Setelah Qin Mu turun dari mobil Yan Lishu, ia pun segera tenggelam di kerumunan dan tidak menampakkan dirinya lagi.
Meski Qin Mu merasa telah pergi dengan bebas, namun di belakangnya, tatapan Yan Lishu masih mengikuti kepergian Qin Mu. Setidaknya hingga sosok bayangannya ikut menghilang dalam kerumunan orang-orang di kota ini. Ia pun langsung menundukkan kepalanya dan melihat kembali ke layar laptop. Tidak lupa memerintahkan Zhang Qian langsung mengantarkannya ke tempat tujuannya.
*****
Setelah merasa bebas dari genggaman Yan Lishu, Qin Mu segera mencari tempat untuk menghubungi Song Ruoci yang jauh dari kegaduhan di jalanan.
Bila mengingat kejadian kemarin malam, Ia ingat wajah orang tua Song Ruoci saat menjemput anaknya. Dari situ sudah ditebak, bahwa Qin Mu pun tidak akan bisa melindungi temannya dari kemarahan orang tuanya itu.
Benar saja, ketika Song Ruoci sampai di rumah keluarganya, kedua orang tuanya langsung memarahinya dengan keras. Untungnya kemarahan orang tuanya itu hanya berlangsung sebentar saja. Ya, walau bagaimanapun Song Ruoci juga merupakan satu-satunya anak tunggal dalam keluarga Song. Orang tuanya tidak mungkin menyiksanya ataupun melukai anak semata wayangnya.
Saat sudah menghubungi Song Ruoci, temannya itu menanyakan keberadaan lokasinya sekarang, "Tiantian, kamu di mana? Aku sudah pergi mencarimu ke mana-mana!" Qin Mu melihat ke sekitarnya kemudian mengatakan alamatnya. "Ok, tunggu aku!"
*****
Ya, Qin Mu ternyata mengajak Song Ruoci bertemu di salah satu warnet di tengah kota. Setelah beberapa lama menunggu di dalam warnet, tepat saat Qin Mu baru menyelesaikan satu babak permainannya, Song Ruoci pun tiba di warnet ini.
"Brrr, dingin sekali di luar, aku sudah mau membeku!" Song Ruoci menghirup udara panas yang ada di dalam ruangan warnet dan melanjutkan perkataannya, "Sekarang sudah bulan Maret, kok masih dingin sih!"
Qin Mu tidak menjawabnya, ia kembali fokus pada pertandingan baru dalam game online yang dimainkannya.
Di dalam warnet terdapat pemanas ruangan, tidak lama kemudian, Song Ruoci pun membuka jaket bulu angsanya. Ia ikut memesan satu komputer juga, "Oh iya, semalam siapa yang menjemputmu?"
"Pamanku!"
"Paman?" Song Ruoci yang merasa penasaran pun mengambil minuman bubble milk tea dan meneguknya. Ia pun bertanya lebih lanjut, "Bukankah kakekmu hanya memiliki ayahmu sebagai seorang anak? Dari garis keturunan mana pamanmu ini?"
"Yan Lishu!" Dengan singkat, Qin Mu langsung menjawab tanpa bertele-tele. Ya, orang yang sedang bertanding dalam permainan game online pasti tidak mau diganggu dan menjawab jujur apa adanya. Setelah itu Qin Mu kembali fokus pada komputernya.
Sayangnya, "Phuh!" Seteguk milk tea belum sempat ditelan Song Ruoci dan segera disemprotkannya ke layar komputer Qin Mu.
"Apa? Yan Lishu?!" Song Ruoci terkejut, ia bahkan tidak menyadari bahwa suaranya ini mengundang perhatian banyak pengunjung di warnet ini.
"Hei! Jorok tahu… Iuuh. Lihat semua air ludahmu ini!" Qin Mu menarik kembali tangannya dari keyboard dengan jijik, dan mengambil tisu di dekat mejanya untuk membersihkan tangannya.
Song Ruoci membuka matanya lebar-lebar, "Tiantian, yang kau maksud Yan Lishu itu adalah Yan Lishu yang kita temui saat pesta di klub besar itu?"
Mata Qin Mu melirik sembari berkata, "Memangnya Yan Xun mempunyai paman lain yang bernama Yan Lishu juga?"
"Oh my god!!!" Song Ruoci menutup mulutnya dengan tangan, "Kenapa bisa seperti itu?"
Song Ruoci sudah sangat penasaran dengan cerita temannya satu ini. Kedua tangannya segera menekan pundak Qin Mu dan mengisyaratkan agar Qin Mu segera bercerita, "Kenapa orang itu bisa menjemputmu di kantor polisi? Ayo cepat jelaskan kepadaku apa saja yang telah terjadi!"
Bagaimana ia melihatnya, kedua orang ini seharusnya tidak akan terlibat dalam satu masalah yang sama.
Qin Mu memutar matanya, "Siapa lagi? Sudah tentu ini terjadi karena Yan Xun si brengsek itu!"
Mengingat hal ini lagi, Qin Mu kembali merasa kesal. Ia masih mempertanyakan langkah Yan Xun yang meminta bantuan Yan Lishu. Padahal Yan Xun masih bisa meminta bantuan pada yang lain, tapi kenapa harus pria itu?!
Apalagi bila Qin Mu mengingat kembali kejadian semalam di mobil Yan Lishu. Saat Yan Lishu yang mesum membuka bajunya untuk memeriksa memarnya, wajah kecilnya seketika memanas.
Qin Mu teringat kembali adegan itu dan sama sekali tidak mendengar pertanyaan Song Ruoci.
Sampai sekarang Qin Mu masih tidak percaya bahwa pria tua itu beralasan bahwa dirinya hanya sedang memeriksa lukanya. Baginya, Yan Lishu dengan jelas memiliki tujuan pribadi dan ingin mengambil keuntungan darinya! Huh!
"Terus... terus?" Wajah Song Ruoci penuh dengan rasa penasaran, "Setelah ia menyelamatkanmu dari kantor polisi?"
Qin Mu mengulurkan tangannya yang terluka dan berkata, "Ke rumah sakit!"
Song Ruoci langsung terdiam, ia sempat mengira akan terjadi berbagai hal yang ditunggunya.
*****
Melihat Song Ruoci tidak tertarik lagi dengan ceritanya, Qin Mu kembali melanjutkan permainannya. Song Ruoci sendiri hanya sedang melihat siaran langsung berita di sampingnya.
"Tiantian, cepat lihatlah Chu Chen-ku!" Dengan ekspresi sangat senang Song Ruoci menarik sudut lengan baju Qin Mu dan berteriak seperti orang gila.
Qin Mu yang merasa terganggu hanya memberikan satu lirikan kepada Song Ruoci. Ia pun menggelengkan kepalanya, "Kak Ci, kamu sungguh sudah kecanduan dan sulit diobati, ya!"
"Coba kamu lihat, Arghh. Dia benar-benar tampan!"
Qin Mu tidak memperdulikan tindakan temannya yang tidak waras ini. Dalam sekejap perhatiannya kembali terfokus pada permainannya.
Satu menit kemudian, teriakan Song Ruoci terdengar lagi di telinga Qin Mu, "Tiantian, cepat lihatlah!! Orang ini bukankah Yan Lishu?!"