Keesokan harinya...
Siang itu, Amira melihat Riki sedang bersantai di halaman rumah ditemani dengan kopi dan cemilan cemilan kecil. Dia pun menghampiri Riki.
Amira : "Kak Riki"
Riki : "Ya, ada apa?"
Amira : "Akhir akhir ini aku merasa tidak betah ada rumah ini"
Riki : "Kenapa?"
Amira : "Yaa mungkin kakak juga mengerti. Ternyata rumah ini benar benar ada hantunya. Dan hantunya itu sangat menyeramkan! rasanya aku ingin pergi dari rumah ini Kak"
Riki : "Apa kita perlu bilang sama Ayah dan ibu?"
Amira : "Percuma menjelaskan ke mereka, mereka sama sekali tidak percaya dengan hal hal seperti itu Kak"
Riki : "Kau benar"
Amira : "Apa kakak tahu temanku yang waktu itu?"
Riki :. "Pria yang bersamamu?"
Amira : "Iya Kak, dia memberi tahu semua tentang rumah ini, dan sekarang aku akan ceritakan pada Kakak, karena hanya kakak yang mungkin bisa percaya"
Riki : "Ada apa Mira?"
Amira : "Sudah lebih dari sepuluh keluarga yang mati di rumah ini, dan orang yang sudah memasuki rumah ini, akan sulit untuk keluar lagi, itu artinya kita tidak bisa pergi dari rumah ini",
Riki : "A..apa?!"
Amira : "Apa kakak juga menyadari sesuatu? Tentang Bayu dan Ibu"
Riki : "Dalam beberapa hari ini mereka terlihat sangat aneh kan?"
Amira : "Iya kak, mereka sangat aneh dalam beberapa hari ini. Kak Bayu yang biasanya selalu ada di luar rumah dan selalu ceria, sekarang dia mengurung dirinya di kamar dan jarang bergabung dengan kita, dia lebih suka memisahkan diri"
Riki : "Iya Mir, Ibu juga seperti itu, ada apa sebenarnya?"
Amira : "Aku takut apa yang di katakan Rey benar kak"
Riki : "Rey? jadi nama pria itu Rey?"
Amira menganggukan kepalanya.
Riki : "Apa kakak bisa bertemu dengannya?"
Amira : "Aku tidak tahu rumahnya dimana. Biasanya dia selalu lewat kesini, tapi aku belum melihat nya lagi dalam beberapa hari ini"
Riki : "Kita harus cari tahu"
Amira : "Maksud kakak?"
Riki : "Kita harus langsung mendatangi orang yang menjual rumah ini kepada Ayah"
Amira : "Oh iya, kakak benar juga"
Riki : "Tapi apa Ayah akan memberi tahu kita? Dia pasti akan menanyakan alasan kenapa kita ingin tahu siapa yang menjual rumah ini"
Amira : "Hmmm, tidak perlu bertanya pada Ayah ataupun Ibu, kita tanyakan saja pada tetangga tetangga disana, mereka pasti tahu kan?"
Riki : "Kau benar juga Mir, ya sudah... nanti sore kita tanyakan pada mereka.
Amira menganggukan kepalanya.
Tiba tiba Bayu datang menghampiri mereka.
Bayu : "Kak Riki, Amira" panggilnya
Amira dan Riki terkejut karena Bayu tiba tiba ada di belakang mereka.
Riki : "Bay, ngagetin aja sih Lo"
Amira : "Iya, kok Kak Bayu tiba tiba ada disini sih? aneh deh"
Bayu : "(Tersenyum) Gue cuma mau gabung aja sama kalian" ujarnya sambil duduk
Riki : "Bayu, gue mau nanya deh sama lo"
Bayu : "Nanya apa?"
Riki : "Akhir akhir ini Lo kelihatan beda, Lo itu kaya lagi sakit tapi gak sakit, gue heran"
Bayu : "Ngomong apa sih Lo, gue gak papa kok"
Amira : "Apa Kak Bayu juga merasakan hal yang sama, sama kita?"
Bayu : "Merasakan apa?"
Amira : "Kejanggalan rumah ini, Kak Bayu mau bantu kita buat cari tahu kan?"
Bayu : "Kalian saja yang cari tahu, nanti jika sudah ada informasi penting, beri tahu aku"
Riki : "Hmm, tumben bicara dewasa Lo"
Bayu hanya tersenyum mendengarnya.