#11
Her is Mine
"Goblok!"
"Bego!"
"Nggak tau diri!"
"Miskin lagi!"
Umpatan demi umpatan Kira tuturkan bahkan gadis itu tidak menyadari seseorang yang telah mengamatinya sejak Kira turun dari mini bus tengah tersenyum.
Tiba-tiba langkah Kira terhenti saat seseorang kini tengah berdiri didepannya dengan senyum penggoda yang tentunya membuat Kira muak melihatnya.
Tubuh Kira tertarik saat laki-laki didepannya kini tiba-tiba memeluknya dengan erat.
"I miss you Kira" bisik laki-laki itu membuat bulu kuduk Kira merinding. Bagaimana tidak merinding jika laki-laki itu berbisik tepat didaun telinganya dengan suara serak basahnya.
Kira segera mendorong tubuh laki-laki itu hingga pelukan itu terlepas.
"Najis! Jijik! Ternodai gue!" ujar Kira dan seolah-olah menghapus jejak pelukan laki-laki itu dengan pandangan jijiknya.
"Lo nggak kangen sama gue apa?" ujar laki-laki itu dengan wajah sok sedihnya. Gadis didepannya sudah banyak berubah ternyata tidak seperti dulu saat masih menjadi kekasihnya.
"Kangen sama mantan? Najis anjing!" ujar Kira menatap sinis laki-laki bernama Geo itu.
Tiba-tiba sebuah tangan meraih bahu Kira membuat gadis itu yang masih sibuk menghapus jejak pelukan Geo mendongkak dan terlihatlah Atha sedang menatap Geo tajam.
"Lo siapa?" tanya Atha datar membuat Geo mengernyit bingung.
"Seharusnya gue yang tanya gitu. Lo siapa main rangkul mantan gue?" jawab Geo dengan wajah santainya.
Kira melotot ingin sekali merauk wajah Geo. Inikah yang dinamakan mantan nggak tau diri? Dan seketika Kira menyesal masih menganggap laki-laki itu sebagai mantan kekasihnya.
"Lo cuma mantan jadi nggak usah banyak bacot." ujar Atha datar.
Geo menatap Atha dengan tawa renyahnya dan menatap Atha dan menghembuskan nafasnya.
"Mungkin detik ini gue mantannya tapi detik berikutnya gue bakal jadi pacarnya." ujar Geo menatap Atha sebentar lalu mengalihkan pandangannya kearah Kira.
"Kir balikan yuk." ujar Geo santai.
Bugh.
Satu pukulan telak menghantam pipi kanan Geo dengan cepat membuat laki-laki itu terhuyung mundur.
Mata Kira melotot dan menatap Atha yang sedang terengah-engah setelah memukul Geo. Kira tidak menyangka Atha yang dikenal sebagai murid teladan bisa melakukan hal tersebut.
Dan seketika seluruh murid mengerubungi mereka membentuk sebuah lingkaran menatap Atha dengan wajah takjub juga tak menyangka.
"Jaga kelakuan lo." ujar Atha menatap Geo tajam. Emosi laki-laki itu sedang berada dipuncaknya sekarang dan sepertinya Geo harus berhati-hati dengan Atha sekarang.
Geo mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah dan meludah tepat didepan Atha.
"Seharusnya lo yang jaga kelakuan lo brengsek!"
Bugh.
Geo melayangkan pukulan keras dipipi Atha membuat Kira dan seluruh murid memekik keras saat melihat Atha sedikit terhuyung kebelakang.
"Brengsek!" umpat Atha matanya kini menggelap marah membuat Kira merasa hal besar akan terjadi jika tidak dihentikan sekarang.
Atha ingin melayangkan pukulan kearah Geo hingga sebuah pelukan menghentikan Atha.
"Berhenti Tha." gumam Kira memeluk Atha erat dia tidak ingin citra Atha sebagai murid teladan rusak hanya karena mantan brengseknya.
"Gue mohon berhenti! Kalau nggak gue ngambek!" ujar Kira ngawur membuat Atha menghembuskan nafas beratnya dan menurunkan tangannya yang tadi ingin memukul Geo.
Kira melepas pelukannya dengan nafas lega setidaknya Atha bisa dikendalikan untuk sekarang.
"Hei Mantan! Lo nggak bisa mati aja kah?" ujar Kira menatap Geo dengan wajah marahnya gadis itu sudah terlanjur kesal dan ingin sekali melempari Geo dengan parang.
"Kalau gue mati ntar kita nggak jadi balikan dong." ujar Geo santai.
Atha yang emosi masih setengah reda menatap Geo tajam dan Kira peka akan hal itu dan entah bagaimana tangan Kira meraih tangan Atha dan menggenggamnya dengan erat.
Kira menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya dengan keras.
"Lo tau prinsip gue kan? Nggak ada dikamus gue kalau gue bakal balikan sama mantan jadi mending lo jangan mimpi ataupun ngayal kalau gue bakal balikan sama lo! Lagian juga gue udah punya cowok bego!" ujar Kira dengan wajah sinisnya membuat Geo mendengus tak suka.
"Jadi mending lo mati aja udah sana! Malu-maluin keluarga Leonardo!" ujar Kira dengan tampang mengejeknya dan setelah itu pergi bersama Atha yang mengikuti gadis itu dengan tenang.
Gerombolan murid yang tadi mengerubungi Kira, Atha dan Geo sejak tadi hanya terdiam mendengar dan melihat apa yang terjadi dan memikirkan sesuatu jikalau dirangkum menjadi sebuah kalimat.
'Sejak kapan Kira dan Atha menjadi dekat?'
...
Kira meringis saat menatap luka memar dipipi Atha dan menjulurkan tangannya untuk menyentuh luka dipipi Atha namun dengan segera Atha menghindari tangan Kira.
"Gue cuma pengen megang tau!" ujar Kira menatap Atha kesal.
"Emang sakit ya Tha?" ujar Kira sekali lagi membuat langkah Atha terhenti dan menatap gadis itu datar.
"Nggak." jawab Atha dan melanjutkan langkahnya diikuti oleh Kira disampingnya yang mengembungkan pipinya pertanda bahwa dia sedang bosan sekarang dan Atha melihatnya lalu tersenyum tipis.
"Eh tunggu!" ujar Kira membuat Atha berhenti dan menatap gadis itu bingung walau masih dengan raut wajah datarnya.
"Lo!" tunjuk Kira tepat didepan wajah Atha membuat laki-laki itu semakin bingung.
Kira mengeluarkan smirk andalannya dan menatap Atha dengan wajah sinisnya.
"Lo tadi cemburukan? Iyakan? Gue dipeluk Geo lo cemburukan? Ngomong aja elah!" ujar Kira membuat Atha yang tadi memasang wajah bingungnya kembali datar.
"Bukan urusan lo!" ujar Atha lalu melanjutkan langkahnya yang membuat Kira mengejar laki-laki itu dan melompat memeluk Atha dari belakang.
"Benerkan lo cemburu sama Geo. Jujur aja kenapa!" ujar Kira dan menoel-noel pipi Atha dengan wajah senangnya.
Atha menghentikan langkahnya dan menoleh kesamping menatap Kira yang masih memeluknya dari belakang atau lebih tepatnya bergelantungan dipunggungnya.
"Kalau gue cemburu terus lo mau apa?"
Fokus Kira yang tadi menatap pipi laki-laki itu kini menatap Atha dengan muka blanknya. Mata Kira mengedip-ngedip lucu membuat Atha berusaha menahan senyumnya.
"Iya ya kalau lo cemburu gue mau apa ya?" gumam Kira dan tanpa sadar dirinya sudah tidak bergelantungan dipunggung Atha lagi.
Atha berbalik dan menatap Kira yang masih sibuk dengam dunianya mencondongkan tubuhnya.
"Gue bukan cemburu tapi gue cuma nggak suka milik gue dipegang sama orang lain." ujar Atha tepat didepan wajah Kira dengan smirk tipisnya membuat Kira terkejut dan kemhali kedunia sebenarnya.
"Jadi lebih baik lo jaga diri lo jangan sampai ada yang nyentuh lo atau orang itu mungkin bakal menghilang dari hadapan lo." lanjut Atha dan segera melangkah pergi meninggalkan Kira yang masih dalam keterkejutannya.
Kira terdiam sejenak.
"Kok Atha lama-lama kayak Dilan anjir." gumam Kira mengingat ucapan Atha yang mengingatkannya dengan film yang digandrungi remaja masa kini.
"Ash nggak bisa Atha bukan cowok tukang gombal kayak Dilan jadi dia bukan Dilan!" ujar Kira membuang pikirannya soal Atha yang seperti Dilan.
"Tapi, kok sekarang gue nggak jadi nyesel jadian sama itu cowok batu ya." ujar Kira sebelum meninggalkan lorong sekolah yang sepi itu.