Sante sampai duluan di lokasi tubuh Arina jatuh tadi. Saat melihat tubuh mungil itu terkulai lemas tak berdaya dalam posisi telentang dengan sungai darah kecil di sudut mulutnya, Sante benar-benar panic!!
"A..ri..na…." bisiknya pilu sambil mendekati gadis tersebut. Rasa bersalah yang hebat mendera batinnya. Jangan begini… tolonglah….
Tangannya bergetar hebat sementara air matanya terus bercucuran deras di kedua pipinya. Ia menyesal! Sangat menyesal. Tidak seharusnya ia gelap mata atas provokasi kata-kata Arina tadi. Sekarang, ia menerima akibatnya…
Tapi, sebelum ia berhasil menyentuh tubuh gadis tersebut, sebuah tangan lain menahan gerakannya. Hayden.
"Biar aku saja…" kata Hayden sambil memegang pergelangan tangan gadis tersebut dengan wajah serius. Sebelum bergabung dengan Geng Tengkorak, dulu Hayden adalah seorang dokter medis yang seringkali bekerjasama dengan yayasan internasional dan bertugas di garis belakang untuk negara-negara rawan konflik sebagai bagian dari tim medis lapangan.
"Kondisinya gawat.."
"Kita harus segera membawanya ke dalam markas…"
Tanpa menunggu lagi, Hayden langsung menggendong tubuh malang Arina dan bergegas masuk ke dalam markas besar bersama Rick. Hanya Sante yang terdiam sendirian di luar sambil menangis tersedu-sedu sambil meratapi diri. Ditemani oleh para anggota Geng Tengkorak lain yang mencoba menghibur dirinya.
..................….
Di dalam markas….
Hayden membaringkan Arina di dalam mengecek nadi Arina sekali lagi sambil mengerenyitkan keningnya. Tapi kemudian ia mengecek detak jantung serta tekanan darah gadis tersebut dengan teliti. Sebuah senyum kecil lalu muncul di wajahnya setelah ia selesai melakukan semua prosedur tersebut.
"Kau boleh membuka matamu…"
"Pufffffffffffffffff…." Arina tiba-tiba langsung duduk sambil menyemburkan darah palsunya dengan sengaja ke wajah Hayden dan langsung ditepis oleh pria bongsor tersebut.
"Ewwwwwwwwwwwwww...please, Arina…"
"Kau benar-benar keterlaluan malam ini…" protes Rick sambil duduk di samping "mantan ketuanya" tersebut dan menggunakan punggung tangannya untuk mengecek suhu di dahi gadis itu. "Kau beneran tidak apa-apa?"
"Yah, kepalaku agak puyeng sedikit sih. Tenaga beruang itu benar-benar luar biasa tadi…." dengus Arina sambil menghela nafas panjang dengan tampang pasrah. Sementara kedua pria yang sedang bersamanya hanya terkekeh geli. Sejauh ini, rencana mereka berjalan mulus. Akting Arina berhasil menipu Sante. Sangat sukses malah!
"Bagaimana keadaannya?" tanya Arina prihatin. Biar bagaimanapun, Sante adalah salah satu orang terdekatnya. Menipunya seperti ini untuk melancarkan strategi mereka saat menghadapi perang besar nanti, rasa-rasanya terlalu kejam untuknya.
"Ini terakhir kalinya aku mau membantumu dengan ide konyol ini…"
"Dan kau berhutang banyak jawaban pada Sante. Setelah semua ini berakhir, kau harus menjelaskan pada semuanya. Tidak ada tawar-menawar lagi…" kata Hayden tegas. Arina mengangguk.
Ia merasa sangat bersalah pada Sante, tapi biar bagaimanapun, cara ini harus ditempuh supaya Sante bisa naik menjadi ketua secara "sah" di mata para anggota geng lainnya. Arina tahu, Sante tidak akan pernah mau bersaing dengan dirinya untuk urusan yang satu ini. Tradisi penunjukan langsung untuk regenerasi ketua geng berikutnya juga tak pernah ada sebelumnya, bahkan cenderung diharamkan karena Geng Tengkorak hanya menggunakan standar "terkuat" sebagai pemimpin mereka berikutnya. Karena itulah….
Dengan sangat terpaksa, Arina harus menempuh cara ini.
Dengan cara membuat Sante seakan-akan telah "mengalahkan" dirinya, ia akan membuat pemuda tersebut merasa bersalah pada Arina sehingga akan lebih mudah untuk gadis tersebut mengatur strategi perang dengan menggunakan Sante sebagai "bonekanya" dalam pertempuran terbuka secara langsung. Arina sendiri hanya tinggal mengatur rencana dari belakang serta memikirkan celah dimana pasukan bantuan bisa masuk saat mereka bertempur dan langsung mengalahkan musuh dalam sekali serang.
Arina juga tahu kalau rasa cinta dan hormat Sante pada geng ini sama besarnya dengan dirinya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menitipkan kepengurusan geng secara langsung kepada Sante. Sementara dirinya, akan ikut memantau dari belakang saja.
"Hayden….tolong panggil Sante masuk…" kata Arina lagi sambil memulas wajahnya supaya terlihat pucat dan tak lupa, ia juga membuat sudut bibirnya terlihat agak bengkak.
"Bagaimana penampilanku?" tanya Arina sambil nyengir kepada Rick sebelum pria itu keluar.
"Benar-benar menyedihkan…"
....................
Keadaan Sante benar-benar berantakan ketika pria ia masuk ke dalam markas untuk menengok keadaan Arina yang "menyedihkan" akibat dahsyatnya daya ledak pukulannya. Dengan wajah kuyu dan pilu, Sante lalu duduk di sebelah tempat tidur sambil menggenggam tangan Arina dengan lembut sekali. Seakan-akan tangan tersebut terbuat dari porselen yang sangat rapuh.
"Arina….hiks..hiks…"
"Maafkan aku…..hiks…"
"............"
Arina masih terdiam dalam tidurnya dengan mata terpejam padahal jauh di dalam hatinya, ia sudah tertawa keras sampai menangis berguling-guling dan memegangi perutnya. Keadaan Hayden dan Rick juga tak jauh beda. Sambil bersembunyi dan pipi menggembung, setengah mati mereka berusaha menahan tawa membekap mulut mereka sendiri kuat-kuat dengan kedua tangan mereka.
Wajah Sante benar-benar menggemaskan. Arina benar-benar geli dan ingin tertawa ngakak, tapi terpaksa ditahannya keinginan itu kuat-kuat.
"San….te…." bisik Arina "lemah" sambil pura-pura hendak memegang pria tersebut dengan tangan bergetar.
"Ya, Arina…" balas Sante dengan khidmat. Kedua matanya bengkak oleh air mata dan ingusnya juga ikut meler bersama-sama. Arina benar-benar merasa jijik dan geli di saat yang bersamaan, tapi ia tetap harus mempertahankan aktingnya yang sempurna di depan Sante. Untuk sekarang.
"Mulai malam ini….. aku menobatkan kau sebagai ketua baru Geng Tengkorak…."kata Arina lemah sambil menempelkan tiga jarinya yang sudah bernoda darah ke atas kening Sante sebagai lambang penobatan ketua baru Geng Tengkorak sesuai tradisi yang diwariskan Dicky Valdez kepadanya setahun yang lalu.
Sah sudah. Kini, Sante adalah ketua baru Geng Tengkorak.
Tubuh Sante bergetar saat ia menerima tanda penobatan tersebut di dahinya. Ia merasa ber..beda. Tapi tetap saja….
"Kenapa, Arina?"
"Kenapa harus begini?"
"Kenapa kau harus mengundurkan diri?"
"Kenapa kau menunjuk kami bertiga?"
Dan banyak lagi pertanyaan kenapa lainnya.
Arina menghela nafas panjang sambil berkata, "Karena ternyata dunia jauh lebih luas dari apa yang kita bayangkan, Sante…"
Sejak Arina mendapat kabar tentang afiliasi para geng yang bermaksud mengeroyok Geng Tengkorak tempo hari, ia lalu melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap semua lawan-lawannya. Dan semua fakta yang ia temukan, benar-benar membuatnya kaget bukan kepalang!
Semua geng-geng besar yang bersatu melawannya ternyata disuplai oleh beberapa kelompok mafia bawah tanah yang memang tidak menyukai keberadaan Geng Tengkorak sejak jaman kepemimpinan Dicky Valdez. Keberadaan musuh rahasia ini memang tidak terdeteksi dan sangat rapi. Hanya berkat kepandaian jaringan mata-mata Klan Levy saja sehingga akhirnya keberadaan mereka bisa terlacak jelas. Para geng tersebut hanya dijadikan sebagai pion garis depan saja. Sementara musuh sebenarnya masih tersembunyi di dalam kegelapan. Klan Judas.
Klan Levy sendiri bukan hanya sekedar berbaik hati ketika Kakek Dom menawarkan bantuan mereka untuk mengalahkan para geng tersebut. Dengan mengalahkan semua afiliasi geng-geng besar dari 2 jalur pesisir utama di barat dan utara, secara otomatis, Klan Levy akan mampu memonopoli semua jalur perdagangan yang terdapat di 2 pesisir tersebut. Sementara Arina juga akan mendapatkan keuntungan besar yaitu ia tetap bisa menjaga warisan Dicky di bawah kendalinya sementara Geng Tengkorak akan tetap bergerak di bawah perintah Sante yang merupakan tangan kanannya. Sejauh ini, mereka juga sudah menguasai pesisir barat dan timur. Jika gabungan kekuatan mereka bisa menguasai 4 pesisir utama di dataran Sierra, Klan Levy dan Geng Tengkorak akan menjadi gabungan dari 2 kekuatan raksasa yang tidak akan tergoyahkan oleh siapapun dalam radius waktu 30 tahun ke depan!
"Sante, aku percaya kalau kau akan menjaga saudara-saudara kita dengan baik. Jauh lebih baik dariku…"
"Kau mau ke mana, Arina?" tanya Sante pilu dengan ekspresi wajah sangat memelas.
Jangan pergi…kumohon….
"Aku…harus… pergi ke suatu tempat, Sante…" bisik Arina lirih. Nafasnya sedikit tersengal.
Rasa bersalah yang tajam kembali menyengat hati Sante.
"Ja..ngan pergi, Arina. Kumohon….tinggallah di sini…."
"Aku akan melakukan semua yang kausuruh, Arina…asalkan kau jangan ke mana-mana…please.."
Nah, ini dia!!
Sepasang kumis dan kuping rubah imajiner muncul di kepala Arina. Hohohoho….
"Sante….."
"Ya??"
"Kau bersungguh-sungguh pada ucapanmu barusan?"
"Ya, Arina…"
"Benar??"
"Ya!!!"
"Baguslah kalau begitu…" kata Arina sambil melompat bangun dari kasurnya. Kedua bola mata Sante langsung melompat keluar dari rongganya!
"Eh?????"
Suara tawa yang luar biasa keras tiba-tiba terdengar dari salah satu sudut ruangan. Hayden dan Rick lalu keluar dari persembunyian mereka sambil terus tertawa sampai menangis dan memegangi perut mereka.
"Kau benar-benar parah, Arina!! Kami tak kuat lagi….hahahahahahahaha!!!!"
Arina sendiri menyeringai dengan sangat lebar saat melihat wajah polos Sante yang masih terbengong-bengong dengan bodohnya.
"Ja…jadi….kalian…..kalian me….ni…pu…ku??" kata Sante dengan mata berkedip-kedip cepat tak percaya.
"Maaf, Sante…" kata Arina lagi ketika ia melihat kalau Sante mulai naik darah lagi.
"Tapi sekarang, aku benar-benar serius…."
"Ada perang besar yang akan terjadi dalam waktu 2 minggu ke depan.."
"Dan kita harus benar-benar mempersiapkan diri mulai dari sekarang…."
.