Butuh waktu!
tangan saya sakit! Mangkanya sedikit menjerit, sepertinya tertusuk sesuatu, seperti duri.
Terdengar aneh,
"Tadi saya, sa….saya mencari mencari… dom…. Dom… eh maksud saya mencari kunci motor saya," ini udah ketemu.
Joe yang terlihat mengantongi kunci motornya di saku belakang.
Joe pun berlalu dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang perjalanan Rasanya. Bergejolak, Rasanya ingin meledak, dan cairan itu ingin segera dikeluarkan.
Tarikan gas ditangan Joe tak stabil, ia seakan mencari tempat yang tepat untuk mengeluarkan larva itu.
"Toilet. Iya aku butuh toilet!" ujar Joe.
Joe, menghentikan motornya di sebuah masjid.
Masjid agung,
Halaman parkiran nya luas, tapi sayang sudah dipenuhi oleh banyak motor dan mobil, belum lagi orang yang lalu lalang banyak sekali.
Sepertinya akan sangat lelah mengantri menggunakan toilet di masjid ini, "Kuno." untuk melaksanakan sholat pun jarang, memalukan jika aku hanya menginjak untuk membuang senjata ku disana.
Joe kembali ke parkiran motor,
Brakkkkk..
Seorang gadis berjilbab yang membawa baki ditangan nya, tertabrak oleh Joe.
Semua minuman yang abadi baki terjatuh dan sudah tentu tumpah.
Gadis berjilbab itu mengambil baki nya yang sudah terjatuh dan berusaha memunguti minuman yang sudah tak bisa terselamat kan.
Joe hanya mematung, tanpa membantu gadis berjilbab itu, Joe berusaha menutupi jagoannya dengan Kedua tangannya, karena memang sudah terlalu menggelembung, seperti balon berisi air.
Gadis itu terus berjongkok mengambil gelas-gelas yang jatuh bahkan ada yang masuk di bawah rada kendaraan,
Joe seakan tak perduli, dan memilih mengeluarkan kunci motornya,
Ia menunggangi kendaraan besarnya, dan memundurkan motornya, untuk bisa memutar arah.
"Hei, kau turun!!!!!!" ucap teman gadis berjilbab itu.
Dengan tato di lengan kanannya dan dengan berpakaian kumuh, serta rambut pendek seperti laki-laki, jelas dia wanita tomboy.
"Atau Waria?" ucap Joe.
Joe justru menarik gas motornya,
"HAI, kau tuli!! Atau tak punya otak?" gadis tomboy itu menahan laju motor Joe, ia bahkan berdiri tepat depan ban motor Joe.
"BODOH, aku tak segan menabrak mu! Menyingkirlah!" ujar Joe dengan emosi.
Bayangkan saja Rasanya menahan jagoan yang sudah di ujung tanduk.
" KAU!! Kau!! Manusia tak berotak! Turun kau!" teriak gadis tomboy itu.
sikap dan watak asli Joe yang arogant sangat terlihat, bahkan ia tak perduli jika sedang berhadapan dengan wanita, wanita yang lemah.
Joe dengan amarahnya, "menyingkirlah, atau kau akan ku tampak!" tutur Joe yang emosi.
"TABRAKLAH!!! dasar manusia tak berotak!!! Kau harus ganti rugi!!! Lihat temanku, ia hanya buruh buruh, yang kerja di kantin dekat sini!" teriak gadis tomboy itu.
Joe, memandang dengan mata garangnya, dan Joe dengan sikap tinggi hatinya, " Dasar orang miskin! Salah siapa jalan ga pakai mata!".
Laki-laki sombong, dan tidak beranjak, itulah pandangan untuk Joe.
Gadis tomboy itu terus berusaha menahan laju Motor Joe, sementara temannya yang berjilbab hanya menangis dipojok di bawah pohon.
Menangisi nasinya, bagaimana untuk mengganti rugi gelas-gelas yang jatuh dan pecah, belum lagi dimarahi oleh pelanggan.
BODOH!!!!
"kemarilah!!! Sudah seharusnya kau meminta manusia BODOH ini ganti rugi!
Gadis berjilbab itu, mendekat dengan membawa bakinya, dan pakaian nya terlihat semakin kumuh dan basah.
"Ganti rugi!!!! Lihat temanku!!!! Bahkan untuk makan pun kami harus bersusah payah!!!!" gadis tomboy yang terlihat berani dan gagah ini ternyata menahan linangan air di matanya, matanya memerah.
Joe tetap menarik gas motornya,
"Sudah, biarkan!"
Gadis berjilbab itu terlihat ikhlas, dan pasrah.
Joe menoleh kebelakang, untuk menyaksikan kemalangan nasib gadis itu.
"Perih, kurang ajar!!!! Mereka hanya membuat waktu ku terbuang.
Joe tak bisa menahan gejolak itu, Rasanya benar-benar sudah dipuncak.
Hotel,
Ada panah menunjukan letak sebuah hotel yang cukup nyaman, sekitar 50 m lagi, Joe menarik gas nya dengan kencang.
Padahal di bahu jalan tertulis hati-hati kurangi kecepatan. Tapi bagi Joe itu tak berarti.
Tiba di parkiran hotel.
Joe memarkirkan motornya, dan bersegera menuju receptionis,
"Selamat sore pak, butuh kamar type apa? Untuk tanggal berapa?" tanya seorang reseptionis yang cukup manis.
Joe mendapatkan kamar yang ia inginkan, kunci kamar sudah di genggaman.
Joe bergegas menaiki Lift,
Tujuannya lantai 7, kamar nomer 117,
Dimana???
Joe mengambil arah kanan, "Aku tak tahan lagi, oh…. Sial, semua gara-gara Mora!" gerutu Joe.
Kamar yang Joe tuju sudah didepan mata, Joe segera membuka pintu dan terlihat terburu-buru dan tanpa membuang-buang waktu.
Toilet,
Tidak, kali ini balik pintu Hotel cukup untuk Joe melampiaskan hasrat nya.
Tak puas Joe menaiki kasur setebal 30 cm, yang berwarna putih, dan juga memegangi sebuah guling yang putih bersih dan padat.
"Aku melupakan sesuatu, iya!
Joe mencari keberadaan ponsel nya,
"Sial, handphone ku tidak ada." Joe yang mengingat ingatan dimana ia letakkan ponselnya, sementara saat ini iya telah melucuti celananya.
Joe akan cepat mencapai puncaknya dengan hanya memandangi gambar Mora.
Dimana handphone itu?
Ting... nong...…
Ting... nong...…
Ting... nong...…
Seorang datang kekamar Joe.
"Aghhhh, " Joe bergerutu.
Joe meraih handuk hotel yang berwarna putih polos,
Krekkkkkk…
"Ada apa?"
Seorang gadis manis dan terlihat masih polos, datang dan di tangan nya membawa benda kecil.
"sepertinya ini handphone bapak yang tertinggal di Receptionis " sembari menyodorkan handphone itu kepada Joe.
Joe yang dengan mata harus nya, "terimakasih, siapa nama mu?" tanya Joe.
Padahal tertulis di name tag nya, nama gadis itu Melati,
"Kulitnya hitam manis, jauh lebih bersih kulit ku, tapi… jika ia mau menemaniku kenapa tidak!"
Joe, dengan niat buruknya.
"Sepertinya ia masih perawan, Aghhhh…. Pasti masih lengit.!" ujar Joe.
Teringat jelas oleh ku, dimana 3 tahun lalu, dimana aku memperawani Seruni, nikmat nya, sungguh tak bisa terlupakan, memasuki ruang yang sempit dan terjepit diantara nya itu begitu indah.
Tinggi gadis ini persis Seruni, Konon gadis yang berukuran badan kecil atau pendek memiliki lubang surga yang lebih legit.
Joe dengan kenakalannya. Dan liar nya Nafsu Joe.
"Pak, pak, ambilah!!!!"
Joe seakan tersenyum senyum seorang diri. Dengan tatapan kedepan namun tak memandangi Melati.
"dia tampan dan juga maco, sepertinya dia orang berada," fikir Melati dalam hati.
Melati yang menggunakan seragam hotel, dengan setelan seperti anak Sma tahun 80 an, dengan rok mini dan juga dasi kecil nya.
Tunggu sebentar!!!
Joe masuk kedalam, dan lima menit berlalu, Joe kembali menemui Melati, Joe menyodorkan uang 100.000 ribuan, mungkin sekitar 5-10 lembar,
"ini uang tips untuk mu!, ambilah!" bisik Joe.
Melati yang masih berstatus magang, tentu sangat senang dengan tips yang diberikan Joe.
Melati pun mengambil uang itu dari tangan Joe. Dan menggantungi nya di saku depan buah dadanya.
Dengan gerakan meliak liuk, Melati menyingkatkan sedikit Roknya, seakan memperlihatkan paha nya yang mulus.
"Sudah kuduga."