Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 21 - Penyakit kelamin

Chapter 21 - Penyakit kelamin

Mora mengembalikan kembali paket kecil itu atau bonus tersebut,

"Ambilah, untuk mu saja!" ucap Mora

Tukang paket kekeh, memaksa Mora menerima bingkisan kecil itu, namun Mora kekeh juga untuk menolaknya.

"Saya tak suka diberi!" Teriak Mora.

Mora pun melemparkan bonus kecil itu di hadapan tukang paket, dan bergegas menutup pintu.

"Berani sekali kau menolaknya!" Ucap Joe sang tukang paket.

Joe menggepalkan tangan kanannya, dan membawa balik bingkisan itu.

Padahal didalamnya Joe telah memilih sebuah kalung yang terbuat dari Emas putih, dengan Liontin berbentuk hati, dan terbuat dari batu yang sangat mahal.

"Aku berjanji, untuk kali ini kau mampu menolaknya, tapi esok kau tak akan mampu menolak aku, cinta ku, dan keingin ku!" Joe semakin terlihat serius dengan ucapannya.

Ia kembali meletakkan seikat bunga mawar merah di depan pintu rumah Mora, setelah memastikan tidak ada orang yang melihat di sekitarnya.

"Mawar Merah ini menandakan kegairahan ku dalam bercinta, mencintai dan memastikan aku ingin menguasai mu, MORA!!!!!!" Joe yang menciumi seluruh permukaan mawar.

Tak lupa Joe menyempatkan wangi atau parfume kesayangan nya dipermukaan Mawar.

Joe memiliki parfume dengan wangi Rose, wangi mawar mewah. Semakin membuat mawar nya wangi dan cantik.

Tak lupa Joe menuliskan puisi indah, dan memuji Mora.

Yah, puisi yang menurutnya sangat indah dan berharap Mora jatuh hati.

Namun nyatanya puisi itu hanya akan membuat siapa pun yang membaca menjadi risih, bukan malah bahagia.

Joe menuliskan setiap kata-kata dengan penuh kehati-hatian dengan penuh perasaan dan cinta.

Tertulis,

Dear, My Love,

You Very Beautiful,

You very sweet

You very cute

You very sexy

And you very hot,

You is One,

You And me is One

I LOVE U, Mora….

Puisi yang sangat norak, bahkan anak Sd pun puisi nya lebih berbobot dari pada itu.

Diletakkan nya mawar merah itu di lantai, dan Joe bergegas pergi.

Ia memarkirkan Motor gede nya di seberang jalan. Yah, tepatnya di depan rumah yang sering ditinggal pemiliknya.

Dari sana ia bisa memperhatikan setiap kali Mora melintas atau bahkan beraktivitas.

Joe bahkan menanti-nanti moment yang tepat, untuk ia bisa menyentuh Mora. Menyentuh tubuh moleknya, dan juga bahkan bisa mencumbu setiap lakukan tubuhnya yang putih mulus dan menggairahkan.

Mora, siapa yang tak menyukainya, siapa yang tak akan menggilainya, tubuhnya yang indah, sexy, dan memiliki buah dada yang besar, bibir yang merona, sudah tentu keindahan ada padanya.

Setiap kali Joe melihat Mora, kesayangan nya langsung berdiri, seakan mencari tempat untuk segera dilampiaskan.

"aaahhhhhhhhh, auwwww, Aghhhh…."

Joe memegangi kejantannannya.

Celananya seakan sesak, karena jagoan kecil itu kini telah bangkit dan membesar, batangnya pun terasa mengepaskan, sangat keras.

Cairan hangat dan juga kental serta berbau khas itu seakan ingin menemukan tempat untuk segera di semprotkan.

"Aghhhh, aku tak tahan lagi!!!!" ucap Joe.

Joe benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya, ia bahkan harus melampiaskan jagoan nya,

"Tapi dimana? Sabarlah sebentar sayang! " Joe yang menceramahi jagoannya.

Sepertinya sangat tak mungkin untuk Joe berkendara dengan keadaan celananya yang menyempit.

Selain sesak, tentu akan terasa sakit, "Auwwww, auwwww,....." Joe terus mendesah, berteriak dan mendesah lagi.

"Gila!!!! Kenapa harus dia, dia yang memperlakukan aku seperti ini?!" Joe yang menyalahkan Mora.

Karena rumah dengan pagar Hitam tinggi ini terlihat sepi, dan tak ada pemiliknya.

Joe nekat masuk kedalam.

Beruntung pagar tak dikinci, Joe bersegera masuk dan bersandar di balik pagar hitam besar dan juga tak tembus pandang itu.

Joe membuka seletingnya yang sudah sangat membutuhkan tempat untuk ditumpahkan.

"auwwww... auwwww….. Aghhhh….. Mora…. Si cantik, si sexy, kekasih ku, pujaan ku," desahan Joe yang semakin menjadi.

Belum juga selesai ia membuka seletingnya tangan kanan Joe telah menggapai ponsel,

Ia tak sabar melihat potret Mora di ponsel.

Mora yang tadi berpose dengan memegangang paket tentu terlihat sangat menawan, dengan dress mininya.

"Kakinya saja sudah menggairahkan," ujar Joe.

Joe yang memegangi layar hp dengan penuh gairah, pandangan Joe tak luput dari potret Mora.

Agar semakin puas Joe memperbesar gambar, terutama di bagian bibir Mora, " bibir tipis dengan warna pink merona, terlihat begitu lembut dan kenyal! " Joe sembari membayangkan bisa mencium bibir Mora.

"Sandainya sekarang kau ada disini, tak kan kulepaskan ciuman ini di bibirmu, bahkan sehari penuh bibir ku akan setia melekat di bibir mu, Mora!!!" tekad Joe.

Joe yang tergila-gila dengan Mora, menciumi layar handphone tiada henti sembari tangan kirinya yang menggerayami jagoannya, ia membuat jagoannya semakin tegang.

Gerakan maju mundur ia lakukan terus menerus, Sembari tetap menggunakan media handphone.

Kali ini Joe memperbesar bagian leher Mora, yah leher jenjang yang amat putih dan mulus dengan sebuah kalung dilehernya yang berinisial A, tak salah lagi jelas sepertinya itu kalung dari suaminya. Prasangka Andre.

Joe membayangkan ia bisa memberikan cupangan disekitar leher Mora, "Tak akan ku biarkan ia melepaskan kecupan maut ku, di sekitar lehernya akan ku berikan tanda cinta yang banyak dan tak secuil pun tersisa, akan ku buat sekeliling lehernya memerah!!!" Joe yang sembari meremas-remas jagoannya, jagoannya yang mulai memerah dan semakin tegang.

Joe kembali memperbesar picture Mora di Ponsel, sekarang bagian buah dada Mora yang ia perbesar, dan memenuhi layar ponselnya yang berukuran 7", cukup besar.

Joe membayangkan isi dibalik penampakan dress itu, ya dengan dress white yang dikenakan Mora, terlihat sedikit menerawang, bahwa Mora mengenakan Branded berwarna Pink atau mungkin merah.

Payudara itu, "Auwwww, Aghhhh... Aghhhh… aku haus Mora!!! Aku ingin meminum di susu mu itu!!!! Aku ingin tidur berbantalkan buah dada mu yang kenyal dan besar!" Khayal Joe.

Sementara jagoannya sudah semakin memerah karena remasan tangan kiri Joe yang ganas, Joe juga menarik-narik kemaluan nya, menariknya dengan kecepatan cukup tinggi dan melepaskan nya lagi, menariknya dan melepaskan nya lagi.

"Buah dada yang besar, dengan ukuran 36 B, 36 B, AUWWWW... Aghhhh….." desahan Joe.

"Akan ku hisap dengan sekuat tenaga hingga kau terjerit-jerit, akan ku kecup disekelilingnya, sehingga menjadi merah semua payudara mu, akan ku gigit putingnya dan sesekali akan ku tarik dengan gigi ku, oh indahnya…." khayalan Joe yang semakin menggila.

Ponselnya sudah penuh dengan air liur, dan penuh juga dengan debu.

Joe semakin menggila, ia semakin menggerakan jagoannya dengan gerakan memutar, putar ke kanan ke kiri, seakan memberikan goyangan kepada jagoannya.

"Goyang lah sayang, goyang, kecuplah sayang…. Kecup, Aghhhh…. Auwwww…..

Dahsyattt, enak sekali sayang, " ujar Joe.

Seakan ia membayangkan sosok Mora meladeni hasrat nya saat ini.

"Kecup sayang, jilat…. Aghhhh…. Aghhhh…

Bagian bawah, yang ini, biji ini, gigit…. Gigit…!!! Kecup kecup, bukan begitu!!!!" Joe yang marah dan memukul kemaluan nya sendiri, dengan menamparnya dan menariknya sekuat tenaga.

"auwwww,... Auwwww,.... Enak!!!!! Sayang, tapi sakit, tapi enak, lakukan lagi…. Lagi…. Sampai besok!!! '" ujar Joe, yang terus berkhayal.

Jagoan Joe terlihat sangat lebam, dan sudah jelas lecet, namun kenikmatan yang didapatkan Joe semakin tak terbendung.

Ini belum sampai puncaknya, tapi jagoannya semakin layu, layu dari sebelumnya.

Mungkin efek dari lebamnya sekitar jagoannya.

Pandangan Joe kembali ke layar handphone, yah masih pada bagian buah dada,

Joe merasa belum puas dengan bagian ini,

Joe juga belum puas dengan hanya membuka resletingnya saja. Joe berniat melakukan yang lebih nekat lagi dengan...

APAKAH JOE SEMAKIN MENGGILA?

AKANKAH JOE MAMPU MENAHAN SEDIKIT GEJOLAK ITU?

Next… selamat membaca sahabat sekalian