"Mungkin reaksinya berbeda-beda pada tiap orang. Jika tidak, bagaimana jika minum dua pil lagi?" ucap Xu Xi pada Xu Jing.
Setelah meminum beberapa teguk anggur, Tong Lu merasa ruangan itu menjadi sedikit panas. Dia dengan terburu-buru pergi ke kamar mandi dan membasahi wajahnya dengan air. Dia berdiri di depan wastafel dan menatap ke arah pantulan wajahnya yang terpancar pada cermin di hadapannya. Aneh. Mengapa wajahku memerah begini? Kenapa rasanya sangat panas? Aku hanya minum segelas anggur saja. Mengapa tubuhku terasa sangat aneh? Batinnya sambil memegangi wajahnya yang memerah.
"Bagaimana dengan Tong Lu?" tanya Leng Yejing menoleh ke kiri dan ke kanan, berusaha menemukan Tong Lu. Namun batang hidung gadis itu tidak terlihat sama sekali di ruangan tersebut. Pergi ke mana gadis itu? Gumamnya dalam hati sambil mengerutkan keningnya.
"Aneh, barusan saya melihatnya di sekitar sini. Saya akan segera pergi untuk mencarinya," sahut Sekretaris Yu setelah melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.
"Calon kakak ipar, aku tidak tahu apa yang terjadi pada kakakku. Tolong bantu aku untuk memeriksanya," tutur Xu Xi pada Leng Yejin sambil memapah Xu Jing. "Kakak bilang, tubuhnya tiba-tiba terasa sangat panas. Dia terus-terusan menarik-narik gaunnya. Apa mungkin dia salah memakan sesuatu yang salah? Sebab waktu lalu, ada orang yang ingin berbuat hal yang jahat terhadap sahabatku. Entah apa yang diberikan orang itu pada sahabatku itu. Akan tetapi, gejalanya sangat mirip dengan yang saat ini kakakku alami. Apa jangan-jangan ada orang yang ingin berbuat jahat pada kakakku?"
Leng Yejing memeriksa wajah Xu Jing sekilas. Wajah gadis itu terlihat memerah dengan tidak wajar. Dia pun segera memanggil dua orang pengawal untuk datang, lalu berkata, "Bawa dia ke rumah sakit."
Tepat setelahnya, Sekretaris Yu datang sambil terlihat panik. "Tuan Muda, ada berita buruk. Nona Tong tampaknya secara tidak sengaja telah meminum obat…" ucapnya kebingungan.
Leng Yejin mengerutkan keningnya tampak berpikir keras. Bagaimana mungkin dia juga mengalami gejala yang sama? Gumamnya sambil menoleh ke arah Xu Jing. Gadis itu kini terlihat menarik gaunnya dengan tidak terkontrol. Begitu melihat hal itu, sebuah bayangan Tong Lu juga melakukan hal yang sama seperti Xu Jing, terlintas di benaknya. Seketika itu juga tatapan matanya berubah menjadi sangat dingin, lalu dengan cepat dia membalikkan badannya dan berjalan pergi meninggalkan kakak beradik tersebut di belakangnya.
Melihat hal itu, Xu Xi bergegas mengejar di belakangnya. Bagaimana mungkin dia melewatkan kesempatan emas untuk mendekatkan kakaknya dengan calon kakak iparnya itu. "Calon kakak ipar, apakah mungkin jika kakakku telah diracuni oleh seseorang dengan obat 'itu'? Jika memang benar, apakah pergi ke rumah sakit merupakan solusi yang tepat?" katanya berusaha mencegah Leng Yujin meninggalkan ruangan lelang tersebut.
"Apa ada penyakit di dunia ini yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter?" sahut Leng Yejin dengan dingin sambil menyipitkan matanya menatap ke arah lengannya yang sedang ditahan oleh Xu Xi. Dia memberi tanda pada pengawal yang berada di dekatnya. Kemudian, dua orang pria berbadan besar segera menarik Xu Xi, menjauhkan gadis itu dari tubuhnya. Dia tidak lagi menoleh ke arah kedua kakak beradik itu, membetulkan lengan kemejanya, lalu bergegas melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut dengan tergesa-gesa.
Di dalam kamar presidential suite Hotel Yu, Tong Lu terlihat berada dalam kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Xu Jing. Dia tampak memegangi tubuhnya sambil mengerang beberapa kali. Dia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Dia yakin bahwa tadi dia pasti memakan sesuatu yang salah, sehingga mengakibatkan dirinya menderita seperti sekarang ini.
Tong Lu benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Demi melawan efek obat yang sedang bereaksi di dalam tubuhnya, kuku-kuku tangannya mencengkram sprei ranjang kuat-kuat dan matanya dipejamkannya rapat-rapat. Dia berjuang keras untuk melawan sebuah perasaan aneh yang tubuhnya sedang rasakan.
Tidak lama kemudian, Tong Lu dapat merasakan seseorang berjalan masuk ke dalam kamarnya. "Bertahanlah," ucap Leng Yejin singkat. Satu suku kata yang singkat, namun seolah sanggup memberinya kekuatan lebih untuk bertahan.
Dengar-dengar, air dingin dapat membantu dalam kondisi seperti saat ini. Namun ketika berada di dalam air dingin itu, barulah Tong Lu tahu bagaimana ketika api dan es menyatu menjadi satu. Entah apakah itu sebenarnya dapat membuatnya merasa lebih baik atau tidak.