Mobil melaju kencang dan pergi meninggalkan beberapa pemabuk itu. Suhu dalam mobil sejenak turun sedikit. Karena hari sudah malam hari dan bagian dalam mobil gelap, Shen Cheng tidak bisa melihat jelas ekspresi orang lain.
Wajah Shi Yu yang tersembunyi dalam cahaya redup sedikit tenggelam dan ia bertanya, "Ingin bersembunyi dariku, hm?"
Shen Cheng melirik Shi Yu dan menjawab, "Mengapa aku harus bersembunyi darimu? Konyol."
Shi Yu hanya mengerutkan kening saat mendengarkan suara Shen Cheng yang terdengar meremehkannya. Ia melirik Shen Cheng dengan dingin dan bertanya lagi, "Tinggal di mana?"
Shen Cheng memalingkan kepalanya dan mengaitkan bibirnya. "Aku masih punya kaki! Apakah aku tidak bisa pergi sendiri?! Kenapa harus kamu yang mengendalikanku?!"
Shi Yu adalah anak kesayangan Tuhan. Ia punya harta, kekuasaan, dan tampang sehingga hal itu jelas membuatnya memiliki sikap arogan yang luar biasa. Selalu saja ada wanita yang duluan menghampirinya, menempel padanya, dan berusaha menyenangkan hatinya. Namun, wanita di depannya ini benar-benar di luar kendalnnya. Shi Yu mengangkat bibirnya dan menyunggingkan tersenyum yang tak terduga. Fitur wajahnya yang indah dan tegas tampak semakin menawan di cahaya redup mobil. Bahkan, ia tidak memiliki kekurangan apa pun.
Shen Cheng bergerak ke samping dan menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Angin malam bertiup masuk melalui jendela mobil yang setengah terbuka hingga beberapa helai rambut panjang Shen Cheng yang berantakan berterbangan di depan dahinya. Namun, hal itu tidak memengaruhi kecantikannya sama sekali dan justru menambahkan sedikit pesona.
"Hadap ke sini," perintah Shi Yu dengan suaranya yang sangat dingin.
"Jika aku tidak mau?" Shen Cheng tidak menoleh dan sengaja menantang Shi Yu.
Tidak? ulang Shi Yu dalam hari. Selama 26 tahun Shi Yu hidup, ini adalah pertama kali ada seseorang yang berani mengatakan kata itu di depannya. "Coba saja," kata Shi Yu dengan suara dingin yang jelas terdengar penuh ancaman.
Shen Cheng tertawa dan mencibir, "Coba? Maaf, itu bukan hobik!"
Jelas, kesabaran Shi Yu sudah habis. Sudut bibirnya terangkat dan senyumannya sejenak menunjukkan kerakusan. Sopir melihat melalui kaca spion dan sudah mengerti maksudnya hanya dengan satu tatapan. Sopir menginjak rem, menghentikan mobil di tepi jalan, dan cepat-cepat turun dari mobil.
Shen Cheng melihat sopir itu dan tidak berpikir banyak. Ia langsung mengulurkan tangan dan ingin buka pintu mobil. Sayang sekali, Shi Yu tidak berencana untuk memberinya kesempatan ini!
Klik.
Pintu mobil terkunci. Dalam sekejap, ruang sempit itu dipenuhi dengan aroma aneh. Shen Cheng tidak mendapat celah tempat untuk melarikan diri dan tiba-tiba keluar aliran panas dari bagian bawahnya. Ia bahkan bisa merasakan cairan membasahi celananya hingga merembes.
Sialan! rutuk Shen Cheng dalam hati. Ia tidak pernah merasa semalu ini. Awalnya, ia mendadak keluar rumah untuk membeli pembalut karena menstruasi. Namun, ia tidak menemukan pembalut dan malah bertemu dengan beberapa pemabuk. Setelah bertemu beberapa pemabuk, ia masih bertemu dengan pria ini.
Mungkin karena naik turunnya emosi Shen Cheng, cairan panas mengalir lebih intens dari di bawahnya. Hanya dalam waktu beberapa detik, ia sudah merasakan bercak basah di satu bagian. Tubuhnya menjadi kaku dan posisi duduknya sedikit aneh.
Mata dingin Shi Yu yang tajam menyapu seluruh tubuh Shen Cheng. Matanya penuh kemarahan, seeakan api amarah itu bisa menembus kulit manusia dan menyebar sampai ke jantung.