Chereads / Cinta Tanpa Batas / Chapter 37 - Pengakuan

Chapter 37 - Pengakuan

Eza berjalan menuju aula apel pagi,Aku sangat gugup Untuk melihat nya... bisik eza.

"hai za.. "Rendy sudah berada disampingnya mensejajarkan langkahnya.Eza tersenyum,"pagi kak rendy.. "

"Ada yang perlu aku katakan padamu, "

"apa..? "

"nanti Aku akan temui Kamu lagi.. " Ucap rendy singkat Karna mereka sudah tiba diaula apel pagi.Bu Nining memimpin apel pagi, Semua karyawan mendengarkan dengan seksama.

"za, Hari ini tolong handle lab ya, kemungkinan saya Dan staff lain seharian tidak berada di lab,tapi nanti pak Vicky akan Sesekali kembali ke lab. Jadi tolong jaga kondisi ya, Jangan sampai departemen lain mengadu yang tidak tidak... "

"baik bu... "jawab eza dengan serius Dan mengangguk pelan.

"ah, Dan juga pagi ini tolong tuangkan PDA di ruang inkubasi,saya sudah siapkan peralatan nya,selesai itu buatkan lagi 3liter PDA Dan masukan dalam autoclave,Minta tolong ya, Besok saya ada kerja,lagian Kamu yang sudah paham alat alat yang berhubungan dengan listrik disini... "sambung nya lagi. Eza mengangguk,"baik bu... "

"Reka tolong Bantu pekerjaan eza, laporkan hasil pengamatan kedia,biar Dia Analisa..."

"baik bu... " sambut Reka menyambut ucapan Nining.Apel pagi pun usai, Eza melihat Semua staff menaiki Mobil mister Untuk berangkat kelapangan.Hanya Vicky yang menggunakan sepeda motor,karna ia harus mengecek lab Sesekali.Ia melihat Dari jendela lab, senyumnya mengambang sempurna kearah Vicky,Aku merasa ini salah, tapi hatiku teramat menyukaimu, seluruhnya.... bisiknya pelan dihati."Jangan melihatku Seperti itu,aku bisa semakin tergila Gila. Kamu cantik Hari ini,jaga dirimu baik baik,disekelilingmu ada yang tidak menyukai mu.I love you more.... " sebuah pesan singkat masuk keponsel eza,ia tersenyum Sesekali melihat ponselnya Sesekali melihat Vicky diluar yang mengedipkan mata kearah nya.Ya Allah, Dia terlalu berharga untukku... batinnya.

"Hei neng kerja, malah ngelamun lagi, inget uda punya calon Suami neng..." seru Lina yang tiba tiba nongol menggetkan eza yang masi fokus memandangi Vicky. Ia tersenyum kikuk kearah Lina, "apaan sih.. " serunya dengan malu sambil berlalu meninggalkan lina.

"Dasar Aneh'..!! umpat Lina kesal.

Eza memakai Perlengkapan APD Dan masuk ke ruang inkubasi,Ac ia matikan Dan membuka kaca laminar flow,dia hidupkan Lampu Dan menyemprot alkohol ke sarung tangan Serta sekitar tempatnya prepare PDA.

Setengah jam kemudian ia telah selesai,ia semprotkan kembali alkohol sembari membersihkan persekitaran laminar, menutup kaca Dan menekan tombol UV pada laminar.Ia keluar dari ruang inkubasi, mengganti masker Dan sarung Tangannya, ia berjalan keluar menuju ruangan yang terdapat Timbangan analitik.Setengah jam ia berkutat mengerjakan pekerjaan itu, Setelah selesai ia membawa larutan PDA yang ia tuang kedalam 6 botol Duran dalam keranjang menuju ruang autoclave dengan masih mengenakan sarung tangan tahan panas ditangannya.Eza masukan 6botol itu kedalam autoclave yang sudah ia nyalakan,ia cek volume airnya,ia tutup Dan mengatur suhu Dan waktunya.Setelah dirasa sudah benar eza berbalik Untuk kembali mengerjakan pekerjaan yang lain, tapi langkahnya terhenti.

"Astaga Kak rendy bikin kaget deh.. " seru eza yang terkejut melihat rendy sudah berada dihadapannya,ia mengusap dadanya dengan satu tangan.

"apa pekerjaan penting mu sudah selesai.."Tanya nya dengan wajah yang sulit ditebak.

"ehm sudah... Ada apa kak.. " eza masih tidak menyadari apapun. Tatapan rendy yang tajam, Dan Cara Bicaranya yang datar.

"Kamu tau Tentang perasaan yang kusimpan selama ini za... "rendy Mulai mengeluarkan suaranya,ia menekan seluruh emosi nya.

"kakak menganggapku Seperti adik, itu yang Aku tau. "jawab eza masih dalam ketidaktauannya.

"Aku ingin lebih Dari itu za, Aku selalu ingin melindungi Dan memastikan Kamu baik baik aja, aku ingin memilikimu lebih dari sebatas adik, Kamu tau seberapa besar perasaanku, Aku menyimpan nya,karna yang kulihat Kamu begitu ceria, Bahagia Dan berharga Disisi pak Vicky. Aku punya harapan setidaknya Jika Kamu tidak untukku Kamu akan bersama Vicky yang selalu melindungi mu... aku percaya Kalau kalian akan bersama, tapi apa yang kudapat,kamu bertunangan dengan orang yang bahkan Kamu tidak tau..." Nada bicara rendy Mulai meninggi.Eza tersentak kaget mendengar Pengakuan rendy, ia bahkan tidak tau bahkan lebih tepatnya ia tak pernah menyadarinya.Rendy maju lebih mendekat ke eza yang Mulai mundur beberapa langka, rendy mencekal bahu eza, "Kamu tau,selama ini Aku Bahagia hanya dengan melihatmu Bahagia,tapi apa akhir Dari pengorbananku,aku tau akhir akhir ini Kamu terlihat murung, tapi aku juga tidak menyangka Kamu memutuskan bertunangan dengannya...pria yang tidak ada dihatimu... "nafasnya memburu hebat, bulir airmata sudah menggantung dipelupuk mata eza,ia tergagap menanggapi ucapan rendy, "a.. Aku tidak tau kak, aku Minta maaf, Semua Karna Aku menyayangi keluarga ku... "rendy memejamkan matanya Sejenak,menghembuskan nafas dengan kasar,"apakah Kamu mencintai Vicky.. " serunya akhirnya. Eza mengangguk pelan, ia tatap wajah rendy. "Aku mencintai nya,bahkan sampai detik ini."

Rendy terdiam,ia menarik langkahnya mundur, "Kamu korban kan perasaanmu itu za, Kamu... Kamu Anak yang terlalu baik, cobalah Untuk Berpikir Sebelum semuanya terlambat.. " seru rendy terakhir,ia berlalu meninggalkan eza yang masi terdiam, bulir air mata sudah jatuh dipipinya.

Apakah keputusanku salah, apakah aku salah Jika menuruti Kata orang tua Ku dibanding Kata hatiku... bisiknya sendu.Eza menghapus airmata diwajah nya, ia beranjak Untuk keluar dari ruangi autoclave yang pengap itu, Namun pintunya terkunci, eza mencoba membukanya, tetap tidak bisa. Hah apalagi ini... bisiknya kesal.