Kakek : "Kakek rasa... mereka sudah mengganggu kamu dari awal"
Riki : "M... maksud kakek?"
Kakek : "Dengar, mereka terkadang tidak selalu menampakkan wujudnya yang asli, karena itu... Kakek harus membuka mata batin kamu Riki"
Riki : "A..apa? Mata batin?"
Kakek : "Sebenarnya... mata batin kamu sudah terbuka, tetapi belum sepenuhnya"
Riki : "Maksud kakek?"
Kakek : "Apa kau sadar, selama ini hanya kau yang sering merasakan hal hal aneh di rumah itu, dan di mata kamu, rumah itu terlihat sudah tua sedangkan di mata keluarga mu yang lain rumah itu terlihat masih segar dan indah"
Riki memikirkan perkataan Kakek Sumarna, lalu mengangguk.
Kakek : "Mata batinmu harus di buka sepenuhnya supaya kau bisa membedakan mana hantu dan mana manusia biasa"
Riki : "Kenapa seperti itu Kek?"
Kakek : "Di penglihatan Kakek, saat ini kau sedang di ikuti oleh hantu wanita yang menyerupai manusia biasa, dan kau belum bisa membedakan mana hantu dan mana manusia, karena mata batinmu belum sepenuhnya terbuka"
Riki : "Setelah mata batinku dibuka, apa bisa di tutup kembali?"
Kakek : "Dari sejak kecil kau sudah memiliki kemampuan melihat alam gaib, tapi kau tidak menyadari nya, karena mata batinmu belum sepenuhnya terbuka. Jika sekarang mata batinmu sepenuhnya kakek buka, kemampuan mu akan semakin bertambah, salah satunya kau bisa membedakan mana hantu mana manusia, itu akan berguna untukmu dari marabahaya"
Riki : "Yah, bagaimana ini?"
Amira : "Kak, demi keluarga kita, kakak harus melakukan ini, aku mohon"
Riki : "B...baiklah, aku akan membuka mata batinku"
Kakek : "Baik, sini, mendekatlah"
Riki pun mendekat dan berhadapan dengan Kakek.
Riki : "Pejamkan matamu, dan jangan dibuka sebelum Kakek menyuruhmu"
Riki : "I...iya"
Kakek pun perlahan membacakan do'a dan mengusap usap mata Riki selama beberapa menit.
Kakek : "Buka matamu perlahan"
Perlahan, Riki membuka matanya.
Kakek : "Jangan takut"
Saat itu Riki mulai melihat semua makhluk gaib yang ada disana, ada pocong, kuntilanak, dan lain sebagainya di rumah si Kakek. Riki hanya diam ketakutan saat itu.
Kakek : "Jangan takut dan jangan menghindar dari mereka, mereka tidak akan melakukan apapun padamu"
Riki : "I...iya Kek" ujarnya gemetaran
Amira : "Ada apa Kak? kenapa Kakak ketakutan seperti ini?"
Riki : "Aduh Amira, disini banyak setannya!"
Amira : "J...jadi sekarang kakak beneran udah bisa lihat mereka?"
Ayah : "Ya lah Mir, mata batin Kak Riki kan sudah di buka"
Kakek : "Sebaiknya sekarang kalian cepat pergi ke rumah Sumarna, dan tanyakan semuanya"
Ayah : "Baik Kek, terima kasih bantuan nya"
Riki : "Iya Kek, terima kasih banyak sudah membantu kami"
Kakek : "Iya sama sama"
Mereka langsung bergegas pergi ke rumah Sumarna yang rumahnya tidak jauh dari rumah si Kakek. Sesampainya disana...
Riki : "Ini rumah Sumarna yang waktu itu di tunjukkan oleh Kakek"
Ayah : "Ya sudah cepat ketuk pintunya"
Amira : "Tapi benar yang ini kan rumahnya Kak?"
Riki : "Iya Kakak yakin, ini rumahnya"
Amira : "Ya sudah"
Riki : "Permisi.... Assalamu'alaikum?"
Saat itu tidak ada jawaban dari Sumarna.
Ayah : "Kenapa tidak ada jawaban ya?"
Riki : "Assalamu'alaikum?" salam kedua kalinya
Dan akhirnya saat itu ada jawaban dari dalam rumah.
"Waalaikumsalam" Jawab seseorang dari dalam rumah
Amira : "Naah, itu ada yang menjawab"
Seorang Kakek pun keluar dari rumah itu dan itulah Kakek Sumarna.
Sumarna : "Kalian siapa?" tanya nya sinis
Ayah : "Kakek ini kan....." kata hatinya
Riki : "Maaf Kek, jika kedatangan kami mengganggu"
Sumarna : "Iya tapi siapa kalian?"
Ayah : "Maaf, sepertinya Kakek lupa, saya ini pernah ketemu sama Kakek, saya yang membeli rumah itu pada Kakek"
Riki : "J...jadi Ayah membeli rumah itu lewat Kakek Sumarna?"
Ayah mengangguk.
Sumarna : "Maaf, saya lupa. Silahkan masuk"
Merekapun masuk untuk meminta penjelasan tentang rumah itu pada Kakek Sumarna.