Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 11 - Salah sendal

Chapter 11 - Salah sendal

Salah Sendal

Mora terlihat cukup lelah dengan perjalanan yang dilaluinya, bagaimana tidak perjalanan nya memakan waktu kurang lebih 2 jam, Sebenarnya jika jalanan lancar mungkin hanya memakan waktu 30 menit, belum lagi ditambah jarak karena Mora telah berputar-putar balik dari tujuan awal.

Sudah memasuki kawasan perumahan Risa, yah sekitar 100 meter lagi rumah mewah milik Risa dan Alexander terlihat.

Suasana perumahan yang asri dan merah dipilih Risa bersama suami, bagaimana tidak mereka memiliki 7 orang putra dan putri, sudah tentu memerlukan ruang kamar yang banyak dan luas.

Tampak dua orang security memberhentikan mobil Mora, ternyata mereka hanya bertanya tujuan Mora, Mora denga santai menguraikan jika ia bertujuan ke rumah Ny Risa yang berada di blok B no 08.

Sudah tidak jauh lagi, sekitar 20 meter dari gerbang security perumahan. Ternyata kediaman Risa sudah dipenuhi oleh mobil-mobil mewah, yah bagaimana tidak relasi Alex dan Risa adalah kalangan menengah ke atas.

Mora pun memarkirkan mobilnya, tepat disebelah Mobil Widia. "Sepertinya ada yang baru dari Mobil Widia! " Sudah tentu terlihat dari warna yang mencolok dan body nya yang super mulus.

Orange, tidak salah lagi itu merupakan warna kesukaan Widia. Mora pun mencabut kontak mobilnya, dan merapikan sedikit pakaian nya yang lecek karena terlalu lama duduk, apalagi ditambah kemacetan yang panjang.

Tak lupa Mora memoles bibir nya, dengan lipstik warna pink. Pink adalah warna kesukaan Mora yang tentu membuat nya semakin cantik dan menggemaskan.

Handphone sudah tentu digenggam di tangan kanan nya, Mora melanjutkan langkah kakinya menuju gerbang rumah Risa, yah karena perkarangan rumah Risa sudah penuh dengan mobil lainnya sehingga Mora terpaksa memarkirkan mobilnya di sisi bahu jalan.

Sepertinya Mora melupakan sesuatu, ia turun dari mobil dengan mengenakan sendal jepit. Untuk orang secantik Mora mau menggenakan apapun tak masalah dan tak akan menyebabkan kecantikan nya berkurang.

"silahkan Bu, masuk! Bu Risa dan yang lainnya berada di kolam belakang!" terang seorang asisten rumah tangga.

Sudah lebih 3 bulan Mora tak menginjak rumah Risa. Ternyata terlihat banyak yang berubah, pertama dari warna cat temboknya, dulu warna Putih polos menghiasi ruang tengah ini, dan sekarang warna good dipilih Risa. "Pemilihan warna yang bagus." puji Mora.

"Mari Bu! Biar saya antar!" sembari menunjukan jalan dan mempeesilahkan Mora mengikutinya.

"Mbakkk...., please help me!" suara besar, dan terdengar lancar berbahasa inggris, tak salah lagi dia Alexander, suami Risa. Risa sahabat Mora.

Alex menahan laju Mora bersama asisten rumah tangga nya, " hei, wait….! " seru Alex.

Mora pun berhenti dan menatap ke arah Alex, mata indah dan bibir mungil serta wajah merona nya, tatapan Mora terlihat ramah ditambah lagi ia melemparkan senyuman tipis.

"hei, good day! nice to meet you!" Suara besar namun halus menyapa Mora, mereka berdua pun terlihat saling terhanyut dalam bincangan santai.

Alex ternyata sangat jago berbahasa indonesia, sehingga tak canggung dan tak bulepotan untuk bersanda gurau dengan teman-teman Risa.

Alex menuntun Risa menelusuri jalan untuk menuju kolam di halaman belakang rumah nya, iya rumah dengan luas tanah sekitar 2 hektar dan luas bangunan sekitar 1 hektar, menjadi kediaman yang sangat megah.

Bukan tak mampu untuk Mora dan suami memiliki rumah seperti Risa dan Alex, namun dengan rumah yang ditempati sekarang saja sudah cukup baginya, apalagi Mora dan Andre belum memiliki momongan, sehingga belum memprioritaskan rumah megah seperti Risa.

Sebenarnya, untuk kita orang yang berpenghasilan pass-pasan sangat tidak mungkin memiliki rumah seperti Mora apalagi Risa, wah. Harus mencari harta karun dulu sepertinya, Hehehe… jangan putus asa dalam berusaha dan berdoa ya teman-teman, proses tidak akan mengkhianati hasil, amin.

Next, lanjut lagi….

Saat menuju ke kolam renang, Alex menghentikan langkah nya sejenak, dan berbisik di telinga Mora. " kau cantik sekali," sontak saja Mora merasa sedikit nerveous.

Sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan pujian cantik, sexy dan sebagainya. Namun untuk disampaikan sedekat ini tentu hanya Alex yang melakukan nya.

Kuping kanan menjadi pilihan Alex, Mora tak menjawab pujian dari mulut Alex, namun Mora lebih memilih mengangkat topik pembicaraan lain.

Yah seperti berbicara bahwa ia sangat menyukai disini rumah Risa, yang menurutnya sangat nyaman dan asri. Dengan halaman depan rumah yang dipenuhi tumbuhan hijau dan bunga yang berwarna warni.

Alex terlihat sangat memperhatikan setiap ucapan yang keluar dari bibir mungil Mora. Dengan senyum tipis dan kacamata yang sedikit bergerak, menandakan jika Alex menggerakan Wajahnya setidaknya pipi, sudah tentu karena iya tersenyum atau bahkan menahan tawa nya.

Mora terlihat terus memuji apapun yang berada di sekitar nya, baik dari hiasan dinding dan struktur bangunan, yang terlihat dari depan hingga kedalam bertema Eropa dengan didominasi warna Putih, rumah Risa terlihat semakin luas.

Tiba-tiba Mora menghentikan kakinya, tepat di depan lukisan yang bergambar sepasang lansia, lansia yang saling bergandengan tangan dengan nenek tua yang duduk di sebatang pohon yang tumbang dan kakek yang berdiri dibantu oleh sebilah bambu.

"Hei, why? Why do you cry?" Alex tampak memperhatikan jika bola mata Mora berkaca-kaca, padahal Mora berupaya menahan nya.

Mora hanya menarik tipis bibirnya ke atas, menandakan jika ia masih bisa tersenyum. Itu berarti dia tak mau di khawatirkan.

Sementara Alex, semakin kagum saja dengan sosok Mora. Pantas saja, selama ini Risa selalu melarang aku bertemu dengan Mora, ternyata benar dia wanita yang sangat menawan dan cantik, tidak hanya luarnya tapi hatinya sepertinya lembut sekali.

Cukup jauh untuk menuju kolam renang yang berada di halaman belakang rumah Risa, "hmmmmm apakah masih jauh?" Mora sedikit mulai letih.

Alex spontan menundukan badan nya, seakan menyuruh Mora menaiki tubuhnya yang Tingg besar dan gagah.

Muka Mora memerah, Mora terlihat kiku dan mencoba meredam rasa malu nya, dengan cara menertawakan Alex.

Sepanjang perjalanan bersama Alex, Mora merasa ada sesuatu yang sangat mencolok, yah Tingg badan Alex, padahal Mora memiliki tinggi 168cm ditambah High heels 6cm seharusnya Mora tak terlihat begitu mungil disamping Alex.

"kamu sangat tinggi, aku menyukai tinggi badan mu." Puji Mora.

Sedangkan Alex hanya tertawa, melihat Mora yang hanya mengenakan sendal jepit sedari tadi. Mora tak paham mengapa Alex menertawakan nya,

"Jalan berbatu" peringatan Alex.

Ini sudah hampir sampai di halaman belakang, Mora pun berhati-hati serta memperhatikan jalan berbatu, saat kakinya menendang batu kecil ia kaget. Sepertinya sedari tadi berjalan Mora merasa sangat nyaman.

Mora baru menyadari bahwa Sepanjang perjalanan ia hanya mengenakan sendal jepit. Ia pun mengerti kenapa Alex menertawakan nya sedari tadi.

"kamu terliha lucu" puji Alex.

Mora hanya mengerenyitkan dahinya sembari menahan tawanya.