Chereads / Reinkarnasi Naga Primal / Chapter 15 - Keputusan (Perlyn)

Chapter 15 - Keputusan (Perlyn)

Malam hari di sebuah tempat persembunyian dekat dengan [Hutan Besar Tiada Akhir].

Tempat persembunyian itu adalah rumah dua tingkat yang memiliki kandang besar. Kandang di tempat persembunyian itu merupakan penjara bagi makhluk yang bukan manusia, dengan kata lain, Inhuma.

"Dasar tidak berguna!"

Di halaman depan tempat persembunyian, pemilik wilayah murka pada satu kelompok Wulfan yang tak berhasil menjalankan tugas mereka.

Pemilik wilayah mencambuk satu anggota dari kelompok Wulfan.

"Kau bilang kalian kehilangan anak itu?! Jangan bercanda!"

Pemilik wilayah merogoh kantung bajunya. Mengambil sebuah remot, lalu menekan tombol di remot yang menyebabkan seluruh kelompok Wulfan tersetrum listrik.

"Waaaaaaaaa!"

Seluruh kelompok Wulfan berteriak, kecuali pemimpin mereka yang memiliki tubuh lebih kuat.

"Kalian adalah binatang pelacak paling handal di dunia ini dan tak bisa mengejar satu ekor burung kecil!?"

Pemilik wilayah hendak mencambuk Wulfan sebelumnya. Ketika cambukan dilakukan, Wulfan Leader melindungi kelompoknya itu.

Pemilik wilayah tak peduli dengan apa yang Wulfan Leader lakukan.

Wulfan Leader dengan sinis melihat ke Pemilik wilayah, lalu memberikan penjelasan.

"Kami kehilangan anak itu karena kami terhalang wilayah [Hutan Besar] yang masih belum terjamah. Anak itu bisa terbang, sedangkan kami hanya menggunakan kaki kami untuk mengejarnya."

Pemilik wilayah kembali murka. "Aku tak ingin mendengarkan alasan seperti itu!" teriaknya sambil menendang wajah Wulfan Leader.

"Aku tidak mau tahu! Bagaimanapun juga kalian harus mencari burung emas itu malam ini juga! Aku tak mau kehilangan 100.000 Rupi karena ketidakbecusan kalian!"

Begitulah, kelompok Wulfan harus mengorbankan diri mereka lagi untuk masuk ke dalam [Hutan Besar]. Entah nasib apa yang akan menanti mereka ketika Sang Naga Perkasa melihat mereka lagi di dalam wilayahnya.

Baik itu kematian atau hukuman yang lebih berat, mereka tak bisa mengelak. Yang bisa mereka lakukan hanya harus bergerak maju.

____________________________

"Oh iya, Perlyn, bagaimana bajumu tak berubah menjadi emas ketika kau menyentuhnya?"

Azure baru sadar mengenai persoalan itu. Sejauh itu Azure sudah mengerti mengenai [Kutukan Raja Midas] Perlyn. Namun bagaimana satu kain baju Perlyn tak berubah menjadi emas ketika bocah itu menyentuhnya?

"Itu karena baju ini terbuat dari kulit Banteng Besi. Kulit Banteng Besi adalah kulit yang memiliki lapisan mana yang membuat tanganku tak bisa menjadikannya emas."

Penjelasan Perlyn sedikit membingungkan.

"Jadi bisa dibilang, [Kutukan Raja Midas] tak berpengaruh pada benda yang memiliki lapisan mana?"

Perlyn sadar kalau penjelasannya kurang jelas. "A – ah, iya, Sosok Yang Agung!"

Meskipun sudah seharian terus dipanggil seperti itu, Azure tetap masih belum terbiasa dengan panggilan, Sosok Yang Agung. Dia memang berada di dalam tubuh Naga Agung, tetapi dia tak merasa Agung tunuk dipanggil seperti itu.

"Soal panggilan itu, Perlyn."

"Iya, Sosok Yang Agung?"

"Nah itu, bagaimana kalau kau memanggilku dengan sebutan, Yang Mulia atau Tuan Naga?"

'Tunggu, Tuan Naga rasanya agak aneh.' Rasanya seperti dipanggil oleh seseorang yang ingin menanyakan jalan.

Peryn terkejut, dan bertanya-tanya pada perintah Azure. "Tapi, Tuan Na – " Perlyn hampir jatuh pada perangkap Tuan Naga. "Sosok Yang Agung, kalau anda menginginkanku untuk memanggil anda dengan panggilan itu, itu akan menurunkan derajat keagungan anda."

Memang, Sosok Yang Agung memberikan kesan kalau Azure adalah makhluk yang berdiri di atas dunia, sedangkan Yang Mulia adalah panggilan yang digunakan oleh para pengikut raja.

"Raja?"

Azure menggumamkan satu kata itu.

Perlyn diam dalam pertanyaan. Dia sama sekali tak bisa mengikuti cara berpikir sosok Naga Agung di hadapannya.

"Dengarkan aku, Perlyn!"

Tiba-tiba Azure berdiri, mengibaskan tangannya di udara, lalu berteriak seperti seorang Raja yang ingin mengumumkan sesuatu pada rakyatnya.

"Hari ini aku mendeklarasikan kebangkitan kerajaan Naga Agung milikku!"

Azure masuk ke dalam Mode Penghayal. Mode Penghayal adalah mode dimana Azure meningkatkan stiumlasi khayalannya ke tingkat paling tinggi. Dalam mode ini dia bisa mengambil keputusan aneh dan tak waras, namun entah bagaimana setiap keputusan itu terdengar 'wow', 'keren, atau 'hebat'. Mode ini telah menyelamatkan Azure dari kejaran deadline beberapa kali. Walaupun dia harus berhadapan dengan plot-hole karena mode ini lemah dalam perencanaan masa depan.

Perlyn sesaat bingung. Namun setelah menelaah perkataan sang Naga Agung, dia terbelalak. Itu artinya sekali lagi sang Naga Agung akan menunjukkan dirinya pada dunia.

Mata Perlyn bersinar bagaikan bintang karena sangat gembira.

"Benarkah, Sosok Yang Agung?!"

Azure mengangguk bangga pada pertanyaan Perlyn. "Itu benar. Karena itu, kau bisa memanggilku dengan panggilan Yang Mulia sebagai [Pengikut Pertamaku]."

Tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul.

"Eh, apa itu?"

Entah bagaimana tubuh Perlyn diselimuti oleh cahaya yang membuatnya melayang di udara.

"Eh, apaan nih?!"

Azure tak habis pikir. Padahal dia tak melakukan apa-apa, tetapi Perlyn berevolusi seperti Pokemon ke tingkat selanjutnya.

[Jawaban: Bond Growth. Proses yang menumbuhkan Inhuma ke tubuh yang lebih dewasa setelah Pemberian Julukan dari makhluk dengan kekuasaan lebih tinggi dari mereka]

"Pemberian Julukan?"

[Jawaban: Pemberian Julukan adalah proses transfer mana pada individu lain dengan memberikan posisi pada individu tersebut sebagai pelayan atau individu yang berada di bawah perlindungan]

Perlyn yang sebelumnya memiliki tubuh seperti bocah 12 tahun, saat itu mulai bertumbuh besar seperti gadis remaja.

Azure sempat bingung, kapan dia memberikan julukan ke Perlyn?

"Pengikut Pertama?!"

Seperti itulah, tanpa sadar Azure memberikan julukan ke Perlyn. Azure secara sepihak membuat Perlyn menjadi Pengikut Pertamanya.

Proses [Bond Growth] telah selesai. Saat itu Perlyn telah berubah menjadi gadis Avesterda remaja. Beberapa bagian tubuhnya jadi menonjol. Rambutnya yang sebelumnya pendek telah tumbuh panjang sepinggang. Wajahnya yang sebelumnya kelaki-lakian sudah berubah menjadi gadis cantik jelita.

Untuk sesaat Azure pikir Perlyn adalah seorang gadis asia yang berasal dari bumi. Namun tidak, gadis Avesterda itu masih memiliki dua tangan emas, dan satu pasang sayap di pinggangnya.

"Wahai Sosok Yang Agung." Perlyn remaja bersujud di hadapan Sang Tuan. "Tolong beritahu saya nama yang harus saya panggil untuk memanggil anda."

Azure masih terkejut pada fenomena dan Perlyn yang sedang bersujud di hadapannya. Dia juga tersadar - 'Oh iya, sejak bertemu tadi aku masih belum memberitahu namaku.'.

"Azure Akasha," ucap Azure dengan agung. "Panggil aku dengan sebutan, Yang Mulia Azure."

Momen itu benar-benar membuat tegang. Dari seluruh kejutan yang Azure lihat hari itu, momen dimana Perlyn bersujud dihadapannya seperti sedang menghadap seorang raja, membuat Azure seperti orang besar. Dia memang besar dengan tubuh naga-nya itu, sih.

"Yang Mulia Azure." Perlyn mulai bicara lagi, dengan suaranya yang sudah terdengar lebih dewasa daripada di tubuhnya yang kecil. "Saat ini, momen ini, di hadapan Sosok Agung yang pernah mengguncang dunia dengan kekuatannya."

Itu adalah informasi yang Azure baru tahu. Dia memang menerima informasi, tubuh Naga Primal yang sedang dia pakai adalah makhluk berkekuatan tinggi yang memiliki kehendak tertinggi. Namun dia tak menyangka tubuh itu dulunya pernah mengguncang dunia.

"Saya bersumpah setia. Saya akan menyerahkan seluruh raga dan jiwa ini untuk melayani anda sebagai Penguasa Tertinggi Gunung Besar Selatan Ujung Dunia."