Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 19 - Terlambat

Chapter 19 - Terlambat

TERLAMBAT!!!

Dalam hati Bela tak yakin, apakah iya seorang bapak tua bisa menggenjot sepedanya dalam waktu yang cepat? Bela meragukannya

"ehmmm, maaf pak, saya tidak jadi!" ucap Bela.

Bela mencari becak lainnya,

"mau kemana ndok ayu?" tanya seorang becak perempuan.

Bela terlihat memperhatikan seorang yang menyapa nya, Bela seakan tak percaya ada becak perempuan.

"Mau ibu antar?" tanya becak wanita itu Kedua kalinya.

Bela mengiyakan, dan memberikan Alamat yang ia tuju.

"Bu tolong cari jalan alternatif, saya takut terlambat!" seru Bela.

Tampak diiyakan oleh ibu becak, permintaan dari Bela. Dan ibu becak itu pun mencari jalan gang kecil atau disebut jalan tikus untuk menuju Kafe tersebut.

"apakah masih jauh?" tanya Bela dengan sedikit khawatir.

Sebenarnya kalau perjalanan lancar tidak terlalu jauh, sekitar 20 menit lagi.

"A...apa???????" Bela tampak sangat terkejut.

Sedangkan jam ditangan nya sudah menunjukan pukul 09.40,

Tampak semakin gelisah, Bela benar-benar tak bisa mengendalikan rasa takutnya, ia benar-benar takut kali ini.

Karena menyangkut masa depannya, iya Bela bekerja untuk menghidupi adiknya yang masih kecil.

Bela berasal dari keluarga sederhana dengan ayahnya yang berprofesi sebagai tukang angkot dan ibu nya yang berprofesi sebagai pedagang minuman di terminal bus.

Bela bisa menyelesaikan pendidikan nya karena beasiswa,

Begitu tamat ia mengikuti tes dan lolos dan membuatnya menduduki posisi nya saat ini.

Bela menguasai beberapa Bahasa seperti Bahasa inggris, arab dan juga mandarin.

Adik Bela ada 2, yang satu berusia 9 tahun dan yang satu lagi si bungsu yang berusia 5 bulan.

Adiknya Kalizah harus digendong dan dibawa-bawa oleh ibunya untuk menemani ia berjualan air air minum.

Ibu tentu tak ingin membawa adik berpanas-panasan dan terkena debu, tapi demi memenuhi kebutuhan hidup, ibu harus melakukan itu.

Semua menjadi penyemangat Bela dalam bekerja.

Semenjak Bela bekerja di kantor Andre, Bela bisa membanting ibunya, yah gaji yang cukup banyak Bela dapatkan bisa untuk membayar tunggakan kontrakan selama hampir 5 bulan, belum lagi membayar tunggakan listrik air dan hutang bahan makanan di warung.

Gaji Bela tak bersisa sedikit pun,

Ini merupakan bulan ke 3 Bela, yang berarti jika ia gajian maka mampu ia tabung.

Bela melirik terus ke arah jam tangan nya,

Sudah pukul 09.45,

"Bu, maaf apakah bisa kita sedikit lebih cepat!!!" Bela dengan wajah cemas nya.

"Ibu usahakan!!!" jawab ibu becak.

Terasa laju becak seakan semakin kencang, sampai membuat ku takut,

"awas Bu, ada polisi tidur!" teriak Mora.

Blukkkkkkk,

Becak tak sempat mengerem dan kemudi becak tak mampu dikendalikan,

Terombang ambing ke kanan dan kiri,

"aaaaaaaaa.....aaaaaaaaa…" teriak Bela.

Brakkkkk….

Becak menabrak pos kamblling,

Beberapa orang terlihat berlari karena tahu arah becak menuju tempat mereka duduk bersantai.

"Cepat-cepat, tolong mereka!!" teriak seseorang.

Telihat banyak warna, terlihat seakan langit ini tak menantu terkadang cerah dan terkadang gelap.

Mungkin karena efek benturan di kepala Bela, membuat ia sedikit pusing.

Warga membawa Bela ke salah satu rumah, dan tak luput warga memberikan segelas air hangat,

Bela sadar, dan memegangi kepala nya,

"Auwwww.... Auwwww…." meringis kesakitan.

Bela melirik sekitar nya, ia baru menyadari bahwa ia hanya sendiri an.

"bagaimana keadaan ibu? Ibu yang mengemudikan becak?" Bela terlihat cemas, dan mencari disekelilingnya keberadaan ibu becak.

Tak terlihat ada wajah ibu becak di sekeliling Bela, Beli bangkit dan melihat ke arah seberang jalan tempat kejadian.

Dari jauh masih terlihat becak, becak yang sudah di angkut oleh warga dan di amankan di bahu jalan.

"ada yang tahu keadaan ibu becak?" tanya Bela kepada orang-orang disekelilingnya.

Seorang dari belakang berteriak.

"Bu Imah namanya, dia tidak apa-apa, hanya keseleo, sekarang sedang diurut di rumah pak Rt," papar nenek tua.

Bela terliha legah, Bela menarik nafas panjang. "Alhamdulillah, " sambil mengelus dada.

Kepala Bela sudah dibalut perban, dan luka lecet di kakinya sudah di beri obat merah.

"Astaga, aku harus ke kafe Kopi. " ucap Bela.

Bela berlarian menuju becak,

Ternyata ia mencari berkas-berkas yang ingin ia bawa ke kafe kopi.

"tidak ada, oh tidak….. Tidak…. Mati aku…." Bela dengan cepat2 mencari di Sepanjang tempat kejadian dan juga mengacak-ack isi becak,

Tapi tak menemukan berkas-berkas yang ia cari, "dimana? Pak, Bu, dek, ada yang melihat file berwarna biru, kuning dan merah? Ada yang lihat?" tanya Bela yang terlihat sangat panik.

"tidak, mbak, tidak lihat!" jawab salah seorang anak kecil.

Bela berlarian kembali ketempat dimana ia diberi bantuan oleh warga.

"assalammualaikum, maaf Bu, apakah ada yang menemukan file file saya, ?" tanya Bela.

"ini, apakah ini yang dicari?" jawab seorang laki-laki, yang cukup dewasa.

"iya," jawab Bela.

Bela meraih File itu dari tangan seorang laki-laki, Bela pun tak luput memeriksa File nya, untuk memastikan filenya lengkap atau tidak.

Karena ini menyangkut bahan Meeting.

"astagfirulloh, file-file ini kosong! " Bela dengan mata berkaca.

Laki-laki itu berlari keluar dengan cepat, dan kemudian datang menghampiri Bela yang terdiam.

"Ini," menyodorkan kertas-kertas yang terlihat lecek.

"ambilah, ini! Setidaknya walaupun kotor, kau tak kehilangan file ini!" ucap laki-laki itu.

Bela mengambil kertas itu dan, mengucapkan terimakasih tak terkira, seraya menundukan badannya.

"Aku Vio, tak usah berlebihan, ini tas mu ambil! Kau terlihat terburu-buru, Mari aku antar!" Vio menawarkan diri.

Tanpa basa-basi, Bela mengiyakan tawaran Vio, dan langsung menaiki motor Vio.

Sepertinya Bela, teringat sesuatu,

Iya, tas kecilnya tertinggal di dalam rumah warga.

Bela meminta Vio menunggu nya,

"tolong tunggu sebentar!" segera Bela berlarian.

Seorang ibu parut baya memberikan tas kecil itu kepada Bela, dan Bela berpamitan seraya mengucapkan banyak terimakasih.

"Bu, maaf saya tak punya apa-apa. Saya juga tak bisa melihat keadaan ibu Imah. Karena saya terburu-buru, ini… tolong berikan kepada Bu Imah! Sebagai ganti rugi saya, sekali lagi saya mohon maaf!" Bela menyodorkan tangannya dan beranjak pergi.

Ibu parut baya itu mengambil, barang yang diberikan oleh Bela, sebagai ganti rugi karena telah membuat becak Bu Siti Rusak.

Handphone,

"Aku tak punya apa-apa, semoga Bu Imah cepat pulih!" Bela berdoa dalam hati.

Jam...jam….

"Sial, jam tangan ku rusak!" gerutu Bela.

Jam 10,10

Vio menjawab, "ayo naik biar aku antar!" sembari menarik tangan Bela.

Bela terlihat capai sekali, dan juga lemah.

Tapi, ini kewajiban, Bela tersadar dan segera menaiki motor Vio.

"apakah ini sudah dekat?" tanya Bela.

"iya, sebentar lagi, sekitar 10 gedung!" jawab Vio.

Mereka pun tiba,

Ini kafe kopi,

"Itu pintu masuknya," jelas Vio.

Bela berterimakasih dan segera masuk ke kafe, yah lantai 3 tujuan Bela,

Bela menuju lift, dan terlihat penuh sekali yang mengantri naik.

Bela memutuskan menaiki anak tangga biasa, walaupun kakinya yang kamu karena lupa, Bela tetap memaksa kan diri.

Huhhhhhhhhh,

"Baru lantai dua, Rasanya kaki ini sakit sekali " gerutu Bela.

Sedikit lagi, tapi langkah kaki Bela semakin melambat, melambat, dan akhirnya Bela tak kuasa menahan sakit di kaki nya.

Bela menghentikan langkahnya, dan menangis.

Huhuhukkkkkk, huhuhukkkkkk,

Tersedu-sedu,

"Aku tak boleh menyerah!!! Aku harus memenuhi kewajiban ku!!!" Bela menggepalkan tangannya, dan kembali menaiki anak tangga.

Di lantai 3,

Bela bertanya kepada pelayan,

"meja 21 dimana?" tanya Bela.

Ternyata meja 21 berada di timur, cukup jauh untuk Bela yang kakinya sedang bermasalah.

Darah di lutut kaki Bela terus bercucuran, menembus celana bahan Bela yang berwarna coklat muda.

Terlihat dari punggung,

"Itu seperti pak Andre, " pungkas Bela.

Bela mempercepat langkah kaki nya, dan mengabaikan penampilan nya yang kumuh dan lecek.

"Pak maaf saya terlambat!" Bela sedikit memperhalus ucapannya.

Andre yang sedang berbicara dengan renang bisnis nya pun terganggu, dan menghentikan obrolannya, dan ketika Andre menoleh ke belakang terlihat sekretaris nya yang tampil dengan sangat buruk, dengan membawa file yang berantakan dengan pakaian yang juga berantakan, Betapa….. Ancurnya… malunya muka Andre mendapati sekretaris nya dalam keadaan seperti itu.

Andre melotot ke arah Bela, dan berkata....

APAKAH, Andre akan memecat Bela di depan rekan bisnis nya? apakah Andre akan memaafkan Bela sekretaris nya?

Selamat membaca sahabat sekalian