Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SINCERE LOVE

🇮🇩Kim_Miso_21
--
chs / week
--
NOT RATINGS
411.1k
Views
Synopsis
Setelah dikhianati oleh Aron, Qiran akhirnya memutuskan hubungan mereka. Tak butuh waktu lama, Alby, pria yang selalu berhasil membuatnya tersenyum, mulai membuka hatinya. Hubungan mereka pun tumbuh, penuh kebahagiaan. Namun, tanpa sepengetahuan keduanya, ayah Qiran—Pak Marco, dan ibu Alby—Bu Melin, ternyata sudah lama saling jatuh cinta dan sepakat untuk menikah. Rencana besar ini akan mereka umumkan pada sebuah makan malam keluarga. Ketika malam itu tiba, Alby dan Qiran yang tengah menikmati masa-masa indah cinta mereka dibuat terkejut. Kabar bahwa ayah atau ibu mereka akan menikah, mengubah segalanya. Apa yang terjadi ketika cinta yang tumbuh di antara mereka kini terancam oleh hubungan baru orang tua mereka? Mampukah mereka menghadapi kenyataan bahwa orang yang mereka cintai mungkin akan menjadi saudara tiri?
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertemuan Gila

Suasana di pagi hari memang sangatlah indah. Dan di pagi yang cerah ini, gadis cantik yang bernama Qirana Anastasia sudah berusia 28 tahun. Ia sering dipanggil dengan nama Qiran. Pagi itu, ia hendak pergi bersepeda berkeliling di sekitar rumahnya. Maklum, halamannya begitu luas sehingga cocok bersepeda sambil menikmati sejuknya alam di pagi hari. Suasananya sangat dinikmati oleh Qiran, apalagi ditambah dengan terdengarnya suara kicauan burung bernyanyi, membuat gadis itu semakin menyukainya. Pohon-pohon disekitarnya pun melambai-lambai dengan tenang seolah, memberikan sapaan untuk Qiran. Dan ia pun memberhentikan sepedanya, untuk melihat bunga mawar yang tampak sudah mekar, gadis itu pun tersenyum dengan senyuman indahnya dan berkata, "Harum sekali." Hal ini, membuat pipi yang meronanya terlihat sempurna.

Ketika mentari pagi mulai menampakkan sinarnya, dunia serasa lebih terang. Qiran langsung menuju ke dalam rumahnya untuk bersiap-siap berangkat ke kampus.

****

"Pagi, Dad," ucap Qiran sambil mengecup kening ayahnya yang sedang membaca koran harian.

Ayahnya bernama Marco Staliano yang berusia 58 tahun. Dia seorang pengusaha kaya raya di kota Kuala Lumpur-Malaysia. Kekayaannya tidak akan habis walaupun sampai tujuh turunan. Istrinya sudah lama meninggal diusia sekitar 30 tahun-an. Ia bernama Qinara luvtansia. Istri Pak Marco itu mengalami pendarahan yang hebat ketika melahirkan anaknya. Maka dari itu, Pak Marco, menjadi orang tua tunggal bagi Qiran. Apapun yang Qiran lakukan, ia selalu mendukungnya. Oleh karena itu, Pak Marco selalu tetap membuat anaknya bahagia, sebab Qiran adalah satu-satunya yang ia miliki, jadi tidak ada yang bisa menggantikan kebahagiaan itu melebihi apapun.

"Pagi Sayang, tumben pagi-pagi begini sudah rapi," sahut Pak Marco mengkerlingkan matanya.

"Iyaa, hari ini jadwal kuliahnya pagi Dad. Makanya sekarang ini udah rikat, udah rapi, udah cantik, udah keren ... "

Tiba-tiba Pak Marco memotong pembicaraannya Qiran sambil menatapnya dengan serius, "Pasti kerennya seperti Daddy kan?"

Qiran yang mendengar hal itu, langsung melongo sembari menatap wajah Daddy-nya. Karena mereka saling berpandangan, otomatis rasa geli tidak terelakkan lagi. Dan seketika mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.

Aktivitas di pagi hari, yang selalu mereka lakukan adalah tertawa dengan riang. Dengan candaan, dengan guyonan, membuat mereka selalu terasa hidup bahagia, meski sebenarnya ada kekurangan dalam keluarga itu. Yaitu seorang ibu pengganti untuk Qiran.

"Sudah lah ayo kita sarapan, nanti Daddy antarkan kamu ke kampus sekalian berangkat kerja," ujar Pak Marco.

"Ah, tidak perlu Dad, nanti Aron juga mau jemput aku kemari," ucap Qiran dengan santainya.

"Aron? Siapa dia?" tanya pak Marco penasaran.

"Teman kuliah dad," jawab Qiran singkat.

"Oh, okey," kata Pak Marco sembari melirik ke arah anaknya dengan rasa curiga. Namun, ia tidak boleh terlihat curiga, karena biar bagaimanapun juga, ia tetap harus percaya kepada anaknya. Jadi, Pak Marco hanya menganggukan kepala saja tandanya setuju. Karena dia yakin anaknya pasti bisa menjaga diri dengan baik. Tanpa basa-basi lagi, mereka pun langsung nmeneruskan sarapannya masing-masing.

 Aron adalah pacarnya Qiran. Nama lengkapnya adalah Aron Simoncelli. Mereka menjalin hubungan sudah hampir 2 tahun. Namun, hubungan mereka, tanpa sepengetahuan orang tuanya masing-masing. Padahal orang tua mereka sudah lama akrab dan berhubungan baik satu sama lainnya. Dan berencana untuk menjodohkannya setelah mereka lulus kuliah.

*****

Sementara di tempat lain ...

Kring kring kring

suara jam beker berdering, tandanya jam sudah menunjukan pukul 07.30 pagi.

Hal ini, membuat seorang pria keturunan Tionghoa-Malaysia, yang bernama Alby Chen Mahesha yang berusia 29 tahun itu, untuk segera bangun dari mimpi indahnya. Ia pun langsung terbangun, dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya sepagi mungkin. Karena, ini awal ia masuk ke kampus barunya, jadi tidak boleh ada kata terlambat sedetik pun dalam kamusnya. Sebelum pindah, Alby pernah kuliah di luar negeri tepatnya di Harvard University, Cambridge, Massachusets, Amerika Serikat.

Waktu itu, ia mendapatkan bea siswa, untuk pergi belajar ke universitas Harvard, Namun, karena ibunya sering menelepon terus-terusan, membuat ia semakin tidak fokus belajar. Apalagi, mengingat ibunya seorang single parent, ia jadi tidak tega membiarkan ibunya kesepian sampai berjauhan dengan dirinya. Dan pada akhirnya, ia memutuskan untuk pindah lagi ke negara asalnya di Malaysia, tepatnya di kota Kuala lumpur. Ia ingin selalu bersama ibunya, sebelum ibunya menemukan belahan jiwanya.

"Sayang, Mommy mau berangkat duluan ya, hari ini butik mommy ramai banget, jadi kerjaannya juga pasti banyak. Oia, jangan lupa sarapannya, Mommy udah siapin tuh di meja!" teriak bu Melin sambil tergesa-gesa menuju keluar rumah.

"Oke Mom!" Teriak Alby singkat.

Meliana Vinda (55 tahun) adalah ibu kandungnya Alby. Ia seorang perancang busana yang terkenal di kota Kuala lumpur. Meskipun usianya sudah setengah abad lebih, tapi kecantikannya masih terbilang cukup muda dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Bu Melin juga seorang single parent, suaminya yang bernama Joseph Chen, yang telah meninggal tujuh tahun yang lalu, karena suatu penyakit. Sampai saat ini, ia belum menemukan seseorang yang cocok di hatinya. Oleh sebab itu, ia masih enjoy dengan dirinya yang sekarang ini.

Padahal Alby, sudah mewanti-wanti dari dulu agar dirinya, secepatnya mencari pendamping hidup. Supaya kelak, jika Alby sudah berumah tangga, Bu Melin sudah ada yang menemaninya sampai tua. Namun, Bu Melin tak kunjung mendapatkan untuk pasangan hidupnya.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Sudah pasti, ini tandanya Alby berangkat kesiangan. Ia pun segera menyantap sarapannya dengan tergesa-gesa. Setelah itu, ia langsung menuju ke garasi untuk mengeluarkan mobil barunya. Namun setelah berada di garasi, mobil Alby yang baru dibeli minggu kemarin, sudah tidak ada di tempatnya.

"Loh! mobil saya kemana? Perasaan kemarin ada di garasi! Ah, tidak salah lagi! Pasti mommy nih yang bawa mobil itu ke butik!" kata Alby kebingungan. ia benar-benar bingung karena ia yakin, kemarin sore masih ada di dalam garasi. Ia pun langsung segera menelepon ibunya, untuk menanyakan keberadaan mobil barunya itu.

"Mom, mobil baruku kenapa tidak ada di garasi! Apa mommy yang membawanya ke ..."

Belum juga Alby selesai bicara, tiba-tiba saja Bu Melin menyelangnya, "Oia, Mommy lupa ngasih tahu kamu. Tadi malam, Mommy abis belanja bulanan bareng karyawan. Nah pas berada di parkiran, ada sebuah mobil yang keren banget, Mommy jadi pengen dimodifikasi kayak mobil itu, jadi ya udah Mommy bawa ke bengkel saja buat dimodifikasi hehe," ucap Bu Melin sembari cengengesan bagaikan wajah tanpa dosa.

"Apaa! kenapa gak bilang aku dulu si Mom? tanpa dimodifikasi pun, itu mobil udah keren dari sananya! Sekarang aku mesti pakai apa coba ke kampusnya? Mana udah siang lagi," ujar Alby kesal.

"Shuttt Sayang, jangan marah-marah donk nanti cakepnya ilang. Kamu sedang berada di garasi kan? Coba kamu tengok ke belakang pasti kamu menemukan sesuatu yang lebih keren dari mobil kamu!" tutur Bu Melin dengan penuh semangat.

Alby pun menuruti apa yang dikatakan ibunya itu. Ia mencari ke dalam garasi, sampai menemukan sesuatu yang aneh, yang ditutupi kain berwarna coklat. Dan betapa terkejutnya Alby, ketika apa yang ia lihat ternyata adalah sebuah motor vespa yang sudah dimodifikasi dengan sangat keren. Ia begitu takjub dan langsung menyukainya.

"Wow ini sangat keren Mom, aku suka!" ucap Alby dengan hati berbunga bunga.

"Nah kan, Mommy tau lah pasti kamu suka. Ya udah sana berangkat! Nanti kamu kesiangan lagi," kata Bu Melin.

"Okey Mom, makasih ya!"

"sama-sama."

Mereka pun segera menutup teleponnya masing-masing. Dan Alby langsung segera berangkat dengan motor vespa barunya.

 

               ****

 

Sementara di rumah Qiran...

"Ya ampun lama sekali sih dia!" ucap Qiran kesal.

Bagaimana tidak kesal, dari tadi ia menunggu Aron yang tidak kunjung datang untuk menjemputnya. Sementara waktu semakin siang, dan pasti Qiran bakalan kesiangan. Dan Qiran pun hampir kecewa dibuatnya. Taksi juga sedari tadi tak kunjung lewat, jadi ia semakin geram dengan situasi yang seperti itu.

"Coba kalo tadi ikut Daddy, haisss! Dasar laki laki! Janjimu janji palsu!" cetus Qiran sambil berjalan menelusuri trotoar. Sementara dikejauhan sosok pria tampan dengan motor vespanya melaju dengan begitu cepat.

(Secepat motor vespa aja gimana tuh! Ah, sudah lah jangan dipikirkan, karena yang paling cepat itu motor milik babang tampan Rossi)

Alby melajukan motornya dengan sangat terburu-buru karena takut terlambat datang ke kampusnya. Ketika Qiran menengok ke arah belakang, ia melihat pria itu dan langsung memberhentikannya.

STOP!!

"Heyyyy Stop! Berhenti! teriak Qiran beberapa kali sambil menghadang pria tampan itu di jalanan. Otomatis Alby mengerem secara mendadak dan pastinya kaget.

Ckiiiitt

"Woii Lo ngapain di tengah jalan! Awas minggir! Gue lagi buru-buru nih!" ucap Alby kesal.

"Hei Cumi, aku bilang berhenti, ya berhenti. Gue juga lagi buru buru tau! Boleh gak numpang sama motor bututmu ini!" ujar Qiran sambil menendang ban motor barunya Alby. Seketika, Alby pun marah dan geram, apalagi dipanggil dengan sebutan cumi, ia semakin kesal dibuatnya.

"Woy! main tendang-tendang aja, Lo! Pokoknya awas minggir, Gue mau lewat!" ucap Alby sambil mendorong Qiran ke sisi jalan. Namun, Qiran tetap saja tidak menghiraukannya. Ia langsung duduk dibelakang tanpa seizin Alby, sambil berkata, "Pokoknya anterin Gue ke kampus Universiti Kuala Lumpur. Titik gak pake koma! Cepetan!"

"Haiss! Dasar wanita kurang santuy! Bisa-bisanya sih aku ketemu wanita stres macam dia!" gerutu Alby dengan wajahnya yang memerah akibat menahan emosi kepada Qiran.

Dan sudah pasti Alby semakin geram dibuatnya. Namun apa daya, waktu sudah tidak memungkinkan. Tanpa basa-basi, ia pun langsung menyalakan motornya dengan cepat. Dan langsung bergegas menuju kampus bareng Qiran.

Selama di perjalanan menuju kampus, hatinya Alby bertanya-tanya, terus, "Kok nama kampusnya sama! Apa mungkin satu kampus dengan dia? Ah, bodo amatlah, Aku tak peduli, mudah-mudahan saja tidak satu kelas!"

"Oii wanita, pegangan yang erat aku mau ngebut nih!" teriak Alby sambil menancapkan gas motornya.

"Ide bagus. Jom, b e r a n g k a t!" kata Qiran dengan semangat nya. "Aaaaaaahhhh rambutku!" teriak Qiran lagi

sambil memegang jaket Alby. Sementara, rambut nya acak-acakan tidak karuan.

Sesampai nya di depan kampus ...

Ckitttt

Alby mengerem motor vespanya dengan sangat tiba-tiba, otomatis kepala Qiran terjedot kena helmnya Alby.

"Aduh bisa pelan dikit gak sih," ucap Qiran sambil memegang dahinya karena kesakitan.

"Turun!" cetus Alby tanpa memperdulikan Qiran yang sudah seperti wanita sedang mabuk. Rambutnya sudah acak-acakan tidak rapih lagi.

Dengan terpaksa, Qiran turun dengan tubuh sempoyongan gara-gara kejedot helm tadi.

"Iya-iya Gue turun, kalo tau jadinya bakalan kayak begini, Gue tidak sudi numpang sama motor butut Lo ini, sana pergi!" ucap Qiran sambil menendang ban motornya Alby. Karena nendang nya terlalu keras, ia pun kesakitan lagi.

"Aww! sakit!" teriak Qiran sambil meringis kesakitan.

"Hah syukurin!" ujar Alby sambil meninggalkan Qiran di depan gerbang kampusnya.

"Dasar cowok brengsek, harus nya dia bersyukur, motor bututnya aku naikin. Zaman sekarang, mana ada wanita cantik macam aku, yang mau naik motor jeleknya kayak begitu!" tutur Qiran sembari ngomel-ngomel.

*

*

*

BERSAMBUNG...