"Rumahku Istanaku."
Azure bersyukur bisa kembali ke rumah dengan selamat. Walaupun dia baru keluar dari wilayah Gunung Besar kurang lebih setengah jam.
"Baiklah, sekarang apa yang harus kulakukan?"
Azure sudah menyelesaikan masalah kecil, dan membawa gadis kecil bersamanya –
"Oh iya!"
"?!"
Perlyn takut karena Azure tiba-tiba berteriak.
Azure melihat ke Perlyn, lalu bertanya. "Kau terluka kan, Perlyn?"
"Eh! A-ah, jangan khawatirkan saya, Wahai Sosok Yang Agung!"
Azure tak bisa melakukannya. Dia tak bisa tak mengkhawatirkan seorang gadis kecil yang sedang terluka, dan lapar.
Tanpa seijin tuannya, perut Perlyn berbunyi keroncongan. "Tolong hiraukan saja saya!"
Azure tersenyum kecil karena gadis itu berusaha tak mau menyusahkan orang lain.
Itu artinya Azure harus menjadi pria yang bisa diandalkan - 'Enggak-enggak-enggak! Tetap ingat, dia itu perempuan, dan mungkin kiriman dari raja iblis!'
Azure tak membolehkan dirinya lengah.
'Baiklah, [Grand Order], apa mantra yang bisa kugunakan untuk menyembuhkan gadis kecil ini? Dan apa ada sumber makanan di sekitar area hutan?'
[Jawaban: Dengan mantra [Medium Order – Healing Spell: Spring Breeze] bisa menyembuhkan luka kecil dari gadis Avesterda. [Hutan Rimba Tiada Akhir] memiliki banyak spesies binatang mistis/non mistis dan tumbuhan yang bisa dijadikan makanan]
'Jadi nama ras bocah ini, Avesterda.'
Kalau tidak salah Aves adalah nama kelas dari binatang berbulu bersayap. Itu memberikan penjelasan kenapa Perlyn punya sayap hitam di pinggang bagian belakangnya.
Sekilas Perlyn seperti Succubus, karena letak sayap di tubuhnya, hanya saja sayap Perlyn adalah sayap burung, bukan sayap kelelawar.
Azure menggelengkan kepalanya dengan kuat, sampai membuat Peri kecil dan Perlyn terkejut.
"Uhum, baiklah. Peri kecil, bisa kamu membantuku untuk memetik buah-buahan yang ada di hutan dekat posisi kita?"
"Baik, tuan~"
"Oh iya, usahakan yang bisa dimakan, dan jangan beracun."
"Siap laksanakan~"
Peri kecil langsung masuk ke dalam hutan atas perintah sang tuan.
Perlyn bertanya-tanya atas tindakan Azure. "Sosok Yang Agung, apa yang mau anda lakukan?"
"Aku akan merawat lukamu." 'atau lebih tepatnya, menyembuhkan secara instan.'
Azure mengucapkan mantra, [Medium Order – Healing Spell: Spring Breeze] pada Perlyn.
Tubuh Perlyn seketika diselimuti oleh angin hijau. Angin hijau itu membawa pergi luka-luka Perlyn, dan memberikan penyembuhan pada bagian tubuh yang terluka.
[Spring Breeze] menghilang setelah menyembuhkan semua luka Perlyn.
Azure sempat terbelalak karena fenomena indah barusan. "Itu bakal jadi referensi yang sangat bagus untuk komikku."
Perlyn melihat Azure sedikit bingung.
Barusan Azure mengucapkan apa yang ada di pikirannya.
"Mm, ahh, apa semua lukamu sudah sembuh?"
Perlyn langsung memeriksa semua bagian tubuhnya. Tak ada lagi luka yang terlihat.
Azure membuang wajahnya, karena Perlyn membuka pakaiannya yang hanya satu kain untuk melihat tubuhnya, memperlihatkan bagian tubuh sensitifnya.
Azure sekarang memang seorang Naga Perkasa, tetapi dalam jiwanya, dia tetap seorang laki-laki.
"Sosok Yang Agung."
"Hm?"
Perlyn tiba-tiba bersujud pada Azure. "Aku sangat berterimakasih atas kebaikan yang anda berikan!"
Azure sangat kaget. Dia tak menyangka gadis kecil yang baru dia selamatkan akan bersujud seperti itu padanya.
"Eh, eh – "
Dia sampai kehilangan ketenangannya.
Berdehem sekali, Azure berkata: "Angkat kepalamu, Perlyn. Aku melakukannya karena aku ingin."
Dengan lain, itu adalah pertolongan yang tulus. Tetapi Perlyn tetap merasa tak pantas menerima pertolongan itu.
"Saya hanyalah makhluk kotor yang berani masuk ke wilayah anda. Tapi anda menyelamatkan saya, dan menyembuhkan luka-luka saya. Saya tak tahu balasan apa yang harus saya berikan pada anda, kecuali mempersembahkan diri saya sendiri."
"E – eeehhhh?"
Azure bingung, dan bertanya-tanya. Untuk ukuran gadis berumur 10 tahunan, Perlyn bersikap sangat dewasa. Dia bahkan sudah bisa memutuskan untuk menyerahkan dirinya sendiri sebagai balasan atas kebaikan kecil yang Azure berikan.
[Clarity] tak bisa membantu Azure saat itu. Karena masalah itu bersangkutan dengan kehendak jiwa. Azure dibuat kewalahan.
"Tuan~"
Di saat situasi tak bergerak, sesosok penyelamat kecil datang.
"Ini adalah buah-buahan yang bisa kami temukan~"
Peri kecil saat itu tak sendiri. Dia bersama beberapa Peri hutan dan elemental spirit angin.
'Gede banget anjir buah-buahannya!'
Buah-buahan yang Peri kecil dan teman-temannya bawa sebesar telapak tangan Azure. Kebanyakan dari mereka seperti jambu dan apel, hanya saja warna dan ukuran mereka berbeda.
"Baiklah, Perlyn, untuk sekarang, makan dulu."
Walaupun Azure tak lapar, tetapi dia ingin mencoba, bagaimana rasa makanan di mulut naganya.
Di sisi lain, Perlyn bingung. Ada banyak makanan di depannya, tetapi dia tak bisa memakan mereka.
Azure melakukan satu gigitan, dan mengecap rasa dari buah apel raksasa. Dia mengunyah, dan menggigit secara perlahan.
'Ini enak banget oy!'
Setelah merasakan kelezatan buah apel raksasa, Azure memasukkan sisa dari buah di tangannya langsung ke mulut. Lalu menikmati setiap kecapan rasa dari buah itu dengan khidmat.
Perlyn tak makan, hanya melihat ekspresi khidmat Azure yang sedang makan. Azure menyadari tatapan Perlyn, membuat Perlyn langsung menunduk.
"Maafkan saya karena tidak sopan!"
Hal itu memang membuat Azure malu. Dia seorang naga perkasa, tetapi menunjukkan sikap polos ke seorang anak kecil.
Azure berdehem sekali. "Tidak masalah. Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak makan?"
Perlyn terkejut, akhirnya sang naga perkasa menanyakannya hal itu.
"Ah, itu." Perlyn sesaat bingung. "Bagaimana saya harus menjelaskannya? Bukannya saya tak mau menerima kebaikan anda, tapi..."
Azure langsung tersadar setelah Perlyn mengenggam kedua tangannya.
"Oh, apa itu karena tanganmu?"
Kedua tangan Perlyn seperti memakai sarung tangan emas. Mereka bukan tangan yang normal. Azure memiliki firasat kalau tangan itu – "Terkutuk?"
Perlyn terkejut pada tebakan Azure.
"Iya, benar. Kutukan ini dinamakan [Kutukan Raja Midas]. Kutukan ini membuat tangan korban mendapatkan sentuhan emas, dimana benda apapun yang disentuh korban akan berubah menjadi emas."
"Hoo."
Azure terkagum, tetapi dia tetap merasa kasihan pada Perlyn. Itu artinya dia tak bisa menyentuh apapun – "Hm?" – Azure menyadari sesuatu.
"Tunggu, kutukan itu membuatmu bisa mengubah benda apapun menjadi emas, kan?"
"Benar, Sosok Yang Agung."
"Lalu bagaimana sentuhan itu tak membuat serigala yang kau tawan tadi menjadi emas?"
Azure juga ingat kalau Perlyn berpegangan padanya sewaktu Azure melompat terbang tadi. Lalu kenapa Azure atau serigala sebelumnya tak berubah menjadi emas?
"Ah, itu karena yang bisa berubah menjadi emas hanyalah benda mati. Kutukan ini tak bisa mengubah makhluk hidup menjadi emas."
"Ooohh."
Azure tercerahkan.
"Kalau begitu, bisa kau demonstrasikan caranya?"
"Demnsartsi?"
Azure menggunakan bahasa rumit yang tak bisa Perlyn mengerti.
"Maaf, Sosok Yang Agung. Saya tidak mengerti apa yang anda maksudkan."
"Ehh, ah, tidak, seharusnya aku yang minta maaf. Kalau begitu tunjukkan padaku bagaimana cara kerja kutukan itu?"
Perlyn sempat terkejut karena Azure meminta maaf padanya. Namun langsung mengerti setelah perintah diperjelas.
Perlyn perlahan menyentuh satu apel raksasa. Sewaktu tangannya menyentuh apel raksasa itu, sebuah fenomena ajaib terjadi.
Azure melihat fenomena itu dengan seksama. Dia melihat serbuk emas dari tangan Perlyn mulai mengubah apel menjadi menjadi emas.
'Partikel-partikel emas itu seperti virus yang mengubah partikel benda mati menjadi partikel emas padat.' Atau seperti itulah yang bisa Azure simpulkan.
Perlyn melepaskan tangannya setelah selesai mengubah apel menjadi emas.
"Begitu ya, hm-hm."
Hal itu bisa dipercaya setelah melihat buktinya secara langsung. Tetapi masih ada satu hal yang harus Azure cek.
Azure bangkit dari duduknya, berjalan ke Perlyn, jongkok, lalu mengulurkan tangan kirinya.
"Sekarang sentuh tanganku."
Perlyn terbelalak. "E – ehh! Tapi, saya!"
"Kutukan itu hanya bekerja pada benda mati, kan?"
"Itu benar! Tapi, bukannya rasanya hina kalau disentuh oleh tangan yang dikutuk seperti tangan saya?"
Kutukan = hina.
'Yah, itu benar, sih.'
Tetapi masalahnya bukan itu sekarang. Lagipula Azure juga tak masalah kalau mau disentuh oleh – 'Yah, dia perempuan, aku tahu itu.' – Azure masih takut. Namun setelah melihat kepolosan dan kejujuran dari Perlyn, Azure membulatkan keputusan.
'Lagipula aku punya kulit dengan kekerasan level 10, kata Grand Order.'
Memangnya apa yang bisa dilakukan gadis kecil pada tubuh perkasa itu?
Karena alasan itu, Azure tak lagi takut.
"Lakukan saja, ini perintah."
Azure sedikit tegas pada perintah itu.
Perlyn terkejut. Karena itu perintah, dia tak punya alasan untuk menolak.
"B – baik."
Perlyn perlahan menyentuh tangan Azure dengan kedua tangan. Tidak ada yang terjadi, dan –
'Hm, gak terasa apapun.'
Azure tak bisa merasakan sentuhan dari tangan Perlyn.
Sekarang Azure mulai sadar. Sewaktu dia mencoba dua kali untuk terbang, dan terjatuh, dia sama sekali tak merasakan sakit. Ketika terbang, dia bahkan tak merasakan angin yang menyentuh kulitnya.
'Tubuh ini, di sisi lain, punya kelemahan yang tak membahagiakan.'
Berpikir tak bisa lagi merasakan sentuhan orang lain membuat Azu re sedih.