Singgah cerita...
Kakek Sumarna : "Nona Arni, tolong datanglah... beritahu kami, dimana keberadaan ketiga anggota keluarga mereka"
Tiba tiba Arni muncul bersama Kayla dan juga Mona.
"Mona?!" ujar Ayah, Riki dan Amira
Mona : "Ayah? Kak Riki? Kak Amira?" ujarnya lalu langsung berlari memeluk mereka
Ayah : "Mona, kau kemana saja?"
Mona : "Aku hanya bermain saja dengan Kayla Ayah, memangnya kenapa? Aku kan hanya pergi sebentar"
Amira : "Sebentar kau bilang? kau sudah hampir seminggu menghilang Mona"
Mona : "Apa?! seminggu?"
Riki : "Kau tidak tahu siapa Kayla sebenarnya, Kayla itu hantu penunggu rumah ini Mona"
Mona : "A..apa?!"
Kayla : "Maaf kan aku Mona, aku hanya di suruh oleh Ibuku untuk tidak membiarkan mu pergi"
Mona : "I...iya, terima kasih kau sudah mengembalikan aku pada keluarga ku"
Kayla tersenyum dan mengangguk lalu menghilang.
Arni : "Ibumu dan Bayu sudah tiada, maafkan aku.. aku menemukan mereka dalam keadaan tidak bernyawa"
Ayah : "T... tidak mungkin"
Riki : "Yang sabar Ayah"
Ayah : "I....ibu dan Bayu...."
Mereka hanya bisa menangis setelah mengetahui semuanya. Apalagi yang bisa mereka lakukan selain mengikhlaskan semua yang terjadi.
Riki : "D...dimana jasad mereka?"
Arni : "Ikuti aku"
Akhirnya merekapun mengikuti Arni... ternyata Arni membawa mereka ke hutan di depan rumah.
Arni : "Ibu dan Bayu ada disana" ujarnya sambil menunjuk ke arah pohon besar
Tanpa berpikir panjang, mereka langsung bergegas lari untuk melihat Ibu dan Bayu. Saat itu, betapa terkejutnya mereka melihat jasad Ibu dan Bayu yang sudah terkujur kaku tanpa nyawa di bawah pohon.
Ayah : "Ibu? Bayu? tidak!" ujarnya sambil mengambil Ibu ke pangkuannya
Riki : "Ibuu....Bayuu!" teriaknya
Mereka hanya bisa menangis meratapi nasib keluarga mereka yang begitu malang menjadi korban di rumah bekas pembunuhan itu.
Tiba tiba... saat Riki menyentuh Bayu, dia bisa melihat apa yang terjadi pada Bayu kenapa dia bisa mati disana (Untuk lebih di pahami, lihat kembali chapter 10)
***
Bayu mendengar suara seseorang memanggilnya dari luar.
"Bayu....."
Bayu : "S....siapaa?"
"Bayu.... kemari" suara yang terdengar seperti suara nya Ibu
Bayu : "I...itu ibu kan?" teriaknya
"Iya, kemarilah"
Bayu pun mencari dari mana asal suara itu.
Bayu : "Buuu, dimanaa?!" teriaknya
Suara itu tidak terdengar lagi.
Bayu : "Buuu...!" teriaknya lagi
"Ibu disini"
Saat itu Bayu melihat Ibu sedang duduk santai di halaman rumah malam malam.
Bayu : "Ibu?! ngapain disini malam malam?"
"Antar ibu yuk!"
Bayu : "Kemana Bu?"
"Kesana, ibu mau ambil sesuatu disana" ujarnya sambil menunjuk hutan di depan rumah
Baayu : "Ambil apa di hutan malam malam begini Bu?"
"Ikuti ibu saja ya? Nanti kau juga tahu"
Bayu : "Ya udah ayo"
Ibu dan Bayu pun pergi ke tengah hutan. Sesampainya disana, tiba tiba langkah ibu terhenti dan terus membelakangi Bayu.
"Bayu..." rintihnya
Bayu : "Iya Bayu disini, ibu mau ambil apa? Biar aku yang bawain"
"Itu...." ujarnya sambil menunjuk jasad yang entah jasad siapa
Bayu : "Ya ampun! I..itu ... itu..."
Tiba tiba....
"Hi...hi..hi..hi..hi..hi..hi!!!" terdengar suara cekikikan dari wanita itu
Bayu : "S...siapa kau sebenarnya? kau bukan ibuku kan?!!"
Wanita itu terus tertawa dan kepalanya tiba tiba melihat ke arah Bayu sedangkan tubuhnya mengarah ke arah sebaliknya. Bayu begitu terkejut dan ketakutan karena wajahnya sangat menyeramkan.
Bayu : "Aaaaaaa...!!!!!" teriaknya lalu bergegas lari
Dia tiba tiba terjatuh karena kakinya menendang sesuatu, yaitu jasad seseorang, saat melihatnya... betapa terkejutnya Bayu, ternyata jasad itu adalah jasad ibunya.
Bayu : "I...ibu?! Buuu... bangun Buu!!!" teriaknya
"Hi...Hi...Hi...Hi, kau akan mati menyusul ibumu!"
Bayu : "Apa salah ibuku? kenapa kau ingin membunuh kami?"
"Kau adalah tumbalku! orang yang tinggal di rumahku harus mati dan bernasib sama dengan keluargaku!! hi..hi..hi..hi"
Bayu : "Tidak, tolong jangan bunuh aku! jangan..."
Hantu ibu tidak segan segan mencekik Bayu dengan kencangnya sampai Bayu mati.
"Aaaa.....!!!" teriak Bayu
"KREK!!!!" Suara patah tulang leher Bayu yang begitu jelasnya, akhirnya... Bayu mati.
***
Melihat kematian Bayu di kepalanya sendiri, Riki sampai meneteskan air mata, walau bagaimanapun... Riki juga harus melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu, dia pun menyentuh jasad ibu untuk melihat semuanya (Untuk lebih di ingat kembali, ada di chapter 6)
***
Malam itu semua orang sudah tidur, tiba tiba Ibu terbangun karena merasa ada yang memanggilnya.
"Ibu.... ibu... ibu...." itulah suara yang ibu dengar
Ibu mengira jika suara itu adalah suaranya Mona. Ibu pun mencari darimana asal suara itu.
Ibu : "Mona... itu kamu kan? kamu dimanaa? mau coba main petak umpet ya jam segini?" ujarnya sambil terus berjalan
"Cari aku Bu" suara itu terdengar lagi
Ibu : "Tidak salah lagi, ini pasti Mona"
"Ibuuu" teriaknya
Ibu melihat Mona di luar pintu depan rumah dan tersenyum padanya. Saat itu ekspresi Mona benar benar berbeda dari biasanya, tatapan nya yang kosong dan wajah nya pucat.
Ibu : "Mona, kau mau kemana?"
"Ayo Bu, ikut aku"
Ibu : "Ikut kemana sayang, ini sudah malam, ayo masuk dan tidur"
"Tidak, pokoknya ibu harus ikuti aku dulu, aku ingin menunjukkan sesuatu pada Ibu"
Ibu : "Haduuuh dasar anak ini"
Ibu pun mengikuti nya.
Ibu : "Monaaa... kenapa kau pergi ke arah hutan? Mona tungguuu!" teriaknya
Ibu pun terus mengikuti yang ia pikir Mona sampai ke dalam hutan. Di hutan....
Ibu : "Mona, kamu dimana?"
Tiba tiba.....
"Hi...Hi...Hi...Hi"
Ibu : "Ya ampun! A...apa itu?"
Hantu Ibu langsung mengangkat tubuh Ibu dari belakang.
Ibu : "T.... toloooong! Toloooong!!!!" teriaknya
"Hi...Hi...Hi... Hi, aku paling suka melenyapkan Ibu sepertimu! Aku juga seorang Ibu, nasibmu harus sama denganku! Hi....Hi...Hi...Hi"
Ibu : "S....siapa kau? kenapa kau ingin membunuhkuu?"
"Hi...Hi...Hi...Hi" tawa nya lagi
Hantu Ibu melempar tubuh Ibu sampai terpental dan akhirnya Ibu mati di tangan kuntilanak itu.
***
Riki : "Heu....heu...heu" tangis Riki tidak bisa menahan lagi
Dan ternyata Ibu dan Bayu yang mereka lihat saat itu adalah arwahnya, saat Ibu dan Bayu terlihat tidak seperti biasanya, tatapannya yang kosong dan berwajah pucat, sejak saat itulah mereka sudah menjadi arwah.