Chereads / Rumah Bekas Pembunuhan / Chapter 19 - 19. Tumbal

Chapter 19 - 19. Tumbal

***

Di penglihatan Riki.... Riki bisa melihat semua yang terjadi, dari mulai Kakek Sumarna saat sedang membunuh semua anggota keluarga di rumah itu. Di penglihatan nya, malam itu Riki melihat Kakek Sumarna di datangi oleh hantu Nyonya Monik.

"Hi...hi....hi...hi" cekikikan nya

Sumarna : "K...Kau?"

"KAU HARUS MATIIIIIII !!!!!"

Sumarna : "T... tolong hentikan!"

"SUMARNA!!! KAU HARUS MATI, KAU SUDAH MEMBUNUHKU DAN JUGA KELUARGAKU!! KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!!!"

Sumarna : "Jangan bunuh saya, saya akan melakukan apapun untukmu, tolong jangan bunuh saya"

"SEKARANG AKU SUDAH MATI, APA LAGI YANG AKU INGINKAN SELAIN KAU MATI?!!!!"

Sumarna : "S... saya... saya akan melakukan apapun"

"HI...HI....HI...HI!!! KALAU BEGITU, CARIKAN TUMBAL YANG BANYAK UNTUKKU!"

Sumarna : "A... apa?! kenapa kau menginginkan tumbal Nyonya?"

"JUAL RUMAH ITU DENGAN HARGA YANG SEDIKIT! DAN KELUARGA YANG TINGGAL DISANA AKAN MATI, SUPAYA NASIB MEREKA SAMA DENGAN KELUARGA KU, MATI SECARA TIDAK WAJAR!! HA....HA...HA...HA!!! MULAI SAAT INI AKU BENCI PADA KELUARGA YANG BAHAGIA, AKU IRI!!! KARENA DIRIMU AKU DENDAM! LAKUKAN ITU UNTUKKU, JIKA KAU TIDAK INGIN MATI!!!!!!!" teriaknya marah

Sumarna : "B...baik, saya akan mencari banyak tumbal untukmu, saya janji"

"HI...HI....HI...HI" tawanya, lalu menghilang

***

Itulah sekilas kejadian yang Riki lihat di kepalanya. Dia mulai merasa mual dan pusing setelah melihat semuanya.

Riki : "A....aduh!"

Amira : "Kak, kau tidak apa apa?"

Rey : "Sekarang kau sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi"

Riki : "Jadi semua ini karena Kakek Sumarna?"

Rey terdiam.

Amira : "Sebenarnya apa yang kakak lihat?"

Riki : "Kakek Sumarna ingin menumbalkan kita!!"

Ayah : "Sialan! jadi dia menipu kita?"

Riki : "Hanya ada satu cara supaya kita di bebaskan, yaitu menyerahkan Kakek Sumarna pada Nyonya Monik, jika Sumarna ikut mati, dendam Nyonya akan selesai, benar kan Rey?"

Rey : "Kau benar, tapi apa kau tega menyerahkannya?" tanya nya yang membuat semua orang kebingungan

Riki : "A...aku...."

Ayah : "Kenapa tidak tega? dia juga tega kan menumbalkan orang orang yang tinggal di rumah ini?!"

Amira : "Tenang ayah, tenang"

Tiba tiba Arni muncul di sebelah Rey...

Riki : "Arni?"

Arni : "(Tersenyum) Kak Rey, ayo... kita beritahu Ibu"

Rey : "Memberi tahu apa Arni? Saat ini ibu sedang di penuhi dengan amarah dan dendam"

Arni : "Dia melakukan ini karena dia sayang pada kita Kak, selama ini kita sudah terlalu diam membiarkan semua ini terjadi, kalau kita memberi tahu ibu jika semua ini salah, ibu pasti akan mengerti"

Rey : "Apa ibu benar benar akan mengerti?"

Arni : "Aku yakin"

Riki : "Arni, tolong beritahu ibumu, yakinkan dia, aku mohon"

Arni : "Iya Ki, kau tenang saja, aku dan kakak yang akan menangani ibu"

Riki : "Terima kasih:)"

Amira dan Riki pun menghilang...

Amira : "Semoga kalian berhasil:)"

Ayah : "Ternyata mereka sangat baik"

Amira : "Hanya Nyonya Monik yang memiliki rasa dendam Ayah, anggota keluarga yang lainnya sama sekali tidak"

Ayah : "Iya, syukurlah. Tapi... kenapa Kakek Sumarna tidak datang juga?"

Riki : "Dia pasti menipu kita!"

Tiba tiba...

Sumarna : "Saya disini" ujarnya yang tiba tiba ada di dalam rumah

Riki : "Kakek?"

Sumarna : "Saya akan menepati perkataan saya"

Amira : "Kak, apa kita benar benar akan menyerahkan dia ke Nyonya Monik?" bisiknya

Saat mendengar pertanyaan Amira, Riki terdiam karena bingung dan tidak tega menyerahkan Kakek Sumarna untuk kepentingan dia sendiri.

Ayah : "Apa kau benar benar ingin menyerahkan diri?"

Kakek Sumarna mengangguk.

Singgah cerita...

Saat itu Rey dan Arni mendatangi Ibu yang sedang di penuhi oleh rasa emosi dan dendam.

Rey : "Ibu..?"

Perlahan Ibu menatap Rey dan Arni dengan wajahnya yang menyeramkan.

Rey : "Tolong hentikan semua ini Bu"

Arni : "Iya Bu, semua ini tidak benar. Selama ini kami sudah cukup diam melihat Ibu membunuh orang yang tidak bersalah"

Hantu Ibu : "Tidak!!!! Nasib mereka harus sama dengan keluarga kita! mati secara tidak wajar, ha..ha...ha!"

Arni : "Hilangkan rasa dendam Ibu, ikhlaskan semuanya Bu"

Rey : "Arni benar, apa dengan dendam.. keluarga kita bisa hidup kembali dan bahagia seperti dulu? Tidak akan pernah bisa Bu"

Saat mendengar Rey, Hantu Ibu langsung terdiam, dan tiba tiba saja wajahnya berubah menjadi cantik.

Arni : "I..ibu... tolong dengarkan kami, hentikan semuanya"

Saat itu tiba tiba saja Kayla datang bersama Mona...

Rey : "Kayla?"

Kayla tersenyum pada Rey. Rey dan Arni sangat terkejut karena selama ini Kayla selalu bermain bersama Mona.

Rey : "Kayla? dia kan..."

Kayla : "Dia temanku. Mona... itu kakak kakakku, dan itu ibuku"

Mona : "I..iya, tapi Kayla.. aku ingin pulang"

Kayla : "Ibu tidak mengijinkanmu Mona"

Hantu Ibu : "Kayla, bawa pergi anak itu darisini, jangan biarkan dia kembali kepada keluarga nya"

Mona : "Kayla, apa maksud ibumu?"

Kayla : "T... tidak kok, ayo pergi" ujarnya lalu langsung pergi

Arni : "Jadi ibu yang membawa Mona selama ini?"

Ibu : "Kalian jangan coba coba menghalangi Ibu! Sumarna sudah datang! Ibu akan membunuhnya sekarang juga!!! Apa kalian ingat, bagaimana cara dia membunuh kita?!!!" ucap nya kesal

Rey, Arni dan Kayla langsung teringat saat Sumarna membunuh mereka dengan cara menusuk mereka sampai berkali kali, saat itu mereka merasa sakit seperti saat mereka ditusuk.

Hantu Ibu : "Kalian ingat kan?! Betapa kejamnya Sumarna pada kita hanya karena harta!!! dia harus mati" Ujarnya bergegas pergi

Rey : "Ibu tunggu!"

Langkah Ibu langsung terhenti.

Rey : "Aku, Arni dan Mona sudah ikhlas Bu. Ayah sudah pergi sejak lama karena dia tidak memiliki rasa dendam sedikit pun, sekarang sudah waktunya kita yang pergi"

Hantu Ibu : "Tidak, Sumarna belum mati, Ibu tidak bisa pergi"

Arni : "Bu, sudah sejak lama Ayah menunggu kita disana, apa ibu tidak merindukan nya? Ayo... kita pergi dan ikhlaskan semua yang terjadi"

Saat itu Hantu Ibu terdiam dengan tatapan marah dan dia bingung entah apa yang harus dia lakukan. Dendamnya masih sangat menggebu-gebu, sedangkan di sisi lain anak anaknya menginginkan dia untuk berhenti, Ibu pun berpikir untuk memutuskan sesuatu kepada Kakek Sumarna.