Berkat Gu Zhishen, selama tiga tahun ia bekerja di perusahaannya. Baru pertama kali ini ia merasakan tatapan rekan kerjanya begitu aneh, seperti ada pandangan hormat terhadapnya, bahkan ia langsung dipanggil oleh supervisornya.
Hal yang dimaksud dengan "dipanggil supervisor" tidak lebih fakta dari kenyataan Yun Jianyue memiliki latar belakang sebesar itu namun masih merendahkan diri bekerja pada perusahaan kecil ini, sungguh rendah hati. Jika ada kesalahan atau ketidaknyamanan terhadapnya sebelumnya maka mereka bersedia minta maaf di sini, sikapnya itu bahkan lebih rendah hati ketika bertemu dengan mitra mereka.
Maksud dari Yun Jianyue adalah ia masih ingin bekerja untuk perusahaan, ia suka dengan pekerjaannya. Tidak ada alasan lain meskipun karena hubungannya dengan Gu Zhishen. Hal itu tidak akan membuatnya harus berhenti bekerja.
Supervisornya tentu tidak berani bilang tidak, namun awalnya ia masih menjadwalkan Yun Jianyue bekerja pada shift malam. Pada akhirnya dengan alasan ia telah terluka maka ia membuatnya istirahat di ruang istirahat sementara.
Besok paginya, Yun Jianyue mandi di kamar mandi ruang istirahat sementara. Ia mengenakan baju yang bersih dan rapi serta melapor ke ruang pemantauan. Anehnya sikap rekan kerjanya jelas-jelas sangat sopan kepadanya.
Dulu, ia biasanya akan disuruh untuk membelikan sarapan dan pekerjaan lainnya. Namun berbeda dengan pagi ini, ia tidak perlu membelikan sarapan bahkan sarapannya sudah dibelikan oleh mereka. Selain itu, jika terjadi masalah pada lantai bawah, mereka juga akan langsung pergi tanpa merepotkan Yun Jianyue.
Yun Jianyue duduk di depan layar CCTV sambil minum susu soya. Sebaliknya dalam isi hatinya, ia bertanya-tanya mengenai situasinya yang sekarang ini sebenarnya baik atau buruk!?
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh tepat, aula pameran pun terbuka lagi untuk para pengunjung.
Yun Jianyue merasa sangat tidak nyaman di ruang pemantauan, karena rekan kerjanya melirik kepadanya dengan tatapan yang aneh secara terus-menerus. Ketika supervisornya menginformasikan bahwa di lantai bawah memerlukan bantuan karena hari Sabtu lebih ramai, ia langsung naik dari kursinya dan mengabarkan bila ingin membantu.
Pada jam 10:20 pagi, Yun Jianyue melihat Lin Yaxin di aula pameran. Berbeda dengan semalam, walaupun matanya masih memancarkan kesombongannya, tetapi ia berusaha menahan emosi buruknya dan berusaha berbicara dengan nada tenang kepadanya, "Woi! Kamu..."
Kata-kata Lin Yaxin dipotong oleh suara keributan yang terjadi di aula pameran. Orang-orang sekitar pada menarik napas mereka dan menjerit, "Wah, ganteng sekali!"
Yun Jianyue mengikuti tatapan para pengunjung yang melihat ke arah pintu masuk…...
Ternyata ada Gu Zhishen yang mengenakan setelan jas sederhana yang membungkus postur badannya, tubuh berototnya pun tampak gagah. Dengan tinggi badan 187 cm, kaki panjangnya tersembunyi di belakang setelan celana yang disetrika dengan rapi. Wajahnya tampan dan dingin, alisnya tajam bagaikan pedang dengan tatapan mata yang mendominasi, di bawah hidung yang mancung terdapat bibir yang tipis dan seksi. Wajahnya sekarang tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Tatapannya yang tajam mengelilingi aula pameran dan kemudian berhenti pada sosok Yun Jianyue.
Ketika Yun Jianyue melihatnya menatap ke arahnya, badannya langsung bergetar dan merinding sejenak, 'Astaga, kenapa dia datang lagi!?!'
Mata Yun Jianyue yang besar dan jernih melihat ke mata Gu Zhishen, ia memintanya jangan berjalan kemari, berharap jangan, jangan kemari!
Sebaliknya, ada seseorang yang lebih terkejut lagi dengan kehadiran Gu Zhishen, melihatnya berjalan kemari, kakinya pun lemas.
Orang itu adalah Lin Yaxin, melihat kehadiran Gu Zhishen secara tiba-tiba. Ia melihat lagi ke arah Yun Jianyue dan memikirkan kata-kata Gu Zhishen semalam. Di dalam hatinya ia mulai takut, jangan-jangan Gu Zhishen hari ini sengaja datang untuk membalas dendam kepadanya!
Gu Zhishen bagaikan selebriti terkenal yang menikmati tatapan seluruh orang, dengan tenang ia mulai melangkah ke arah Yun Jianyue.
Melihatnya berjalan ke arahnya, wajah Yun Jianyue hampir mau menangis.
Jika sekarang Gu Zhishen berbuat sesuatu kepadanya di bawah tatapan para pengunjung. Tanpa harus mengatakan sesuatu, orang tuanya pasti akan mengetahui hubungannya dengan Gu Zhishen dan ia akan langsung dibunuh oleh ibunya.
'Gu Zhishen, sebenarnya aku telah berbuat apa membuatmu menyiksaku seperti ini!'
Jarak mereka semakin dekat, napas Yun Jianyue pun semakin sesak.
Orang-orang sekitar sudah mulai membisikkan dan menebak sebenarnya Lin Yaxin atau Yun Jianyue yang kenal dengan Gu Zhishen.
Mata Gu Zhishen yang tajam menatap terus ke wajah kecil Yun Jianyue dan alis hitamnya pun mengerut dengan kuat. Apa ekspresi yang diperlihatkan Yun Jianyue itu? Berhubungan dengannya membuatnya begitu takut, kah? Sejak kapan ia begitu tidak disukai oleh seseorang?
Meskipun tidak senang dengan tindakan Yun Jianyue. Ketika Gu Zhishen berjalan di sampingnya, langkahnya tidak berhenti dan langsung melewatinya bagaikan orang asing.
Ketika Gu Zhishen melewatinya, Yu Jianyue pun menghelakan napas leganya. Walau suaranya sangat ringan namun tetap terdengar di telinga Gu Zhishen, wajahnya pun menyuram. Yun! Jian! Yue!
Langkah Gu Zhishen berhenti di meja pajangan kalung, matanya melihat ke layar informasi dan melihat daftar nama perancang perhiasan tertulis nama Lin Yaxin.
"Beli." Sambil menyipitkan bibir tipisnya, ia mengeluarkan satu kata.
Cheng Yufei yang berdiri di belakangnya, menoleh ke arah Lin Yaxin. Ia mengangkat sudut mulutnya dalam makna penuh misteri dan kemudian mengembalikan tatapannya ke Bossnya, "Baik, Presdir Gu."
Cheng Yufei mencarikan manajer pameran dan membeli seluruh hasil karya yang dipamerkan atas nama perancang Lin Yaxin.
Tindakan ini langsung membuat heboh di aula pameran.
Pengunjung A mulai membuat desas-desus, "Ternyata Presdir Gu mengunjungi pameran karena Lin Yaxin, jangan-jangan ia tertarik dengan Lin Yaxin!"
Pengunjung B pun tidak kalah informatif, "Ayah Lin Yaxin adalah pengusaha besar di dunia perhiasan, Presdir Gu kalau tertarik dengannya juga normal, hanya bisa dibilang sungguh beruntung Lin Yaxin itu!"
Pengunjung C juga menegaskan pernyataan pengunjung sebelumnya, "Betul, bisa menarik perhatian Presdir Gu sungguh beruntung sekali! Astaga, jika sekarang Presdir Gu bersedia bicara denganku bahkan hanya satu kata saja, aku rela mati buatnya!"
Pengunjung D hanya menyetujui tanpa memberikan tambahan apapun, "Aku juga, Presdir Gu tampan sekali!"
Mendengar komentar mereka tentang Gu Zhishen, sudut alis Yun Jianyue bergerak sedikit, 'Woi, bisakah kalian lebih gila lagi.'
Pengunjung A, "Aku tidak perlu dia bicara denganku, cukup satu lirik tatapan darinya saja aku rela makan kotoran!"
Ketiga pengunjung yang tadi membicarakan perlakuan Gu Zhishen pun setuju.
"Fuh..." Yun Jianyue sungguh tidak bisa menahan tawanya yang keras lagi. Memang dunia ini tidak ada yang paling gila, cuma ada yang lebih gila.
Ia tertawa lepas dan langsung menarik perhatian semua pengunjung yang ada di aula pameran. Tentu saja juga menarik perhatian tatapan Gu Zhishen.
Yun Jianyue melihat ke tatapannya, ia mengelus-elus hidungnya dengan polos. Lirikan matanya bagaikan mengatakan, 'Bukan salahku! Siapa suruh mereka bilang jika kamu bersedia memberikan satu lirikan kepada mereka, maka mereka juga bersedia makan kotoran!'
Gu Zhishen mengerutkan alis matanya, mengikuti tatapan Yun Jianyue ke keempat pengunjung yang berbisikan tadi.
Pengunjung A dengan percaya diri mengakui pandangan Gu Zhishen, "Kyaa, Presdir Gu sedang melihatku, dia telah melihatku, Aku sudah mau mati!"
Pengunjung B juga tidak mau kalah, "Dia jelas-jelas sedang melihatku!"
Pengunjung C lebih kontradiktif lagi, "Dia sedang melihatku, matanya begitu dalam dan tajam, menawan sekali, aku akan mati karena terlalu bahagia!"
"Sebelum kalian mati, tampilkan dulu pertunjukan makan kotoran kalian!" Tidak tahu suara siapa yang terdengar di aula pameran, dalam sejenak para pengunjung di aula pameran langsung tertawa terbahak-bahak.
Wajah keempat perempuan itu langsung menjadi suram dan tidak bersedia melanjutkan pembicaraan mereka lagi.
Yun Jianyue juga ikut tertawa, tawanya begitu manis dan cantik. Selain itu matanya cerah dan jernih, keindahan itu berhasil ditangkap di mata Gu Zhishen. Alhasil tawa indahnya itu mampu melelehkan es yang ada di matanya itu.
Pada saat ini Cheng Yufei telah selesai membeli semua hasil karya Lin Yaxin yang ada di meja pameran, manajer pameran menyuruh bawahannya meletakkan semua perhiasaan di meja depan Gu Zhishen.
Lin Yaxin termenung melihat adegan ini, ia tidak mengerti peristiwa yang baru saja terjadi.
Sebuah pikiran yang berani muncul dari hatinya, 'Jangan-jangan karena pertemuan pertama kali kemarin, Gu Zhishen mulai tertarik dengan dirinya dan jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya.'
Pemikiran ini mengisi seluruh otaknya, wajahnya seketika diselimuti dengan rona merah yang malu-malu.
Meskipun ia sangat menyukai Su Xu, namun jika bisa dicintai oleh Gu Zhishen, tidak diragukan hal ini sangat memuaskan kesombongan seorang perempuan.
Di bawah tatapan tanda tanya Yun Jianyue, sudut bibir Lin Yaxin terangkat dengan bangga dan mulai melangkah mendekati Gu Zhishen.