Senin. 29 Juni 2020 menjadi hari pertama bagi Rachel untuk menyandang gelar sebagai siswi SMA. Meskipun test masuk JIS tidak serumit test masuk HIS tapi fasilitas dan sarpras yang disediakan tak kalah dengan sekolah menengah atas elit lainya. Kebanyakan siswa yang bersekolah disini adalah anak-anak konglomerat yang cenderung agak nakal sehingga tak heran jika pembullyan dan sebagainya sudah menjadi tradisi.
Siang ini Rachel dan Aldo berjanji untuk makan bersama di kantin namun saat keduanya sedang asik makan, tiba-tiba terjadi keributan tepat di depan meja mereka. Seorang siswi bertubuh gempal nampak kelimpungan dan menangis tersedu-sedu.
"Eh babiik kalau ditanya tuh jawab, Lo tadi masukin makanan ke dalam tas lo kan?" Seorang siswi berambut merah menjambak rambut siswi tersebut dan menariknya ke belakang.
"anjing. Lo bisu?" siswi yang semula hanya berdiri diam kini mencengkeram mulut siswi berbadan gempal tadi karena geram si empunya mulut tak kunjung bersuara
Rachel hanya mengamati ketigabya kemudian mengeja nametag salah satunya dengan santai
"Ni-ning"
Mendengar namanya disebut gadis bernama Nining pun menoleh ke sumber suara dan mengesot menghampiri Rachel. Dia lalu bersimpuh dihadapan Rachel dengan berurai air mata. Merasa tidak tahu menahu dengan permasalahan yang sedang terjadi Rachel langsung meraih tangan Aldo dan mengajaknya pergi. Nafsu makannya sudah hilang semenjak keributan ini terjadi. Akan tetapi baru saja hendak melangkah, Nining meraih kaki rachel dan menahanya di tempat. Rachelpun berbalik dan menatap Nining begitu dalam. Dia memperhatikan Nining lekat-lekat. Kemudian..
SURR!! Rachel menuangkan sisa makan siangnya ke kepala Nining.
"Kalo makanannya kurang, bilang. Nggak usah pegang-pegang. Sekarang udah gue kasih kan. So lepasin tangan lo dari kaki gue" ujarnya santai sebelum mengibaskan tangan Nining dan pergi meninggalkan kantin.
Aldo memiliki keperluan mendesak sehingga Rachel harus duduk di Aula seorang diri, menunggu informasi lanjutan mengenai agenda besok pagi.
"Hai" terdengar sapaan di telinga Rachel
Ia pun mendongak dan mendapati 2 orang siswi Dihadapanya. Ya, mereka adalah anak-anak yang membuat keributan di kantin tadi. Rachel hanya memandang mereka sebentar sebelum kembali fokus kepada ponselnya.
"Salken nama gue Cheryl, dia temen gue namanya Lala" Imbuhnya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum lebar.
"Gue Rachel" jawabnya sambil membalas uluran tangan mereka berdua.
"Boleh temenan nggak?"
"Ok. mana Idline lo ntar gue add"
"Bentar"
Setelah acara bertukar Idline merekapun kembali ke tempat duduk masing-masing yang kebetulan ada di depan bangku Rachel.
"Ntar balik sekolah kongkow dulu yuk di kafe depan" tawar Lala yang kemudian di sanggupi oleh Cheryl dan Rachel.
Rachel, Cheryl, dan Lala kini sedang duduk di kafe depan sekolah. Mereka mengobrol ringan dan sesekali bercanda.
"Sumpah lo tadi keren banget Chel?" ujar Lala sambil Mengacungkan kedua jempolnya.
"Keren apaan coba La"
"Yang tadi siang. Lo kok bisa sih kepikiran buat nyiram dia pake you know lah"
"Oh itu. Gue nggak suka aja dia pegang. Btw kenapa lo tadi ribut-ribut"
"Jadi pas kita ke kantin gue tadi liat dia masukin makanan ke kotak bekel. Kan anjing tuh orang udah dikasih makan gratis tapi masih ngelunjak. Di kira Bokap gue nyediain makanan buat ngenyangin perut dia doang?" jawab Cheryl mencoba menjelaskan.
"Oh gitu"
"Btw Bokap Cheryl tuh pemilik sekolah Chel, jadi santai aja. Selagi lo sama kita, semua aman terkendali deh pokoknya"
"Hahaha oke deh La. Btw gue cabut duluan ya cowok gue udah nunggu"
"Sippp. Oh ya jangan lupa besok MOS Chel"
"Oke"
Rachel dan Aldo kini sedang berada di apartemen Angga, kebetulan malam ini Angga sedang mengadakan party atas kenaikan pangkatnya menjadi siswa SMA yang tentunya itu hanya dijadikan alasan untuk mengadakan pesta miras. Rachel sebenarnya bukan prminum yang baik jadi dia berhenti setelah menghabiskan 2 seloki tequila dan hanya menuangkan miras untuk Aldo. Tidak banyak orang yang datang hanya teman-teman dekat Angga tapi itu pun sudah cukup memberi kesan sesak.
"Chel daripada nganggur temenin gue aja yuk" goda Ciko, salah satu teman Angga.
"Anjing. Ngomong apa lo?" Aldo menarik kerah baju Ciko
"Santai bro. Lagian lo anggurin aja tuh cewek" jawab Ciko sambil melepaskan tangan Aldo.
Aldo kemudian mendegus dan kembali duduk di samping Rachel.
"Chel. Bisa nggak?"
Mendengar permintaan Aldo, Rachel sempat bergidik memikirkan hal yang iya-iya. Mabok nih bocah batin Rachel dalam hati.
"Gue capek Do. Gue mau pulang"
"Gue anterin"
"Nggak usah. Lo mabok"
Rachel segera mengenakan outernya dan pergi meninggalkan apartemen Angga.
Seusai mandi Rachel langsung bergegas untuk memakai piyama, namun tanpa sengaja matanya melihat Hoodie couple dengan Grace dan Luna. Dia sempat memandangi hoodie tersebut cukup lama sebelum meraihnya dan membawanya ke sisi ranjang. Rachel mengusap hoodie Pull&Bear polos berwarna abu-abu tersebut, dia teringat jika dulu Ia dan kedua sahabatnya rela berebut dengan orang lain untuk mendapatkan 3 buah hoodie limited edition tersebut sekaligus. Rachel juga ingat jika Grace sempat cek cok dengan seorang tante-tante karena telah menyerobot antrean. Rachel tiba-tiba rindu dengan kedua sahabatnya, meskipun telah mendapat tman baru tentu kehadiran Cheryl dan Luna belum cukup untuk menggantikan posisi kedua sahabat lamanya. Dia ingin sekali menyalahkan dirinya dan berdamai tapi ego kecilnya masih tetap menyangkal, Apakah cinta dapat dijadikan penghalang dalam persahabatan? apakah cinta seperti itu yang dibenarkan? Atau justru persahabatan yang seperti itu yang benar? Ahhh bodoamat gue capek gue mau tidur racaunya dalam hati.
Esok harinya Rachel bangun cukup awal. hari ini adalah jadwal MOS pertama, jadi dia tidak ingin memberi kesan buruk di hari yang bahagia ini.
"Anjay udah nyampe aja lo" terdengar suara Lala dari depan pintu kelas Rachel.
"Oh ya jelas dong, gue kan murid teladan" jawab Rachel membanggakan. diri
"Bullshit. Ayo lah jalan ke lapangan udah disuruh kumpul anak osis tuh" ajak Cheryl seraya menggandeng tangan Rachel dan Lala.
Nampaknya kehadiran mereka bertiga cukup menarik perhatian. Wajah cantik dan body goals mendominasi ketiganya. Cheryl dengan rambut hitam legam yang ia biarkan terurai dan Lala dengan rambut merah yang ia curly ujungnya. Barisan siswa yang semula berdesak-desakkan tanpa disangka-sanggka menepi dengan sendirinya seakan memberi jalan kepada Rachel dan kawan-kawan.
"Nggak sekalian dikasih karpet merah nih" celetuk Lala sambil melambaikan tangannya
"Apasih norak lo La" jawab Rachel sambil menyeringai kearah Lala
"Serah dah serah. Eksploitasi dikit lah tu muka siapa tahu langsung bisa ngegebet senior":
"Buat apa cari senior segala. gue dah punya cowok sekece Aldo"
"Oh iy-"
Baru saja Lala hendak menimpali ucapan Rachel, ketua panitia MOS sudah membuka acara dan Cheryl meminta Lala untuk tutup mulut. sampai disini Rachel sudah dapat memahami sifat kedua teman barunya Lala bersifat ceria dan banyak omong sementara Cheryl lebih cenderung dingin dan pendiam, Rachel juga berani bertaruh jika Cheryl kemungkinan juga anak rajin dan berotak encer. Meskipun begitu keduanya tidak bisa di golongan ke dalam anak baik-baik, lihat saja kemarin saat hari pertama sekolah mereka sudah terlibat dalam masalah dan tindakan mereka cukup di ekstrim. Tapi mungkin karena posisi orang tua yang kuat mereka tidak perlu takut untuk berbuat sesuatu. cocok lah jadi temen gue, pikir Rachel.
"Ada pertanyaan?" tanya kakak osis yang baru saja memberi penjelasan kepada anak-anak baru.
"TIDAK KAK!' jawab seluruh siswa baru serempak
"Ok kalau gitu tugasnya silakan dimulai dari 3-2-1-Go!!"
Seluruh siswa berhamburan dari barisan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh kakak-kakak OSIS. Tugas yang cukup simple, hanya mengumpulkan minimal 50 tanda tangan panitia MOS lengkap dengan tanda tangan pengurus inti OSIS Jakarta Internasional School.
"Enaknya gimana nih, kita mencar atau nggak?" tanya Lala kepada Rache dan Cheryl
"Sekolah kita kan Luas gimana kalau kita mencar dulu, terus ntar kita ngumpul di aula. Ok nggak tuh?" tawar Cheryl kemudian
"Ok". akhirnya mereka bertiga berpencar dan memulai perburuan tanda tangan.
Menit demi menit sudah berlalu dan menurut daftar dalam buku tanda tangan yang Rachel terima hanya Tinggal beberapa nama yang kosong.
"Anjay. Katanya bakal ada tantangan sebelum ngasih tanda tangan lah ini cuman beberapa orang yang ngasih gue tantangan. Nasib orang cakep" gumamnya kepada diri sendiri.
Namun kini Ia merasa cukup lelah, bagaimana tidak? Biasanya ia hanya berjalan di tempat saat pemanasan jam pelajaran olahraga tapi sekarang ia harus menyusuri setiap jengkal area sekolah demi meminta tanda tangan senior senior yang bahkan tidak berguna baginya. Kampret. Ia pun memutuskan untuk duduk sejenak di bangku taman sembari mengetik beberapa pesan kepada Cheryl dan Lala. Butuh waktu beberapa saat untuk mendapat jawaban dari mereka berdua.
Chrestella Paula : Bentar sob. Masih kurang banyak nih gue
Cheryl Aurelya : Gue udah dapet banyak sih
Cheryl Aurelya : Ntar kalau udah kurang 5 an kita kumpul aja
Rachel Siregar : Ok
Chrestella Paula : Oke
"Hai!"
Rachel menoleh dan melihat seorang Cowok berjalan ke arahnya kemudian duduk tepat disampingnya. Cowok tersebut bertumbuh jangkung dan cukup tampan, ia juga mengenakan jas almamater osis JIS.
"Lo anak baru kan? Ngapain disini?" tanyanya.
Rachel hanya menoleh sebentar sebelum kembali memandang ke depan.
"Mau minta tanda tangan kan? Nih gue kasih". Cowok tersebut kemudian mengambil buku dan pena dari tangan Rachel.
"Nih udah"
"Makasih" Rachel segera bangkit dan beranjak dari taman, jujur dia tidak menyukai orang yang SKSD. Andai saja ini sekolah lamanya dan ia bukan senior mungkin ia akan langsung melontarkan umpatan, tetapi karena dia masih berstatus siswa baru maka ia menahan keinginannya untuk berbuat keributan. Tahan untuk saat ini, tapi entah untuk besok.
Rachel menelusuri setiap sudut aula, mencari keberadaan Lala dan Cheryl. Sialan, dimana sih mereka gerutunya dalam hati.
"Woi sini" teriak Lala dari salah satu deretan meja. Rachel segera menghampirinya.
"Kurang berapa lo? Lama amat?" tanya Cheryl.
"Kurang 2 kayaknya. Godain cogan dulu tadi"
"Eh anjing pantesan lama"
"Hahaha bercanda bego"
"Liat. Sama ngga?". Lala merebut buku Rachel dan memeriksanya dengan teliti.
"Manteb beda semua" lanjutnya sambil memasang wajah sumpringah.
"Lah? Lo dapet tanda tangan ketos?" tanya Cheryl memastikan.
"Nggak tau deh gue, tadi sih ada beberapa cowok yang ambil trus tanda tangan sendiri padahal gue belum tanya-tanya dia siapa. Bego kan" jawab Rachel sambil meminum ice tea Lala
"Lo yang bego" ucap Lala sambil Merebut kembali es tehnya sebelum Rachel minum.
"Gue udah males nyari-nyari tuh cunguk ah"
"Gur juga. gempor nih kaki"
"Yaudah lah tinggal salin aja" celetuk Cheryl yang langsung disetujui teman-temannya.
"Beres"
🌻🌻🌻
TBC!!