Chereads / Madu Dua Cinta / Chapter 16 - Bidadari Kedua

Chapter 16 - Bidadari Kedua

Tania keluar dari ruang dosen dengan wajah ceria. Tugas yang dikumpulkan berusan mendapat nilai A. Dia tak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini pada suaminya yang menunggunya di mobil. Dia menuruni tangga-tangga teras fakultas. Dari dalam gedung ada seseorang memanggilnya.

"Tania ... ", sapa Dito.

Kali ini wajahnya terlihat kesal dan tak bersahabat. Tania mengerutkan kedua alisnya melihat air muka sahabat nya itu. Dito sedikit berlari mengejar Tania yang sudah sampai diujung bawah tangga teras fakultas.

"Dito ... Ada apa?",tanya Nia.

"Aku ingin bicara dengan mu, Nia!"

"Bicaralah. Kamu ini kok seperti tak biasa saja. Terlalu resmi. Seperti tak pernah mengenal ku saja"

"Nia ..."

"Hmmm..."

"Siapa laki-laki itu?",kali ini wajah Dito lebih serius lagi.

"Laki-laki?"

"Ya, laki-laki yang malam itu menjemputmu dengan mobil. Bukankah malam itu aku berkata aku akan datang menjemputmu, tapi saat aku tiba disana kamu sudah pergi dengan laki-laki itu dan mobilnya. Lalu tadi pagi saat aku ingin menjemputmu kekampus, aku melihat laki-laki itu keluar dari kamar kost mu dan lagi-lagi kamu pergi dengannya. Katakan padaku, Nia. Siapa dia? Apa yang dia lakukan semalaman disana bersamamu?",jelas Dito panjang lebar.

Akhirnya Tania mengerti arah pembicaraan Dito. Dia menatap Dito, ada kilatan api cemburu dari pancaran mata sahabatnya itu. Ada kekesalan dan amarah yang dia rasakan. Nia berusaha tenang menghadapi laki-laki yang ada dihadapannya itu. Dia tersenyum.

"Dito ... Maafkan aku. Semalam Mas Ardi datang menjemputku bahkan menunggu sampai aku pulang kerja. Aku harus ikut dengannya..."

"Siapa orang yang kamu sebut Mas Ardi itu",potong Dito tidak sabar.

"Dia suamiku"

Mata Dito terbelalak mendengar ucapan Tania. Nyaris saja dia berteriak. Dia tak percaya dengan apa yang dia dengar dari Nia.

"Suami? Kamu jangan bercanda Nia?!!"

"Aku tidak bercanda, Dito. Mas Ardi memang suamiku. Kami sudah menikah beberapa bulan yang lalu",jawab Nia sambil menunjukkan cincin kawin yang melingkar di jari tangannya.

Dito tidak menyerah begitu saja dia meminta penjelasan dan bukti lebih dari ucapan Nia. Berkali-kali Nia menjelaskan tapi Dito tak dapat menerimanya. Dari dalam mobil Ardi melihat semua kejadian itu. Dia berjalan mendekati keduanya.

"Ada apa sayang?",tanya Ardi sambil merangkul pundak Tania.

Melihat kedatangan suaminya, Tania menepis tangan Dito yang tadi memegang tangannya. Dito menatap pada laki-laki yang baru datang itu. Tatapan matanya tajam seolah menantang Ardi untuk bertarung. Ardi dengan tenang membalas tatapan mata itu.

"Apa ada masalah, sayang?",ucap Ardi lagi sambil mengecup kening Tania.

Dia sengaja melakukannya dihadapan Dito. Dia tahu laki-laki berambut keriting itu memiliki perasaan istimewa terhadap istrinya itu.

"Mas Ardi, ah.. iya mas, kenalkan ini Dito sahabatku sejak SMP. Dito ini mas Ardi dia. .."

"Aku suaminya Tania",potong Ardi sambil mengulurkan tangannya pada Dito.

Melihat itu, walaupun dengan perasaan kesal dia menyambut uluran tangan Ardi. Ternyata perempuan yang selama ini dicintainya itu sudah menjadi milik orang lain. Dito hanya tersenyum kecil tanpa arti melihat semua itu. Dan akhirnya dia memutuskan untuk pamit dan pergi dari keduanya.

Ardi tersenyum penuh kemenangan, dia menggandeng tangan Nia menuju mobil.

"Aku tak ingin kamu mendekati laki-laki itu lagi, sayang",ucap Ardi didalam mobil.

"Maksud Mas Ardi, Dito?!"

"Ya, siapapun namanya. Aku tak suka kamu dekat dengannya"

"Dito sahabatku sejak kecil, Mas"

"Tapi laki-laki itu mencintaimu, sayang. Aku tidak suka caranya menatapmu tadi"

Kali ini Nia pun menangkap adanya sinyal cemburu dari suaminya. Dia hanya tersenyum.

"Aku tahu Dito punya perasaan lebih padaku, tapi laki-laki yang aku cintai cuma kamu, Mas. Dan aku sudah menjadi milikmu, bukan?!"

Ardi menoleh pada perempuan disampingnya, dia tidak menyangka kalau istrinya akan mengatakan hal itu. Ada senyum kebanggan dalam dirinya mendengar ucapan Tania barusan.

"Terima kasih, sayang. Aku juga mencintaimu",ucap Ardi sambil membelai kepala Tania.

Dia kembali berkonsentrasi dengan kemudi mobil yang ada dihadapannya. Mereka menembus ramainya jalanan aspal kota. Lalu lalang kendaraan yang melintas membuat Ardi harus memperlambat laju mobilnya. Namun dia menikmati semua ini, menikmati perjalanan indah nya bersama bidadari keduanya. Sampai akhirnya mobilnya memasuki basement sebuah mall besar dikota. Ardi menarik rem tangan mobilnya dan mematikan mesin mobil. Dia turun dan membukakan pintu mobil buat istrinya.

Mereka berkeliling mengitari lantai atas mall itu lalu singgah disebuah toko ponsel ternama. Ardi memilih sebuah posel keluaran terbaru merek ternama, beserta nomor perdananya. Pelayan toko itu langsung mengaktifkan ponsel itu lalu memberikannya pada Ardi yang memberikan kartu debitnya pada pelayan itu.

Ardi menekan beberpa nomor di ponsel baru itu, lalu menyimpan nya. Dia memberikan ponsel baru itu pada Tania.

"Ini buatmu, sayang. Aku tak ingin mendengar penolakan darimu. Aku mau kamu menghubungi aku setiap saat agar aku tahu keadaanmu"

"Mas, ini kan barang mahal. Aku ..."

"Bukankah sudah aku katakan, aku tak ingin mendengar penolakan darimu",potong Ardi.

Pelayan tadi memberikan kartu debit itu pada Ardi beserta struk penarikan nya. Ardi kembali mengajak Tania berkeliling. Kali ini dia pergi kesebuah butik pakaian laki-laki, Ardi merasa butuh berapa potong pakaian. Sejak kemarin dia tak menggangi pakaiannya.

Tania hanya tersenyum memperhatikan Ardi saat ditanya pendapatnya tentang pakaian yang di cobanya.

"Bagaimana aku bisa memilihkannya, semua yang Mas Ardi kenakan terlihat cocok dengannya. Dia terlihat gagah dan tampan",batin Nia.

"Kenapa kamu diam sayang? Jelek ya?",tanya Ardi.

Tania hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin dia bilang jelek, toh sejak tadi dia sudah terpesona dengan ketampanan suaminya. Ardi membeli beberapa potong pakaian dan langsung menggunakan salah satunya. Lalu mereka kembali berjalan, kali ini Ardi mengajak Tania mengunjungi sebuah butik muslimah ternama. Tania dimintanya memilih pakaian yang dia suka.

Perempuan itu merasa bingung memilihnya. Maklum saja dia tak terbiasa berada di toko semewah ini, sebuah butik muslimah milik designer ternama. Setelah memilih beberapa potong pakaian yang sesuai dengan seleranya, Tania diminta Ardi untuk langsung memakai salah satunya. Dan perempuan itu menuruti permintaan suaminya.

Merasa belum puas berjalan, Ardi kembali mengajak Tania menuju lantai tiga mall besar itu. Kali ini dia meminta Tania kesalon khusus perempuan, dia meminta pelayan nya untuk mapercantik model rambut Tania dan melakukan perawatan wajah pada istrinya.

"Aku tinggal sebentar ya, sayang. Jika sudah selesai hubungi aku", ucap Ardi.

Maklum salon perawatan itu khusus perempuan dan laki-laki dilarang masuk. Ardi menghabiskan waktunya dengan berkeliling.

******

Setelah dua jam dalam salon kecantikan itu, Tania merasa menjadi orang yang berbeda. Berkali-kali dia melihat wajah nya dicermin. Dia hanya tersenyum kecil, ini tidak seperti Tania yang biasanya, ucapnya dalam hati. Dia segera merapihkan lagi kerudungnya. Lalu mengambil ponsel barunya dalam tas dan menghubungi suaminya.

Tuuuuut ... Tuuut...

Klik ...

"Ya, sayang ...",ucap Ardi diujung teleponnya.

"Aku sudah selesai, Mas. Mas Ardi dimana?"

"Sebentar sayang. Aku akan kesana. Oiya, pakai saja ATM yang ada padamu sebagai kartu debit buat membayar biayanya. Aku tak bisa masuk kesana. Laki-laki tak boleh masuk"

"Ya, Mas",jawab Nia.

Sepuluh menit kemudian Ardi tiba dan langsung mengajak istrinya kembali kemobil. Kali ini Ardi juga tidak langsung membawanya pulang, namun dia melajukan mobilnya kesuatu tempat.

"Kita mau kemana lagi, Mas",tanya Nia.

"Makan sayang. Kasihanilah suamimu ini yang sudah kelaparan sejak tadi"

Hahahahhaaha... Tania tak dapat menahan tawanya, ucapan dan ekspresi lucu Ardi benar-benar mengocok perutnya. Dua puluh menit berikutnya mereka sudah sampai disebuah restoran mewah. Rupanya Ardi sudah membooking tempat untuk mereka. Tania menggandeng tangan Ardi saat masuk kedalam. Dia sedikit takut-takut masuk kedalamnya, ini adalah kali pertamanya menginjakkan kaki ditempat seindah dan semewah ini.

Seorang pelayan mengantar mereka kesebuah meja di ujung ruangan, berhadapan dengan taman airmancur. Tak lama makanan pun datang.

"Mas..", panggilnya.

"Hmmm..."

"Ini banyak sekali. Mas Ardi mau makan semua ini?"

"Makan saja yang kamu suka sayang. Makanlah sepuasmu"

"Mas, apa ini bukan pemborosan namanya. Semua yang Mas Ardi belikan ini banyak sekali"

Ardi memegang kedua tangan istrinya, lalu mencium punggung tangannya. Lalu dia mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Tania. Sebuah kalung emas dengan liontin berwarna merah delima. Ardi memakainya pada leher istrinya.

Lagi, Tania kehilangan semua kata-katanya mendapat perlakuan istimewa dari suaminya ini. Bagi Ardi, apa yang dia berikan pada Tania saat ini tidak sebanding dengan apa yang telah dihabiskan oleh Rachell, bidadari pertamanya.

******