya sejak lama.
Yah, kejadian di masa lalu, Tragedi ka Shanum, ka Shanum yang tengah mengandung cucu yang diidamkan oleh mamah.
Tentu Mora memahami Betapa mamah merindukan cucu itu, "tapi aku bisa apa?" Mora terlihat makin stress dengan keadaan ini.
Siapa yang akan nyaman jika terus di desak dan di desak?
Sebenarnya, tak mudah menjadi ibu, mengandung apalagi melahirkan, aku belum siap! Suara hati Mora yang semakin berkecambuk.
Mora beranjak dari tempat tidurnya dan menghadap ke kaca, tidak aku tida ingin gendut?! Aku tidak ingin apalagi payudara ku turun! Aghhhh… amit-amit.
Apalagi dengan kata "melahirkan ", Rasanya aku ingin mati mendengar itu, aku lihat teman-teman ku yang sudah memiliki anak tubuhnya tak seindah tubuh ku.
TIIDAK!!!!!!
Mora menutup Kedua kuping nya dengan tangannya, dan memejamkan mata nya, Seolah menolak suara mamah yang memaksa nya segera hamil.
Aku benci perut yang membuncit dan stetcmach dimana-mana, terlihat buruk.
Sakitnya jarum jahit, sakitnya setelah dibius, belum lagi bayi yang menangis dan tak mau tidur, oh no….. Itu mimpi buruk, teriak Mora.
Mora berfikir keras, anak terlantar banyak atau bahkan anak dipanti, yah tak sulit mengambil nya dan memberikan hidup yang lebih baik, pasti mereka semua ingin.
Ide ini terlihat bagus, bukan!
Ceklekkkkkk….
"KAU belum tidur? Lalu mengapa tak menyambut ku?" Suara Andre.
Mora berfikir mungkin Andre tak akan pulang karena ini sudah dini hari.
"KAU bilang akan pulang sore, tapi ini sudah dini hari?" Sindir Mora.
Macet, aku juga ingin segera pulang!
Mora yang dengan wajah cemberut nya memilih bersembunyi dibalik selimut putih tebal.
"Belum lagi hujan cukup deras, bayangkan saja sayang!" Andre yang beralasan dan sembari membujuk Mora dengan memeluk punggung Mora yang hangat.
Mora meminta Andre bergegas mandi, dan baru beristirahat.
Tentu sudah sewajibnya setiap habis bepergian kita harus bersih-bersih diri. Untuk memcegah hal-hal yang tak diinginkan.
Andre bergegas mandi, sementara Mora bergerak lebih dahulu menuju dapur, untuk mempersiapkan makan malam.
"Bi Siti pasti tidur!" Mora mengambil kuasa atas dapur. Ia terlihat lincah dan pandai, pertama Mora mnghangatkan ayam semur, dan juga kangkung tumis jagung dan yang terakhir ialah orek tempe.
Orek tempe sangat erat dengan nasi liwetnya. Karena Rasanya yang gurih dan enak.
Mora menyempatkan diri membuat Spageti saus bolonise dengan taburan daging cincang yang melimpah diatasnya.
"Hai, mas terlihat tampan dengan piama Biru dongker itu!" puji Mora dengan senyum indahnya.
Mora yang menyempatkan diri mengenakan make up tipis, untuk menyambut Andre.
"KAU juga, sangat terlihat cantik, sangat sangat cantik sayang, " Andre memuji Mora dengan menatap mata nya tajam dan memegang Kedua tangan Andre,
Kotak kecil dikeluarkan dari saku celana Andre, kotak kecil itu berwarna merah maroon, dan berbentuk hati.
Mora sudah menebak, jika isi kotak berbentuk cinta itu sepertinya cincin, cincin mahal dengan batu yang mahal,
Yah, itu pasti hadiah mewah untuk ku harapan Mora.
Tak hanya itu, Andre mengeluarkan sekotak coklat dari sakunya, coklat yang berukuran cukup mini,
Bukan ukuran yang di utama kan tapi yang terpenting adalah arti dari pemberian sepotong coklat.
"Ini untuk orang tersayang, dan tercinta, yaitu istri ku" isi kartu kecil di setangkai mawar merah.
Andre bahkan memberikan hadiah istimewah untuk Mora,
"Apa ini???"
Andre meminta Mora membuka amplop coklat itu, dengan perasaan.
Aku tak ingin apa-apa mas, aku sudah sangat bahagia, sangat bahagia dengan adanya mas Andre dan juga dengan semua materi ini.
"Aku juga sayang, aku sangat bahagia dengan pernikahan kita, aku diberikan istri yang cantik dan indah baik seperti kamu, kamu itu segalanya untuk ku." Andre yang mengecup kening Mora dengan lembut.
Boleh aku buka mas???
Hmmmmm, Andre terlihat menahan tangan Mora yang akan membuka amplop coklat itu,
Tunggu!!!!!
"Sebaiknya kita makan dulu, sayang…..!" Ajak Andre.
Terlihat Mora menyetujui nya, dan malam ini terasa sangat istimewah.
Ditemani dan dihiasi beberapa lilin, malam makan ini terasa sangat sangat berbeda,
Padahal kita hanya berpisah sebentar, hanya 2 hari…
Hahahha….
Suara tawa keduanya,