Chereads / Manere / Chapter 2 - Bab 2 : Roll Pink

Chapter 2 - Bab 2 : Roll Pink

"YAAMPUN KIRA! GUE CARIIN DIMANA-MANA LO MALAH ENAK-ENAK NANGKRING DISINI!" teriak Natasha menatap sahabatnya yang asyik memakan baksonya itu.

"Diem Nat! Gue lagi makan bego!" umpat Kira hampir saja dirinya tersedak karena ulah sahabatnya itu.

"Bodo amat! Yang gue tanyain lo kemana aja! Gue nunggu lo ditoilet! Kirain lo lagi boker disana! Tau tau udah nangkring di kantin aja lo!" ucap Natasha dan dengan kurang ajarnya merebut bakso yang sedang Kira makan.

"Makanan gue bitch!" umpat Kira namun diabaikan oleh Natasha dan itu membuat Kira ingin sekali melempar Natasha sekarang juga namun karna Natasha sahabat dari orok membuat Kira lebih memilih diam dan tak peduli.

"Woy bitch! Gue tanyain juga!" tegur Natasha menatap Kira yang sibuk dengan handphonenya itu.

"Gue disini aja! Udahkan! Gue mau cabut!" Kira berdiri hendak meninggalkan Natasha yang hanya bisa mendengus melihat kelakuan sahabatnya yang tidak pernah sama sekali berniat untuk sekolah.

"Mau kemana lo?" ujar Natasha menatap Kira yang hendak pergi dengan jengkel.

"Mau siap-siap clubbing lah! Emang lo pikir apa?" jawab Kira dan melangkah pergi menuju salon langganannya untuk mengecat rambutnya meninggalkan Natasha yang mencibir melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Kalau nggak niat sekolah kagak usah sekolah kali!" cibir Natasha yang hanya ditanggapi acuh oleh

Kira.

"Woy Tha!" teriak Zevan menghampiri Atha yang sedang berjalan santai menuju pakiran dimana motor ninjanya berada.

Atha hanya diam saat Zevan merangkulnya persis seperti pasangan homo. Dirinya memaklumi dengan tingkah Zevan yang memang hobby merangkulnya sejak SD.

"Kita pesta yuk!" ajak Zevan membuat Atha menghentikan langkahnya menatap Zevan datar.

"Buang-buang waktu!" ujar Atha lalu melengos pergi meninggalkan Zevan yang mendecih kesal.

"Ayolah Tha sekali-kali kita pesta! Berdua aja deh! Gue sama lo diapartemen lo gimana?" ujar Zevan memberi penawaran.

"Nggak!" jawab Atha datar dan menaiki motor ninja berwarna biru miliknya memakai helm miliknya.

"Eitss tunggu-tunggu!" cegah Zevan menghentikan Atha yang sedang memakai helm miliknya.

"Sekali nggak ya nggak lo nggak budek kan?" ujar Atha pedas membuat Zevan meringis mendengarnya.

'Kenapa gue tahan temenan sama codes ini ya!' batin Zevan meringis.

Zevan yang cerewet nggak ketulungan bertemu dengan seorang Atha yang dingin dan pedes itu mungkin mustahil.

Tapi ini kenyataannya.

"Santai dong Tha, ayolah sekali-kali kita party cuma makan pizza sama main game doang! Apalagi gue punya game baru nih!" bujuk Zevan membuat Atha sedikit terdiam.

Sekalipun laki-laki bernama Atha itu dingin dia tetaplah laki-laki seperti biasanya, yaitu seorang gamers. Bahkan jika datang diapartemen Atha pasti dapat ditemukan psp miliknya dengan berapa pajangan dirak miliknya yang kebanyak tokoh dalam game tersebut.

Zevan tersenyum sesaat, sahabatnya yang memang gamers itu sepertinya tergiur dengan iming-iming 'game baru' yang sama sekali Zevan tidak miliki itu.

"Oke!" ujar Atha membuat Zevan terpekik girang.

"Akhirnya mau juga lo! Nanti malem gue dateng kerumah lo ya!" ceplos Zevan tanpa sadar yang membuat Atha menatapnya tajam.

Zevan yang tersadarpun menyengir tanpa dosa.

"M maksud gue apartemen lo, iya apartemen lo kok!" ralat Zevan dengan wajah tanpa dosanya.

Atha hanya diam dan memakai helmnya.

"Kalau sampe lo dateng cuma bawa badan lo doang jangan harap lo gue contekin ulangan kimia besok! Dan pizza itu juga lo yang bayar!" ujar Atha tiba-tiba dan melajukan motornya meninggalkan Zevan yang sedang panik.

"Mampus! Gue game baru aja nggak punya! Kalau adapun itu nilep punya Atha! Lah sekarang gue harus cari dimana itu game baru?" ujar Zevan panik menggigit jarinya.

Apalagi Zevan bodoh soal kimia dan hanya Atha yang bisa ia andalakan. Lalu bagaimana kalau Atha tidak mau membagi jawaban miliknya karna sebuah game baru? Bisa mati dihajar ayahnya Zevan.

Athala berhenti disebuah supermarket untuk membeli beberapa minuman dan snack persediaan selama 1 bulan.

"Berapa?" tanya Atha dengan wajah datarnya.

"210.000 rupiah!" ujar pelayan tersebut dan Atha memberikan beberapa lembar uang kertas lalu berjalan keluar supermarket dengan santai.

Dukk.

Tanpa sengaja bahunya bersenggolan dengan bahu seseorang yang lebih pendek darinya namun Atha mengabaikan orang tersebut berjalan menuju motor yang terparkir didepan supermarket.

Bruum brumm.

Motor ninja milik Atha hendak pergi meninggalkan pelataran supermarket jika tidak tiba-tiba seseorang memegang bahunya dan secara heroik naik keatas motornya.

"Ayo jalan!" teriak gadis berambut panjang yang selalu menengok kearah belakang saat Atha menatapnya dari spion.

"Turun!" ujar Atha dibalik helmnya.

"Lo ngomong apa hah?!" ujar gadis itu dengan nada songongnya.

Atha mendecih menatap gadis yang ternyata masih menggunakan sebuah roll berwarna pink diponinya.

"Gue bilang turun! Pita suara lo nggak putus kan?" ujar Atha lebih keras yang justru mendapat tepukan keras dibahunya.

"Gue mohon jalan dong! Gue kasih imbalan apapun deh! Tapi sekarang pergi dulu dari sini!" terang gadis beroll pink itu.

"Ini kemauan lo!" ujar Atha akhirnya dirinya sangat malas untuk berdebat sekarang.

Brummmm.

"WOY JANGAN NGEBUT!!!" pekik gadis beroll pink itu yang diabaikan oleh Atha.

"Lo nggak budek kan?" ujarnya sedikit keras saat Atha justru mengabaikannya dan melajukan motornya kearah apartemennya.

Tak mempedulikan gadis dibelakangnya yang berpegangan dengan erat dengan pekikan kerasnya.

Ciiiiiiit.

Suara motor berdecit yang memekakan telingapun terdengar ditelinga Atha dan penumpang tak diharapkan itu.

Gadis itu turun dengan wajah masam dengan masih menggunakan roll berwarna pink dengan hoodie yang kebesaram ditubuhnya.

"LO BISA NGGAK, NGGAK USAH NGEBUT! UNTUNG GUE MASIH HIDUP! NANTI MALEM GUE ADA ACARA CLUBBING BEGO!" teriak gadis beroll pink itu menatap Atha yang sedang melepaskan helm miliknya lalu menatap gadis itu datar yang sedang membulatkan matanya.

"LO! COWOK LEMBEK!" teriak gadis beroll pink itu menatap Atha yang menatapnya datar.

Atha turun dan beranjak pergi meninggalkan gadis yang ternyata Kira. Gadis yang tadi pagi tak sengaja ia tabrak.

"WOY COWOK LEMBEK!" teriak Kira menghampiri Atha yang sedang memasuki lift apartemen.

Kira berdecak sebal menatap Atha yang bersender ditembok lift dengan santai tak mempedulikan dirinya yang sedang menatapnya kesal.

Satu hal yang tidak Kira suka yaitu 'ngebut'.

Hanya itu.

"LO BISA NGGAK NAIK MOTOR ITU JANGAN NGEBUT! ATAU JANGAN-JANGAN LO MAU MODUS IYA?! DASAR..."

"25.000" ujar Atha datar yang ditanggapi Kira dengan wajah melongonya.

"Maksud lo?"

"25.000 untuk sekali naik dimotor gue!" ujar Atha datar.

"Apa maksud lo hah?! Gue disini lagi marah-marah dan lo justru nodong gue! Otak lo dimana?" ujar Kira sebal yang ditanggapi Atha dengan tenang.

Untung saja didalam lift hanya ada mereka berdua. Jika ada yang lain dapat dipastikan Atha harus menanggung malu karena kelakuan dan penampilan Kira yang memalukan.

Seragam yang ditutupi hoodie dengan rok yang pendek ditambah dirinya teriak-teriak dilift.

Sungguh memalukan.

"LO DENGER GUE NGGAK HAH!" teriak Kira kesal.

Atha melirik gadis itu sekilas.

"25.000 dan jika ingin pergi kemanapun lihat dulu penampilanmu! Sangat terlihat seperti gadis bodoh!" terang Atha dengan bersamaan menjulurkan tangannya menyentuh roll yang berada dirambut Kira dan melepaskannya.

Seperti selayaknya gadis biasa. Kira hanya terdiam saat Atha menjulurkan tangannya dan menggapai roll pink yang bertengger manis dirambutnya.

Ting.

"Dasar gadis bodoh!" ujar Atha lalu melangkah pergi meninggalkan Kira yang masih melongo.

Entah melongo karena perlakuan Atha atau melongo karena omongan Atha yang mengatakannya seorang 'gadis bodoh'.

Yang terdengar hanya teriakan maut Kira dari lift sekarang.

-0-