Chereads / THE ROOMMATE 2 : SIDE STORIES (21++) / Chapter 24 - 23 ARINA & LEO : MASA LALU ARINA

Chapter 24 - 23 ARINA & LEO : MASA LALU ARINA

Arina menatap lembaran-lembaran dokumen di hadapannya dengan mata melotot lebar. Di sana terdapat berbagai informasi lengkap seputar dirinya secara mendetail dan akurat. Tanggal kelahirannya, warna kesukaannya, ukuran sepatunya, bahkan sampai ukuran dalamannya!!! Semuanya tercatat secara terperinci dan sangat jelas!

Kedua mata Arina mengerjap-ngerjap tak percaya ketika tiba-tiba salah satu lengan Leo merangkulnya dari samping dan bibir pemuda itu melayangkan ciuman mesra ke salah satu pipinya.

"Kenapa?" tanya Leo heran.

"Ka…kau menguntitku??"

"Tidak…."

"Ta…tapi…semua informasi ini…semua data ini…. kau dapat dari….." kata Arina terbata-bata.

"Dari anak buahku.."

"Berarti benar kan kau menguntitku?" balas Arina sebal sambil bersiap memukul Leo tapi tangannya langsung ditahan dengan sigap oleh pemuda tersebut. Kedua mata sayunya lalu memandang Arina dengan tatapan yang sangat serius.

"Karena aku merasa perlu tahu lebih banyak tentangmu, Arina…"

"Kenapa??" tanya Arina tak habis pikir.

Mereka belum lama kenal dan baginya, Leo masih terasa seperti orang asing walaupun mereka sudah beberapa kali mengadakan hubungan badan.

"Aku juga tak tahu…" jawab Leo jujur. Terus terang, ia juga bingung menjawab pertanyaan gadis tersebut. Ia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Seperti jantungnya yang terus berdebar tak keruan saat berada di dekat gadis tersebut. Lalu, ketika pikirannya selalu terbayang-bayang sosok Arina saat ia berjauhan dengan dirinya. Kemudian, saat hidungnya merasa kalau wangi cologne mawar Arina terasa sangat segar di indra penciumannya. Ia banyak berkenalan dengan perempuan lain yang jauh lebih cantik dan menggairahkan daripada Arina. Tapi di matanya, mereka lebih terlihat seperti serangga pengganggu. Apalagi ketika mereka mengetahui statusnya sebagai satu-satunya pewaris Klan Levy yang terkenal sangat kaya dan berkuasa. Tambah parahlah semua alasan perempuan itu untuk mendekati dirinya….

Tapi Arina berbeda…

Ia tak pernah seperti itu terhadap dirinya. Dari menit pertama Leo melihat gadis ini, ia sudah jatuh. Sedalam-dalamnya. Meluluhlantakkan dunianya tanpa nalar dan logika. Dan, mungkin sekali, gadis ini tak pernah menyadari bahwa ia sudah berhasil mencuri hati Leonard Levy. Seorang pangeran penguasa 3 Dunia di tangannya.

"Darimana kau tahu tentang Dicky?" tanya Arina curiga.

Mata Leo kembali menoleh ke arah Arina dan berkata.

"Aku tahu semuanya tentang dirimu, Sayang. Dan juga masa lalumu…"

Leo lalu mengambil salah satu dokumen dari atas meja. Di atas kertas terlihat sebuah gambar symbol yang rumit. Terlihat sangat berkelas dan elegan. Entah kenapa, Arina merasa sangat familiar dengan symbol tersebut.

"Klan Morgan. Salah satu dari 7 Bangsawan Atas yang hancur lebur saat terjadinya Pemberontakan Besar tujuh belas tahun yang lalu…"

"Gambar symbol ini adalah milik keluargamu, Arina…"

"Arina Morgan…"

"Itu nama lengkapmu…"

Mata Arina langsung membulat lebar-lebar saat mendengar kalimat tersebut.

............…..

17 tahun yang lalu...

Sebuah kegemparan besar-besaran terjadi di Dunia Pertama. Salah satu kekaisaran paling tua di dunia, Kekaisaran Elysium yang sudah berusia ratusan tahun tiba-tiba roboh karena pemberontakan menyeluruh dari para rakyatnya yang dipimpin oleh salah satu orang dalamnya sendiri, Jenderal Abigail. Saat itu keadaan sangat kacau dan Klan Levy pun turut terkena dampak akibat kejatuhan kekaisaran tersebut. Para keluarga kerajaan dan bangsawan merupakan mitra bisnis turun temurun dengan Klan Levy dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan selama ratusan tahun. Dan kini, hampir sebagian besar pendapatan mereka pun menguap hilang dengan adanya pemberontakan tersebut. Tapi, Klan Levy tak tinggal diam. Secara rahasia, mereka turut membantu para partner bisnis mereka untuk melarikan diri dan mengungsi ke negara-negara netral di Dunia Kedua. Akan tetapi, sebaik-baiknya mereka berusaha tetap saja tidak bisa menyelamatkan semua orang yang dulu pernah menjadi mitra setia mereka. Hampir sebagian besar anggota keluarga kerajaan dan 7 Bangsawan Atas yang menjadi pendukung setia keluarga kerajaan, sudah ditangkap pihak rakyat dan terancam hukuman pancung di depan umum. Keluarga 7 Bangsawan Atas pun tercerai berai serta berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing saat itu.

Ketika peristiwa itu terjadi, Arina masih berusia 4 tahun. Gadis paling muda diantara 4 bersaudara dan ia menyaksikan kota tempat tinggalnya terbakar menjadi abu di depan matanya sendiri. Saat itu ia sedang melarikan diri dengan barang-barang seadanya yang bisa dibawa dari dalam rumah mewah mereka. Hanya ada ibu dan kedua saudaranya yang semuanya perempuan yang berhasil kabur hari itu dari peristiwa Pemberontakan Besar. Sementara ayah dan kakak sulungnya tertangkap dan dihukum mati keesokkan harinya.

Pada akhirnya, mereka berempat berhasil menyewa sebuah rumah kecil di salah satu negara Dunia Kedua dan menyembunyikan identitas diri mereka serapat-rapatnya sambil menunggu keadaan politik kembali stabil dan tenang.

Sulit.

Karena ibu dan kedua kakak perempuannya terbiasa dimanjakan dengan kemewahan selama mereka berada di dalam kekaisaran dulu sehingga ketika mereka harus menyesuaikan diri dengan kehidupan biasa, itu menjadi sebuah masalah yang sangat besar.

Satu persatu barang berharga di rumah mulai dijual satu persatu untuk bisa memenuhi gaya hidup mereka yang boros dan glamor. Lalu, kedua kakaknya dipinang sebagai selir bagi para saudagar kaya dengan bayaran sejumlah besar uang. Terakhir, Arina sendiri yang dijual oleh ibu kandungnya. Beruntung, saat itu Dicky datang dan berhasil menyelamatkannya.

.........….

Mata Arina tak berhenti membaca lembaran-lembaran dokumen di dalam genggaman tangannya.

"Kau juga memiliki tato lambang kebangsawanan itu. Di sini…" kata Leo sambil mengelus salah satu belakang cuping telinga Arina.

"Dan, apakah kau tahu? Dicky pun termasuk dalam 7 Bangsawan Atas. Nama klannya, Valdez adalah pemimpin tertinggi di antara 7 Bangsawan Atas."

Mata Arina kembali melotot lebar-lebar sebelum kemudian, Leo melanjutkan ceritanya.

"Valdez, Kerith, Shafira, Zalwa, Nadeb, Morgan, Kehlua adalah nama keluarga dari 7 Bangsawan Atas tersebut…"

"Lalu, ketika Dicky menemukanmu pun, mungkin karena ia merasa bertanggungjawab terhadap dirimu. Sebagai seorang kakak yang telah menemukan adiknya yang hilang. Tidak lebih dari itu. Cinta kalian adalah cinta platonik. Tidak kurang, tidak lebih. Cinta persaudaraan. Hanya sekedar rasa sayang yang tulus antara kakak beradik…"

Arina tertegun.

Begitukah? Rasanya… masuk akal juga.

Mengingat ketika Dicky masih hidup, pemuda tersebut sama sekali tidak pernah melakukan hal tak senonoh kepadanya.

"Perasaanku padamu….aku tidak bisa mendeskripsikannya. Sekarang. Ini juga hal yang baru untukku. Maaf…"

"Tapi yang pasti…. aku benar-benar tidak akan pernah menduakanmu atau mengecewakanmu…"

"Aku janji…" kata Leo gugup.

Sorot mata Arina melembut dan ia mengecup pipi Leo sambil bersandar di ceruk leher pemuda tersebut. "Aku tahu. Tidak apa-apa, kita coba hubungan ini bersama – sama ya?"

Leo balik merengkuh Arina di dalam pelukannya. Mengecup puncak kepala gadis tersebut dan tak lama, mereka pun tertidur pulas sambil berpelukan di atas sofa.

...........

Ada rahasia lain yang tidak Leo sampaikan kepada Arina yaitu….

Bahwa Arina dan Dicky Valdez sudah terikat perjanjian pertunangan sebelumnya.

Dan ada rahasia lain yang Arina dan Leo tidak tahu yaitu….

Bahwa perjanjian pertunangan tersebut dilakukan atas dasar desakan Dicky Valdez kepada kedua orangtuanya. Bahwa ketika sejak mereka berdua bertemu pertama kali dan Arina masih berusia 3 tahun, hati Dicky sudah terpaut pada gadis tersebut.

..........

18 tahun sebelumnya, setahun sebelum Pemberontakan Besar terjadi…

"Hei, janji ya?" kata pemuda tersebut sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke depan gadis cantik bermata bulat dengan rambut hitam bergelombang tersebut.

"Apaan??" tanya gadis kecil itu dengan wajah tak suka.

"Janji dulu…" kata Dicky setengah memaksa gadis mungil tersebut membuat janji dengan menautkan jari kelingking mereka satu sama lain.

"Kalau kau tidak akan jatuh cinta pada laki-laki lain selain diriku…"

Wajah anak perempuan tersebut berkerut bingung, "Jatuh cinta? Apa itu?"

"Yah…seperti papa mamamu begitu. Pasangan. Laki-laki dan perempuan…"

"Ooooo…." kata anak perempuan tersebut dengan mata berbinar secerah bintang.

"Karena cuma aku yang boleh menjadi pasanganmu. Pengantin laki-lakimu satu-satunya…"

"Ish..seenaknya.." cibir anak perempuan itu sebal sambil membuang muka dan berlari menjauh sambil memeletkan lidahnya.

"Hey.....aku serius!!!" kata anak remaja laki-laki tersebut sambil mengejar langkah gadis kecil itu.

"Namaku Dicky. Dicky Valdez…"

"Kalau namamu?? " tanya Dicky keras-keras.

"Arina Morgan…." jawab gadis kecil itu sambil tersenyum.

Tahun itu, Dicky Valdez genap berusia 15 tahun dan Arina 3 tahun. Tapi takdir sudah mulai merangkai cerita mereka berdua sejak saat itu.