Chereads / Reinkarnasi Naga Primal / Chapter 10 - Masalah Kecil

Chapter 10 - Masalah Kecil

"Peri kecil, berpeganganlah padaku."

Peri kecil naik ke bahu kanan Azure dan berpegangan pada salah satu sisik besarnya.

Tanpa basa-basi Azure berlari lalu melompat. Sayap besarnya dikepakkan. Tujuannya adalah energi yang menarik jiwanya.

Aquatic Serpent ditinggalkan di belakang tanpa ucapan selamat tinggal. Namun dia tak keberatan karena Sang Tuan punya Kehendak yang dia tak punya. Justru dia memberikan Sang Tuan ucapan selamat jalan.

"Semoga Kehidupan dan Langit Menyertai Anda, Yang Mulia Azure."

Aquatic Serpent menunduk dalam-dalam pada kepergian Azure.

Di sisi lain, perhatian Azure terfokus penuh pada energi yang menariknya.

Dia tak tahu seberapa cepat dia terbang. Pikirannya hanya terfokus pada sesuatu yang terasa gawat. Tali merah takdir seperti memerintahkannya untuk datang.

Satu gunung, dua gunung dia lewati. Tak tahu seberapa jauh dia sudah melaju. Kalau terhitung oleh waktu memang masih belum sepuluh menit dia terbang, tetapi dia melaju dengan kecepatan tinggi.

"Tapi [Hutan Besar Tiada Batas] benar-benar nama yang mewakili hutan ini, ya."

Kemungkinan hutan ini bahkan jauh lebih luas dari hutan Amazon.

Sembari memikirkan kemungkinan itu, Azure tanpa sadar sudah dekat dengan energi yang memanggilnya.

Azure langsung berhenti dan memastikan posisinya.

Peri kecil juga melepaskan pegangannya dan terbang untuk ikut melihat.

"Tuan~ Arahnya dari situ~!"

Peri kecil menunjuk ke arah spesifik dari panggilan energi. Benar saja, Azure merasakan kalau energi yang memanggilnya berasal dari arah yang ditunjuk.

"Baiklah. Ayo."

Azure langsung saja melesat menuju dalam hutan. Melewati dedaunan yang membuat suara rusuh karena tubuhnya yang besar.

Azure dengan kokoh mendaratkan kakinya ketika permukaan tanah sudah terlihat. Mengeluarkan aura dari sosok yang tinggi. Di saat di depannya ada satu kelompok makhluk yang sepertinya sedang bertikai.

'Umm, kayanya turun langsung ke tkp bukan ide yang bagus', pikir Azure.

Lima ekor? Orang? Serigala yang berdiri dengan kedua kakinya. Mereka pasti apa yang disebut Inhuma. Wujud dari makhluk yang sama seperti yang Azure gunakan sekarang.

Lima serigala Inhuma itu berhadapan dengan sesosok gadis? Bocah laki-laki kecil(?) yang menyandera salah satu teman mereka dengan semacam sihir yang mengeluarkan rantai emas dari permukaan tanah di sekitar bocah itu.

Kesan pertama yang Azure dapat dari pertemuan takdir itu tentu saja, 'Seram!'.

Wujud dari para Inhuma serigala itu menyeramkan. Tubuh yang tegap yang melebihi beruang madu. Kuku-kuku tajam di setiap jari. Mulut yang penuh dengan gigi-gigi tajam. Dan terakhir, tatapan tajam mereka yang tak melepaskan pandangan dari Azure.

'Seeeeeeerem cooookk!'

Di sisi lain, kelompok Inhuma yang termasuk ke dalam spesies Beastial, keluarga Wulfan, juga merasakan hal yang sama. Hanya saja mereka merasakan tekanan yang sangat kuat dari tatapan kosong sosok Naga Inhuma yang tiba-tiba saja datang itu.

'Sangat menyeramkan!'

'Apa dia datang untuk membunuh kita?!'

'Tatapannya saja sudah membuat tubuh tidak bisa digerakkan!'

Kebanyakan dari mereka merasakan ketakutan yang absolut. Mereka tidak bisa melakukan apapun mengenai ketakutan itu selain berdiam diri dan menunggu apa yang akan terjadi pada mereka.

'Gimana ini?! Kok rasanya canggung banget?!'

Azure pikir sekelompok Inhuma serigala itu datang untuk menyerang hutan ini, dan bocah yang menyandera salah satu dari mereka, kemungkinan besar. Tetapi ketika dia datang mereka malah diam membeku.

'Apa? Karena kedatanganku jadi mereka diam seperti ini?'

Azure ingat sewaktu masuk ke dalam topik pembicaraan di grup Wasap sekolahnya dulu. Saat itu ketika dia datang semua orang mendadak jadi diam. Kemungkinan besar dia dikucilkan. Rasanya sangat sakit di dada.

"!!!"

Ketika Azure menyentuh dadanya karena sakit hati yang muncul, semua orang mendadak panik. Entah kenapa Azure juga bisa melihat kekhawatiran yang sangat terasa dari para Inhuma serigala.

Untuk mengetahuinya Azure mencoba untuk menggerakkan tangannya sekali lagi ke arah tak tentu. Setiap kali tangannya bergerak membuat para Inhuma serigala bertingkah aneh. Seperti rasanya Azure akan membunuh mereka dengan tangannya.

Hal itu terlihat cukup menyenangkan kalau boleh jujur.

Azure telah menemukan sebuah cara baru untuk bersenang-senang.

Sekali lagi Azure menggerakkan tangannya, tetapi kali itu dia menunjuk salah satu dari Inhuma serigala dengan iseng.

"!"

Semua orang terkejut dengan tindakan Azure.

Kelompok sisa dari Inhuma serigala melihat teman mereka yang ditunjuk dengan tatapan penuh do'a.

Inhuma serigala yang ditunjuk bereaksi kalau dia tak punya tempat untuk lari. Jadi dia menyerahkan dirinya dengan bersujud secara perlahan.

Di saat kepalanya sudah menyentuh tanah, Inhuma serigala itu spontan berteriak, "TOLONG AMPUNI HAMBA!"

'Gek!'

Teriakan itu sangat kencang, Azure sampai kaget karena tak siap.

[High Order – Control Self: Clarity]

'Jadi benar kalau mereka takut padaku!'

Sebenarnya kalau Azure punya sifat dari seorang yang buruk, dia pasti akan langsung menyadari hal itu.

Mereka hanyalah sekedar Inhuma serigala. Spesies normal dalam kelompok Inhuma. Sedangkan Azure adalah sesosok Naga. Memiliki kekuatan sihir yang kuat dan tubuh yang sangat kokoh.

Tentu saja perbedaan kekuatan sudah sangat terlihat hanya dengan sekali pandang.

Tak lupa dengan bocah bersayap burung, bocah itu melepaskan sanderanya tanpa sadar. Walaupun sanderanya juga tak bisa bergerak karena rasa takut yang menguasainya.

Azure menurunkan jarinya. Karakter dari sosok yang besar pun dimainkan karena rasa takut sudah sepenuhnya hilang.

"Siapa pemimpin di antara kalian?"

Azure melihat keenam Inhuma serigala itu satu persatu.

Dengan gagap dan gemetaran, satu sosok di antara mereka, satu-satunya yang punggungnya memiliki bulu putih, menghadap Azure dengan bersujud rendah ke tanah.

"Hamba adalah orangnya, Wahai Sosok Yang Agung."

Pemimpin itu memang terlihat lebih besar dan kuat dari sisanya.

Untuk yang kedua kalinya, makhluk yang Azure temui memanggilnya dengan sebutan itu.

'Memangnya ada apa dengan panggilan itu, sih?'

Tetapi itu tak penting untuk sekarang.

'Ehh, apa yang harus kutanya sekarang? Hmm, oh iya.'

"Atas tujuan apa kalian datang ke hutan ini?"

Walaupun tanpa bertanya Azure sudah bisa menebak kemungkinan besar alasanya. Pertanyaan itu hanya untuk memastikan secara langsung.

"Alsan kam dtng ke sin – "

"Tunggu. Aku tak bisa mendengar dengan jelas kata-katamu kalau kau berbicara seperti itu. Naikkan kepalamu sedikit sebelum berbicara."

Pemimpin kelompok itu berbicara saat mulutnya menyentuh tanah. Tentu saja suaranya takkan terdengar jelas.

Azure sudah memerintah dengan cukup jelas. Meskipun begitu pemimpin serigala itu hanya mengangkat tubuhnya dari tanah sekitar 5cm lebih.

'Yah, sudahlah.'

Tak mau mengomentari lagi, Azure membiarkan pemimpin kelompok itu berbicara.

"Alasan kami datang ke sini tak lain hanya untuk menangkap tahan – seorang kenalan yang kabur dari kelompok."

'Apa dia mau bilang menangkap tahanan tadi?'

Hanya dengan jawaban itu Azure bisa menebak sisanya.

Sekelompok Inhuma serigala itu adalah kelompok pengejar, dan yang mau mereka tangkap adalah bocah laki-laki(?) yang saat itu juga sedang menunduk pada Azure.

'Hmm, entah bagaimana aku masuk ke sebuah event yang cukup ngerepotin.'