Chereads / Untuk Sisa Hidupmu / Chapter 10 - Hargai Hidup dan Jauhi penipu

Chapter 10 - Hargai Hidup dan Jauhi penipu

Para polisi bergerak maju untuk menyelidiki tempat kejadian. Mereka menemukan jejak pengereman mendadak dan genangan darah di tanah. Namun, posisi korbannya sudah tidak diketahui di mana. "Apa yang terjadi? Orangnya di mana?" polisi bertanya.

"Aku, aku tidak tahu…" jawab pria gendut itu dengan bingung, lalu ia membeku sejenak, "Setelah aku menabraknya, aku langsung membawa mobilku untuk memanggil polisi!"

"Untuk kecelakaan separah ini, kamu tahu kamu bisa menelepon untuk memanggil polisi. Pengemudi yang menindak kecelakaan dengan meninggalkan tempat kejadian adalah tindakan yang paling tidak etis!" tuduh polisi.

"Aku… Aku….." Pria gendut itu bicara terbata-bata. Ia benar-benar tidak bisa mengatakan bahwa ia memutuskan untuk pergi ke kantor polisi untuk memanggil polisi karena teleponnya jauh ke dalam genangan darah.

"Sudahlah, tidak ada urusannya denganmu lagi di sini. Kembalilah dulu pada mereka untuk melakukan rekaman pengakuan."

"Baik, baik," pria gendut spontan mengangguk, lalu segera naik ke mobil polisi.

Kemudian, seorang dokter turun dari ambulans. Ia melangkah lebar-lebar, melirik jejak darah di tanah, dan mengerutkan kening. Jika korban mengeluarkan begitu banyak darah dan bahkan berjalan pulang sampai ke rumah, ia tidak akan mungkin bisa selamat. Benar-benar sebuah dosa! pikir dokter itu. Akan tetapi, pikirannya ini hanya bertahan selama tiga detik.

"Tidak benar!" teriak dokter dengan lantang.

Beberapa polisi yang mendengar dokter itu langsung menoleh dan menyahut, "Apa yang tidak benar?"

Dokter buru-buru membungkuk hingga polisi tidak sempat menghentikannya. Dokter itu sudah mengulurkan tangan hingga ibu jari dan jari telunjuknya perlahan menyentuh darah di tanah. Saat ia mencium baunya, keningnya semakin berkerut.

"Ini bukan darah," kata dokter, "Ini adalah cairan yang dicampur dengan pewarna makanan, madu, dan air minum sehingga terlihat tidak beda jauh dengan darah."

Begitu mendengar penjelasan dokter, polisi segera memikirkan kasus-kasus sebelumnya dan tiba-tiba menyadari, "Kecelakaan mobil dengan darah palsu?"

"Penipu sekarang benar-benar sangat merajalela!"

Tidak ada satupun orang di tempat kejadian itu yang tidak menjadi marah karena penipu ini. Sebenarnya, bagaimana bisa kecelakaan palsu ini termasuk hal yang direncanakan? Shen Cheng menulis sendiri cerita, menyutradarai, dan mengarahkan sebuah drama dengan mudah seperti ini. Ia benar-benar hanya mengambil kesempatan untuk bermain.

———

Keesokan harinya, berbagai saluran media besar menyiarkan berita utama bahwa semalam terjadi sebuah kecelakaan mobil yang serius di jalan XX. Saat polisi sampai di tempat kejadian, korban tidak ditemukan. Setelah polisi mengolah tempat kejadian, mereka memverifikasi bahwa pemilik mobil itu ternyata ditipu oleh seorang penipu profesional.

"Baru-baru ini, jenis penipu seperti itu sangat merajalela dan menggunakan modus kecelakaan mobil untuk menipu harta. Tolong semua rakyat kota untuk lebih berhati-hati! Kecepatan mobil untuk menyalip memang sejenak terasa menyenangkan, tapi bisa menyebabkan kecelakaan dan mengakibatkan penyesalan untuk seumur hidup. Hargai hidup dan jauhi penipu."

Begitu Shen Zhongming melihat berita ini, ia langsung merasa senang. Ia tersenyum pada Shen Cheng yang berada di sampingnya dan berkata, "Gadis kecil, lihat apa yang kamu lakukan!"

Shen Cheng yang sedang membersihkan jendela menanggapi dengan tidak senang. "Apakah kamu merasa hal ini sangat mulia?"

Shen Zhongming menarik kembali pandangannya sambil bermain dadu dan berkata, "Gadis kecil, biar aku beritahu. Meskipun kamu adalah seorang penipu, di hati Ayah, kamu adalah penipu paling sempurna di dunia ini."

Shen Cheng menoleh, melihat Shen Zhongming, dan tertawa dengan enggan, "Sudahlah! Ayah menyebalkan!"

Shen Zhongming melemparkan dadu, melihat dua angka 6, lalu langsung berdiri dan tersenyum. "Bertaruhlah satu set agar tidak menyebalkan mata gadis kecilku ini," kata Shen Zhongmin sambil membawa dadunya keluar.

Pyar!

Begitu pintu ditutup, Shen Cheng segera melempar botol air di tangannya. Jika Shen Zhongming terlambat menutup pintu satu detik saja, ia pasti akan menjadi basah kuyup. Shen Cheng melirik berita yang disiarkan di televisi, sedikit mengangkat alisnya, dan membatin, Hargai hidup dan jauhi penipu. Tak perlu dibilang, ini masih cukup klasik!