'Masih saja kau menyebalkan' gerutunya tak bersuara.
Dua orang di kursi belakang sama-sama menunjukkan wajah tegangnya.
Bagi kedua orang disana seolah tak mengenal dan merasa mobil seperti anak bayi yang merangkak. Lama sekali sampai ketujuan.
"Kenapa berhenti?" ujar Adit heran. Kendaraan ini berjalan saja terasa lama, apalagi singgah terlebih dahulu.
"Lampu merah, pak Adit" jawab sopir.
"Kau sudah lupa warna merah itu artinya berhenti? Kepalamu isinya dia terus sih, Dit" goda Revan terkekeh melihat Adit salah tingkah.
Adit mengusap wajahnya kasar, enteng sekali Revan meledeknya. Apalagi kalimat itu terdengar dirinya lah yang mengejar-ngejar Nabila.
"Tidak usah banyak omong. Urus saja urusanmu!" tegas Nabila merasa dirinya dibicarakan.
***
"Tok, tok, tok" sekretaris perempuan menghampiri ruangan pimpinan perusahaan yang bakal menjadi partner baru Revan.