Chereads / Untuk Sisa Hidupmu / Chapter 11 - Kamu Pasti Akan Menerimaku lagi

Chapter 11 - Kamu Pasti Akan Menerimaku lagi

Di Kantor Presiden Grup Dijing, Shi Yu menyipitkan matanya hingga membentuk lengkungan sempurna yang menarik perhatian orang. Tangannya tergenggam dan ia memutarkan badannya di kursi berputar dengan malas. Peringatan yang terdengar dari luar membuatnya tidak bisa menahan diri dan bibirnya terangkat hingga tersenyum. Senyuman ini penuh dengan arti dan penuh dengan aura jahat.

Hargai hidup dan jauhi penipu? pikir Shi Yu. Ia malah ingin berhubungan lebih dekat dengan penipu itu.

Tut… Tut… Tut...

Telepon kantor di atas meja Shi Yu tiba-tiba berdering. Ia diam sejenak, lalu mengulurkan tangannya yang ramping dan menekan tombol jawab telepon. Setelah panggilan terhubung, terdengar suara seorang wanita yang melapor, "Presiden, Nona Ye telah sampai."

"Suruh dia masuk."

"Baik," wanita di seberang telepon mengakhiri panggilan.

Tak lama berselang, seseorang pelan-pelan mengetuk pintu kantor dan beberapa detik kemudian, sekretaris mengantar tamu masuk dan mundur dengan patuh. Setelah itu, terdengar suara wanita yang merdu di ruang kantor yang besar itu, "Ingin bertemu dengan Bos Yu kami juga benar-benar sangat sulit, ya!"

Ye Mei mengenakan pakaian profesional yang membungkus seluruh tubuh S-line-nya yang sangat menawan. Shi Yu memandang ke samping dan melihatnya sekilas, namun ekspresinya tampak tidak berubah, "Bilang saja. Ada masalah apa?"

Ye Mei melangkah mendekat hingga perutn menempel di atas meja kantor. "Bagaimanapun, kita sebelumnya juga pernah berpacaran. Bagaimana kamu bisa begitu dingin terhadapku?"

Shi Yu menutup dokumen di depannya dengan elegan dan sudutnya bibirnya sedikit terangkat saat ia balik bertanya, "Satu jam juga termasuk pacaran?"

Ye Mei menegakkan kembali tubuhnya yang menempel di meja, tersenyum dengan sangat memesona, dan menjawab, "Tentu saja termasuk, bahkan meskipun hanya satu detik. Aku, Ye Mei, juga adalah mantan Shi Yu."

Shi Yu mengangkat bibirnya, "Jadi?"

"Jadi, kamu pasti akan menerimaku lagi," jawab Ye Mei sambil menatap Shi Yu dengan tatapan provokatif yang penuh percaya diri.

Shi Yu sedikit mengangkat sudut bibirnya dan mata gelapnya yang dalam terlihat sulit ditebak. Belum pernah ada yang berani bersikukuh di hadapannya. "Jika kamu datang untuk mengatakan omong kosong ini, maka itu tidak perlu!"

"Omong kosong?" Ye Mei terkekeh, "Kelihatannya, mungkin lain kali saya harus belajar dari 'Tuan Quan kami yang kata-katanya bagaikan emas'."

"Langsung ke intinya," potong Shi Yu. Tatapannya menjadi lebih dingin. Ia berdiri dengan punggung menghadap Ye Mei, seakan sedang memberi wanita itu kesempatan terakhir untuk berbicara.

Ye Mei yang melihat Shi Yu seperti itu akhirnya mengganti topik. "Program yang disebut ayahku saat terakhir kali meneleponmu, bagaimana pertimbanganmu tentang itu?"

Shi Yu menoleh, melihat Ye Mei sekilas, dan berkata dengan dingin, "Jika ingin bekerja sama, maka harus ada ketulusan. Biar dia yang datang berbicara denganku."

Ekspresi Ye Mei tampak sedikit berubah, namun ia tetap mempertahankan sikap arogannya seperti sebelumnya, "Aku bisa berbicara denganmu atas namanya."

"Tidak perlu."

"Shi Yu, kamu—"

"Kamu sudah boleh pergi."

Ye Mei melihat Shi Yu sekilas, lalu berbalik dan pergi. Emosinya benar-benar berbeda drastis dibandingkan dengan saat sebelum datang. Sekretaris melihatnya berjalan keluar dan membanting pintu dengan marah. Sesuai peraturan perusahaan, sekretaris itu harus menyusul Ye Mei dan mengantarnya pergi dengan sopan.

Tuduhan Shi Yu tadi jelas membuat emosi Ye Mei jauh dari kata baik. Ia menginjak pedal gas sampai ujung, lalu mobil sport merahnya melaju pergi.