Qin Mu yang menuduh Yan Lishu akan berbuat mesum, tentu membuat pria tua ini jadi memikirkan postur badan gadis kecil ini. Dari mata Yan Lishu, bentuk badannya layaknya seorang gadis yang ideal dan sangat bagus. Bagian-bagian tubuhnya yang menjadi daya tarik bagi para lelaki sangat pas dan hanya butuh sedikit perawatan saja.
Bila diingat, selama berada di dalam mobil bersama gadis kecil ini, Yan Lishu yang memeriksa memar di badannya itu jadi sulit melepas tatapannya pada kulitnya yang halus. Kulit putih itu sungguh halus dan sempurna.
Di sisi lain, wajah Qin Mu berubah memerah dalam sejenak. Ia merasa bahwa pikiran pria tua itu saat ini sedikit mesum. Pria di dekatnya ini pasti memikirkan berbagai hal mesum pada tubuhnya. Apa di dalam otaknya hanya tersisa pikiran kotor seperti itu?!
Melihat punggung Yan Lishu, Qin Mu dengan geram meloncat dan masuk ke kamar ini, 'Loteng ya loteng, siapa takut!'
Setelah melihat gadis kecil ini masuk, Yan Lishu membalikkan badannya dan pergi menuruni tangga. Tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara pintu yang ditutup dengan sangat keras. Ia pun tersenyum, "Dasar, emosi gadis ini selalu tinggi."
*****
Meski harus tidur di loteng, setidaknya Qin Mu masih mendapat kamar mandi yang layak. Anehnya, saat berada di dalam kamar mandi, Qin Mu terkejut oleh bayangannya sendiri yang ada di dalam cermin, "Apa-apaan ini? Itu hantukah?"
Eye liner di mata Qin Mu ternyata sudah memudar. Parahnya, warna hitam dari eye liner itu justru melebar dan membuat sekitar matanya jadi berwarna hitam. Meski demikian, warna kulit pada wajahnya masih berwarna putih pucat. Penampilannya ini sungguh terlihat seperti vampir.
Oh my god!!!
Qin Mu tidak bisa mempercayai hal yang dilihatnya di cermin. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan ia pun merenung sejenak. Dalam pikirannya ia bertanya-tanya, apakah sepanjang perjalanan saat berhadapan dengan Yan Lishu wajahnya sudah seperti hantu begini?
Pantas saja Yan Lishu mengatakan bahwa Qin Mu sangat jelek. Wajah Qin Mu yang sekarang tidak ada bedanya dengan wajah hantu!
Sudah tidak tahan dengan riasannya yang berantakan ini, ia segera mencuci wajahnya hingga bersih dari riasan yang mengerikan itu. Sambil menepuk-nepuk wajahnya yang putih bersih, ia sangat puas dengan wajah polosnya saat ini.
Setelah itu, ia pun langsung beristirahat di kamar yang ada di loteng.
Qin Mu tidur cukup lama, ia tidur dari jam 5 pagi sampai jam 5 sore. Lama tidurnya ini sungguh seperti orang yang malas, ia baru merasa puas dan bangun setelah tidur selama 12 jam.
Saat bangun, Qin Mu membuka matanya dengan sedikit bingung. Kemudian ia pun teringat bahwa dirinya sekarang sedang berada di rumah Yan Lishu.
Di saat bersamaan, seketika perutnya berbunyi. Ya, ia belum makan sejak pagi dan sekarang ia merasa sangat lapar…...
Qin Mu mengganti bajunya dengan baju yang dikenakannya semalam. Setelah terlihat cukup rapi, ia pun turun menuju ruang tamu. Di sana, ia bertemu dengan Yan Lishu yang sedang naik ke lantai dua tepat di belokan tangga.
Qin Mu memang berbeda saat sebelum dan sesudah membersihkan riasannya. Ketika ia mengenakan riasan tebal di wajahnya, ia bagaikan siluman yang menghancurkan selera pria di malam hari. Namun sekarang, saat ia mencuci berbagai riasan yang menempel di wajahnya, Qin Mu berubah drastis. Seolah ia berubah menjadi orang lain.
Fitur wajah Qin Mu makin terlihat indah dan tampak sempurna dengan kulit yang putih cerah seperti boneka. Saat mengedipkan matanya yang jernih, Qin Mu seperti malaikat yang tidak sengaja jatuh ke dunia manusia.
Jika bukan karena suaranya, Yan Lishu benar-benar akan mengira Qin Mu memiliki saudara kembar yang jauh lebih baik dari dirinya yang semalam.
Qin Mu yang baru saja selesai mandi, tentu rambutnya masih basah dan melekat di pipinya yang imut. Rasa kantuknya masih belum pergi, ia mengangkat jari dan menggosok matanya sembari berkata, "Yan Lishu, aku lapar."
Yan Lishu terbengong sejenak kemudian menjawab, "Kamu kok di sini?"
Seketika Qin Mu terdiam dengan canggung. Sejujurnya mau berapa kali pria tua ini membuatnya marah? Ia pun langsung memelototi Yan Lishu dan dengan marah mengatakan, "Aku lapar, aku mau makan!"
"Pelayan, tolong siapkan makan malam untuknya." Yan Lishu langsung menoleh dan memberi instruksi kepada seorang pelayan.
"Baik, Tuan." Pelayan menganggukkan kepalanya dan segera berjalan menuju dapur. Beberapa menit kemudian, makan malam Qin Mu pun disajikan di atas meja makan.
Sebenarnya, para pelayan di rumah ini sudah menyadari ada seorang perempuan yang dibawa tuannya. Hal itu terlihat dari sepasang sepatu perempuan yang ada di luar koridor pintu masuk. Mereka pun mengira bahwa gadis ini kemungkinan besar adalah kekasih dari Tuan Yan.
Sebenarnya, para pelayan di rumah ini sudah menyiapkan sarapan sejak pagi. Sayangnya saat menunggunya turun, Qin Mu masih belum juga bangun. Saat jam makan siang pun juga sama, tidak ada pertanda bahwa Qin Mu akan turun untuk makan.
Walau demikian, tidak ada pelayan yang berani membangunkan gadis ini. Alhasil, mereka hanya bisa menunggu dan baru melihatnya sekarang.
Para pelayan ini sungguh tidak menyangka bila pemilik sepatu itu ternyata masih sangat muda. Walau hanya memandangnya sekilas, sudah jelas bahwa gadis ini masih layak dipanggil seperti seorang gadis kecil!
Tatapan pelayan yang heran itu tentu tidak diperdulikannya. Qin Mu telah tidur seharian, kini ia benar-benar sangat lapar. Dengan penuh nafsu makan, Qin Mu segera mengambil paha ayam yang sudah dihidangkan di atas meja dan menggigitnya.
Setelah Qin Mu melahap habis makanannya, Yan Lishu sudah selesai ganti baju dan turun dari tangga.
Qin Mu melihat penampilan pria tua yang tampak rapi ini langsung mencibir pelan, 'Berpakaian rapi seperti ini. Apa dia mau pergi berkencan dengan seorang gadis?'
Qin Mu segera mengelap bibirnya dan lari menuju Yan Lishu. Dengan bersikap manis ia bertanya, "Paman, kamu mau ke mana?"
Walau demikian, dalam hatinya Qin Mu merasa sangat marah, "Dasar, apa aku masih sejelek itu? Padahal sudah sangat cantik loh!!!!"