Chereads / Bad Girl Story / Chapter 7 - chapter 7

Chapter 7 - chapter 7

Hari ini situasi di dalam kelas Rachel sangat gaduh, kelas lain pun demikian juga sepertinya, sebab seluruh anak kelas IX sudah tidak mengadakan kegiatan KBM selama 2 bulan ini. Meskipun begitu Rachel dan kawan-kawan tak pernah sekalipun absen meskipun nanti setibanya di sekolah mereka akan terjebak dalam kegabutan, uang saku benar-benar memegang kendali.

"Gilaaaak gabut beut gue coyy" ucap Rachel sambil meregangkan kedua tangannya.

"Hu um nih, cari kerjaan kuy. Kerjaan apa yaa enaknya.." celetuk Grace

"Uhuy gue dapet ide nih" lanjut Grace seraya menjentikkan jarinya dan di balas wajah antusias ke dua sahabatnya itu.

Mereka bertiga berjalan beriringan mrenyusuri koridor adek kelas, tapi sialnya belum sempat beraksi untuk mengusili adkel-adkel gemoi mereka justru bertemu malaikat mautnya sekolah.

"Anjing!" pekik Rachel refleks

Merasa mendengar suatu kata yang teramat keramat di dekatnya, sontak Bu Retno berbalik dan mendapati tiga sejoli di sana.

"Ngomong apa kalian tadi, coba ulangi sekali lagi" titah bu retno dengan sangarnya

"Ngomong apa kalian tadi" ulang Rachel dengan malas

"Kamu menyepelekan saya, coba ulangi!!" ucap bu retno dengan wajah yang mulai memerah

"Gimana sih buu. Tadi katanya suruh ngulang sekali tapi kok minta ulang lagi sih. Dikira kita lagi siaran radio apa gimana nih. Wkwk"

Ucapan Grace mendapat sambutan gelak tawa dari kedua sahabatnya, sementara pihak seberang? Jangan di tanya lagi dia sudah bersiap mencatat nama ketiga peserta didiknya di dalam dead note, alias buku kredit poin.

"Saya lagi nggak mood buat nyeramahin kalian, jadi mumpung disini abis ini kalian langsung ke kamar mandi aja. Bersih-bersih. Nggak usah niatan kabur, saya pantau lewat cctv depan kamar mandi" Bu Retno berbalik dan pergi begitu saja meninggalkan Rachel Cs

"Banyak gaya bener tuh emak-emak, moody-an segala kayak ABG aja"

"Anjay. Meluncur nggak nih" tanya Luna kepada kawan-kawannya.

"Haiyukk lah. Sekali-kali" jawab Rachel sambil menyunggingkan devil smile nya.

Mereka bertiga sudah masuk ke dalam kamar mandi sejak 15 menit yang lalu tapi jangankan bersih-bersih menyentuh air pun tidak sama sekali. Mereka hanya kongkow-kongkow di lorong bilik kamar mandi.

"Kampret. Adek kelas panutan bener, udah jam segini kagak pada janjian ke sini" celetuk Grace memecah kesunyian.

"Sabar kali, bentaran juga dateng"

"Dahlah tunggu aja"

Grace menghela napas kasar, dia merasa di abaikan karena kedua temanya itu sekarang sedang excited dengan ponsel mereka. Nasib jomblo.

Pucuk dicinta ulampun tiba, mungkin begitu ungkapan yang cocok bagi grace karena baru saja terdapat 3 orang siswi yang masuk ke kamar mandi. Ke-3 siswi tersebut cukup terkejut melihat keberadaan kakak kelas di dalam kamar mandi anak kelas VIII.

"Eh ada adek-adek gemesh, ngapain ke kamar mandi dek? Dah nampol juga sama Jam istirahat" Tanya Luna berbasa-basi.

Rachel mendongak dan menatap ketiganya lekat-lekat. rambut pirang, wajah putih nan glowing, pipi bersemu, serta bibir Merah merekah dan kini matanya terfokus pada pouch yang di bawa salah satu siswi tersebut. "Sebagai kakel yang baik hati nan tidak sombong gue suruh lo buat ngerjain kegiatan yang lebih berfaedah deh daripada touch up kayak tante girang gini. Nggak nyadar apa muka dah kayak mau ngelenong" ucap Rachel dengan nada yang kelewat ramah alias menusuk.

"Hahaha. Yaudah buruan di bersihin tuh dek kamar mandinya. Cuman 6 bilik kok. Oh ya, kalau mau ngerasain istirahat cepet kelarin gausah banyak bacot okay" Grace membuka setiap bilik kamar mandi dan melemparkan pewangi lengkap dengan sikatnya ke hadapan mereka.

Ke-3 siswi tadi hanya dapat pasrah melakukan perintah seniornya, walaupun ada beberapa siswi yang masuk tetapi mereka tidak diijinkan untuk ikut campur. Memang sudah menjadi rahasia umum jika Rachel dan kawan-kawannya suka memberi pelajaran tersendiri kepada adek kelas yang dianggap salah. Jadi daripada ikut kena semprot mending cari kamar mandi lain saja pikir adek-adek kelas tersebut.

"Wkwk asik bener bisa liat tuh anak onta bersih-bersih" ujar Grace setibanya di kantin

"Siapa suruh sok-sok an, muka kayak gitu aja di touch up segala" ucapan Rachel mendapat anggukan dari kedua temannya.

"Eh bentar lagi prom night nih. Udah pada prepare belom?" tanya Luna sambil asik menggulir layar ponselnya.

"Prepare apaan. Paling juga cuman beli baju ama nyalon. H-1 aja dah"

"Bener tuh ngga usah ribet deh lo Lun, kayak ada siapa aja" jawab Grace mengejek

"Ahh anjer emang, prom night apaan kalo nggak boleh bawa orang luar. Anak SMP kita mah burik semuaaa"

"Sialan cowok gue ganteng maksimal, mata lo sakit?"

"Hilih muka gitu aja disombongin. Gue kenalin kakak gue mampus lo"

"Halah paling juga sebelas dua belas sama muka lo, nggak bakal minat gue"

"Eitss gue pegang omongan lu bitch" .

Saat ini Rachel dan kedua sahabatnya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota jakarta. Mereka sedang sibuk memilih pakaian yang akan di kenakan saat prom night besok.

"Eh cakepan yang ini apa ini?" tanya Grace kepada teman-temannya.

"Hemm yang ini bagus, ini juga bagus. Tapi kalo lo yang makek nilai estetik dua-duanya bakal luntur deh kayaknya" jawab Rachel mengejek

" Sialan lo. Ahh ribet bener sihh cari baju. Apa gue pake hoodie kebangsaan gue aja kali ya?" tanyanya frustasi

"Husst sembrono. Gue coret nama lo dari daftar nama temen gue kalo malu-malu in. Nih coba" Luna menyodorkan sebuah dress kepada Grace.

"Lo nyuruh gue make baju belum jadi kayak gini? Somplak apa gimana lu?" Grace murka dan segera mengembalikan baju yang semula Luna sodorkan.

"Serah lo deh cunguk. Pake karung beras aja sono"

Setelah memilih baju dan heels mereka bergegas menuju salah satu salon kecantikan.

"Kuy lah Grace ngikut aja. Biar ngga butek mulu tuh muka. Tunjukin kalo lo tuh bisa syantik. Anjay" ledek Rachel sambil menarik lengan Grace.

"Ogah mending juga gue pulang, main ps mantab nggak tuh" jawabnya sambil melambaikan tangan dan pergi.

Alhasil Rachel hanya berdua bersama Luna menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memanjakan diri mereka dengan berbagai prosedur spa.

Rachel kini sedang berada kafe outdoor depan mall, dia menemani Luna menunggu jemputan kakaknya sambil menghabiskan starbucks miliknya. kan sayang kalau dibuang.

"Lo yakin nggak mau gue anterin pulang aja Lun, kakak lo dah lama tapi belum nyampe juga" tawar Rachel kepada Luna.

"Nggak deh, lagian lo juga mau jalan sama Aldo"

"Okedeh"

setelah 15 menit menunggu akhirnya Kakak Luna pun tiba, dia mengendarai mobil lamborgini yang terkesan keren. Soltan bebas. Batin Rachel.

"Duluan ya Chel"

"yoaii"

Luna segera masuk ke dalam mobil kakaknya, tapi setelah cukup lama menunggu ia dibuat bingung sendiri karena kakaknya tak kunjung menyalakan mesin.

"Ngapain matung disini?" tanyanya

"Temen lo" jawab kakaknya singkat

"Oh dia mah mau jalan sama cowoknya ngga usah ditungguin". Luna melihat kakaknya tengah melirik jam tangannya. merasa paham maksud si doi diapun kembali bersuara.

"Dia mah udah sering keluar malem, ayo balik aja capek gue"

Merasa acuh tak acuh kakaknya pun segera menyalakan mobil dan melaju dari pelataran mall.

Rachel kini sedang berada di kelab bersama Aldo dan kawan-kawannya. Sebenarnya dia cukup lelah hari ini, jadi dia hanya duduk-duduk sambil menenggak beberapa shortglass miras racikan bartender.

"Kamu jadi lanjutin sekolah ke JIS kan Chel?" tanya Aldo tiba-tiba

"Belum kepikiran aku Do" jawabnya gelagapan

"Mikirin apa lagi sih, kamu nggak mau satu sekolah sama aku?"

"Eh nggak gitu juga, iya deh iya aku ke JIS kok"

"Good girls"

Sobat gesrek

Luna Marcha : Brngkt jam brp?

Grace Binanggal : nampol aja

Luna Marcha : okedeh

Grace Binanggal : Lo brngkt naik apaan? Nebeng cuy gabisa naik motor nih gue

Luna Marcha : Aman lah ntar pc aja

Rachel siregar : Hadirr

Luna Marcha : bareng nggak lo @Rachel Siregar

Rachel Siregar : maap-maap gue bareng suami gue dong

Luna Marcha : Bodo ah

Sore ini Aldo berjanji akan menemani Rachel prepare untuk acara malam nanti. Mereka kini sudah berada di dalam salon. Bukan cewek jika hanya sebentar di dalam salon kecantikan, jadi untuk menghilangkan jenuh Aldo memainkan game di ponselnya. Setelah cukup lama akhirnya Rachel datang menghampiri Aldo. Riasan Rachel nampak natural tapi tetap terkesan elegan, rambutnya di cepol dengan menyisakan beberapa helai anak rambut. Kecantikan Rachel cukup bisa menyihir kaum adam selama beberapa detik tak terkecuali Aldo.

"Cantik. Nih pake" Aldo memberikan 2 buah paperbag kepada Rachel.

"Apaan?, gue udah ada baju" jawabnya

"Pake aja" tanpa ba bi bu Rachel langsung masuk ke ruang ganti dan mengenakan gaun pemberian Aldo.

Suasana malam ini sangat meriah, aula sekolah disulap bak banquent hotel dengan lampu-lampu cantik di setiap sisinya. yahh kedatangan Rachel cukup menyita perhatian publik. tubuhnya di balut royal dress merah hati tanpa lengan senada dengan Aldo.

"Eh anjing. Lo mau kawinan apa gimana?'

'Lo nggak make baju yang kemarin kita beli Chel" cecar Grace dan Luna setelah membawa Rachel ke tempat yang lebih sepi.

"Wahh gilaak nih orang, nyari mati lo"

"Nyantai aja kalik, engap nih kuping gue"

"Serah lo deh, mending nyolong makanan kuy kesian cacing-cacing gue pada ngerengek mulu"

"Najong banget sih lu, orang kaya tapi lagaknya katrok amat dah Grace"

"Bacot lo"

"Bodo amat. Gue nyamperin suami gue dulu yee kesian dianggurin bae" pamit Rachel sebelum pergi meninggalkan Luna dan Grace.

"Eh main nyelonong aja tuh curut, tungguin woy!" teriak Grace dari belakang sana.

"Nih orang pada bego semua apa gimana sih, bisa-bisanya tuh cabe jadi Queen angkatan kita" ujar Grace sesaat setelah penobatan Rere sebagai pemenang King and Queen.

"Goblok parah. Mendingan juga Siti yang dipilih. Udik-udik gitu dia nggak munafik" sahut Rachel.

"Yaudah sih ye, btw lo jadi kan lanjut ke HIS kan Chel" pertanyaan Luna sukses membuat Rachel tersedak ludahnya sendiri

"Ehh ehmm anu" Rachel gelagapan sendiri sambil mencuri pandang ke arah Aldo, Damn, Aldo juga tengah memandanginya.

"Anu gue udah mutusin buat lanjut ke JIS bareng Aldo. Sorry banget ya" lanjutnya.

"Eh kok gitu sih Chel, lo kan dah janji buat lanjut ke HIS ngapin sekarang tiba-tiba ke JIS" Grace langsung berdiri dari kursinya dan pergi begitu saja.

Rachel menoleh ke arah Luna, Luna pun demikian. Namun setelah itu Luna juga ikut pergi meninggalkan Rachel.

"Sialan. Aldo aku susulin mereka dulu ya. Ntar pulangnya gampang" Ucap Rachel terburu-buru.

Seluruh penjuru sekolah sudah Rachel cari tapi keberadaan ke dua sahabatnya masih juga menjadi misteri. Hari ini Rachel merasa sangat kacau karena kedua sahabatnya marah, terlebih mereka bertiga belum sempat mengambil foto prom night bersama. Rachel berkali-kali merutuki kebodohan dirinya karena melupakan kesepakatannya dengan Luna dan Grace dulu. Jam sudah menunjukan pukul 1 dinihari dan Rachel masih terduduk di bangku depan gerbang sekolahnya. Suasana sangat sepi karena seluruh siswa mungkin sudah pulang kembali ke rumahnya. Dia hanya bisa menunduk dan memeluk dirinya sendiri karena saat ini ia akui udaranya cukup dingin.

"Pake"

Rachel menoleh dan melihat sebuah jaket di sampingnya. Dia celingak-celinguk mencari si empunya jaket tapi hasilnya nihil. Meskipun begitu dia tetap memakai jaket tersebut dan beranjak untuk memesan taksi.