Chereads / CINTA MORA (slow update) / Chapter 2 - Pikiran kotor

Chapter 2 - Pikiran kotor

Diam tak berkedip bahkan nafas pun tertahan begitu melihat Mora hadir dari balik pintu, 

"yaaah, paket atas nama Mora?" tanya Mora

"hello,..."  Mora melambaikan tanganya di depan Kedua bola mata tukang paket, berharap tukang paket sadar. Karena tukang paket terlihat mematung.

"Mas, bisakah segera memberikan paket saya!" dengan suara keras karena jengkel tak juga memperoleh respon.

"eh, i...iya maaf. Ada paket atas nama Mora" menyodorkan paket yang terbungkus rapi dan berwarna coklat muda, dengan ukuran cukup besar mungkin sekitar 30x40cm. "ini silahkan di tan...tanda...tangani, mba" dengan gugup dan gemetar tukang paket memberikan pulpen nya.

Mora yang jengkel, segera menandatangani bukti penerimaan barang dan membayar sesuai tagihan, "ini" dengan sinis mengembalikan pulpen.

"te...te...terimakasih, mbak Mora! Oh ya,  saya Perkenalkan sa..Saya Joe pengganti kurir sebelumnya, dan akan terbiasa memegang rute sini, maaf jika ada keterlambatan, karena saya baru, jadi belum begitu hafal jalan." Sembari menundukan kepalanya, dihadapan Mora 

"pantas saja, Mas Joe tahu kan jika menunggu itu melelahkan?" dengan muka jengkel.

"mo...mohon maaf, mba" dengan nada rendah

"Okey, untuk berikutnya tolong diperbaiki" sembari menutup pintu dengan kencang.

Brakkkkk…, 

"Astaga," apa yang barusan aku lihat? Pemandangan yang sangat i..indah, ternyata bidadari itu benar adanya, Sembari menaiki motor, fikiran ku mulai jorok dan seperti hewan liar yang bebas kemana-mana.

Bagaimana tidak, gadis cantik bertubuh indah mengenakan pakaian tipis sehingga BH nya terlihat jelas, sangat jelas terlihat olehku ia memakai dalaman berwarna kemerahan, tidak hanya itu bahkan belahan payudara nya terlihat, dari ukuran nya seperti nya dia mengenakan size 36 B "Aghhhh… sial, membuat aku tak berdaya…." 

Joe bergegas kembali melanjutkan perjalanan nya, tak begitu saja, Joe beberapa kali menoleh ke rumah Mora mungkin Joe berharap Mora akan terlihat walaupun dari kejauhan.

Dengan lambat Joe menarik gas motornya, "Sial, aku selalu membayangkan penampakan dibalik baju Mora," dengan sesekali memukul helm nya, berharap bisa kembali fokus.

Wajahnya yang cantik, tubuhnya yang putih bening ingin sekali menyentuhnya, apalagi bisa memilikinya! Ah menikmatinya saja cukup bagi ku, Body nya yang aduhai, mana mungkin aku tak terkagum-kagum dengan hal satu itu, mulai berfikir kotor otak ini.

"Bagaimana tidak. Sudah setahun lebih aku menduda wajar saja aku sangat merindukan hal itu" pungkas Joe.

Yah, istri Joe memilih meninggalkan Joe karena sifat dan sikap Joe yang menyimpang, Joe memiliki kelainan dalam berhubungan intim atau yang dikenal dengan sadomasokisme.

Karena kelainan itu membuat istri Joe tersiksa lahir dan batin, bagi penderita sadomasokisme untuk mencapai kepuasan seks mereka harus melukai pasangan nya sendiri dan bahkan suatu keadaan mengharuskan dia menyakiti dirinya sendiri untuk menggapai orgasme. Itulah sebabnya pernikahan Joe dan istrinya Seruni hanya bertahan 6 bulan, dimana Seruni berhasil kabur dan menggugat cerai Joe melalui persidangan yang sengit. 

Padahal jelas sekali, bukti fisik telah dimiliki Seruni,  tapi karena Joe memiliki pengacara yang handal dan hebat sehingga Joe bisa terbebas dari hukuman penjara. 

Setelah kejadian itu Joe memilih meninggalkan kediaman orang tua nya yang mewah, dan mangkir dari tanggung jawabnya sebagai CEO perusahaan ternama. Maklum ia adalah pewaris tunggal kekayaan keluarga nya, ibu Joe sangat menyayangi Joe sehingga apapun yang Joe inginkan ia tak mampu melarangnya. Joe berkelana kesana kemari berharap menemukan keberadaan Seruni.

Semenjak Seruni pergi dari hidup Joe, Joe seperti kehilangan nyawanya, karena sesungguhnya Joe amat menyayangi Seruni. Joe memang sangat mencintai Seruni, gadis yang ia nikahi i  sangat belia yaitu di usianya yang baru menginjak 16 tahun. Karena Seruni ialah gadis polos dari desa yang berwajah cantik dan bertubuh indah sama seperti Mora hanya saja Seruni memiliki postur tubuh yang lebih munggil.

Ya, Seruni hanya memiliki tinggi sekitar 150 cm sehingga dia terlihat sangat menggemaskan, sedangkan Mora memiliki tinggi badan dan postur yang ideal untuk orang Asia. Dari warna kulit pun sedikit berbeda, Seruni memiliki kulit kuning langsat layaknya orang melayu. Sementara Mora,  kulitnya putih kemerah-merahan, apalagi jika terkena sinar matahari, muka Mora dalam sekejab memerah seperti udang bakar. "agh, sungguh membuat ku merasa bernyawa lagi!".

Selera Joe sangat tinggi, itu sebabnya saat melihat Mora Nafsu dalam dirinya langsung menggeliat, gadis cantik dengan ukuran payudara 36 B dan putih mulus tidak ketinggalan putingnya yang pink merona. Semua menggelayuti otak kotor Joe.

Brakkkkk…

Beberapa paket yang dibawa Joe terjatuh, sehingga berceceran di jalan raya. "Astaga," gerutu Joe, segera Joe memarkirkan motornya di sisi jalan, dan memungut paket yang berserakan. 

Triiiiitttt….

Sebuah mobil berhenti dengan mendadak, tepat diroda depan mobil itu ada paket yang hampir terlindas.

Dan dari kejauhan tampak seorang ibu yang kita-kita berusia seperti ibuku, yaitu sekitar 43 tahun an turun, dengan mengenakan seragam komplit,  sepertinya dia berprofesi sebagai guru atau dosen, karena Wajahnya sangat keibuan, itu yang kutangkap.

"aduh Gimana sih, perjalanan saya jadi terhambat, memang tidak bisa hati-hati? Memang kamu bisa mengganti waktu saya yang terbuang?!" pungkasnya dengan kesal.

"maaf Bu!" sembari mata ku memandangi seragam nya, ternyata tak sedermawan seperti pandangan ku sebelumnya, ibu ini sangat galak. Sembari ku bersegera mengambil paket di dekat ban mobilnya. "mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya telah menghambat perjalanan ibu!" dengan nada pelan aku berusaha memperoleh simpati ibu tersebut.

"huh.. Mangkanya hati-hati, punya mata kan? Ga tau orang buru-buru, huhhhhhh" dengan nada sangat Tinggi.

Ibu itu pun langsung meninggalkan Joe yang masih memegang paket di tangan kanan dan kiri nya. Tanpa mengiyakan ucapan dan permohonan maaf Joe.

Tinttttttt.. 

Tinttttttt…

Tinttttttt....

Seolah menyuruh ku menyingkir dari bahu jalan. "capek juga jadi babu, sialan dasar orang kaya baru" celetuk ku.

Kulirik jam ditangan,  "Astaga, sudah jam 3." nampak panik Joe berlari menuju motornya, dengan sedikit kerepotan membawa paket-paket yang berhasil ia pungut. 

Brakkkkk…. 

Beberapa paket kecil jatuh dari genggaman nya, a

Joe harus beberapa kali botak balik memunguti paket yg tercecer, 

"huh, akhirnya….." sambil mengusap keringat di kening nya dengan sapu tangan. "Punggung ku terasa basah, lengket Aghhhh…. Menyebalkan!" Joe sembari melepaskan jaket coklat nya.

Mana mungkin aku bisa mengantar kan paket sebanyak ini, sedangkan sekarang sudah sore. Semua karena aku terlalu terlena akan kecantikan Mora, sampai waktu ku habis memikirkan nya. "ga bisa dibiarin,"

Dengan mengatur strategi dan siasat di otaknya agar bisa bertemu dengan Mora sesering mungkin, Joe memang  memiliki watak yang keras dan ambisius apa yang dia inginkan harus didapatkan dengan cara apapun. 

Semakin sulit ia mendapatkan sesuatu maka akan semakin menggila ia berusaha, ia bahkan tak memperdulikan resiko yang ia terima. Apalagi resiko ditolak cintanya, baginya kepuasan hanya untuk nya tidak berlaku untuk orang lain. 

"harus….harus…. Mora hanya milikku seorang" dengan membulatkan tekadnya