Setelah dari ruangan Pak Anton Azmi keluar menuju lift dan naik kelantai 25 di mana letak ruangan dia bekerja bersama beberapa sekretaris.
Azmi melangkahkan kakinya untuk menuju tempat beberapa irang yang bertugas di sana dan bertanya dimana tempatnya mulai bekerja.
"Selamat siang... Saya Azmi sekretaris pribadi Pak CEO yang baru bekerja hari ini, dimana ya letak meja buat saya?" Azmi bertanya.
"Oh kamu ya Sekretaris itu....itu meja kursi yang kosong itu adalah tempat kamu mulai dari sekarang, semoga kamu betah bekerja di sini.
Perkenalkan namaku Sinta dan perkenalkan mereka juga anggota dari sekretaris juga yang ada di sini, yang ini namanya Vena dan yang berambut ikal itu namanya Selly" Sinta memperkenalkan dan juga menunjukkan tempat Azmi.
"Hai vena ... hai Selly... salam kenal dan terimakasih" Azmi tersenyum dengan tulus serta berterimakasih.
"Oh iya Azmi nanti gimana kalau kita istirahat makan bersama di kantin perusahaan sebagai penyambutan kamu datang di perusahaan ini sebagai anggota sekretaris yang baru" Ajak Sinta dengan tulus.
"Ya aku setuju..." teriak Vena.
"Aku juga setuju kita akan selalu bersama ya kan?" tambah Selly.
Mereka baru saja berkenalan namun sudah akrab dan saling menjaga satu sama lain mereka kompak.
☎"kring.... kring...."
Terdengar dering telpon di meja Sinta yang merupakan panggilan dari Boss besar yang ada di ruangan berpintu hitam yang besar berdiri di depan itu.
Tak butuh lama Sinta mengangkatnya dan
📞 Hallo selamat siang dengan sekretaris perusahan Hutama Grup disini bisa saya bantu?
📞 Sinta bisa kamu bilang sama sekretaris baru itu masuk keruangan saya segera....!?
📞 Baik pak Akan saya sampaikan..
📞 Tidak pake lama!?
Sambungan pun terputus dan Sinta dengan cepat menyampaikan pesan dari Boss besar tersebut.
"Azmi kamu di peribtahkan Pak Boss masuk keruangannya sekarang, secepatnya nggak pake lama" Sinta menirukan Ucapan Boss nya.
"Oke aku segera kesana" Azmi bergegas menuju pintu megah itu dan mengeyuknya "Tok...tok...tok...".
" Masuk..." terdengar suara dari dalam mempersilahkan dia untu segera masuk kedalam.
Azmi membuka pintu besar itu dan melangkah masuk ke dalam ruangan Boss nya, dan melangkah menuju meja CEO tersebut.
"Bapak memanggil saya?" Azmi berkata dwngan menunduk tak berani menatap Bossnya tersebut.
"Nona Azmi... benar kan ? ini adalah salinan surat kontrak anda sudah saya setujui bahwa anda sekarang adalah pegawai di perusahaan ini terhitung dari sekarang.
Jadi mulai hari ini anda harus selalu siap sedia jika saya memerlukan anda setiap waktu 1 x 24 jam" kata Illius sang CEO.
"Baik Pak? Saya akan bekerja sebaik mungkin" Jawab Azmi masih dengan menundukan wajahnya,
"Kalau berbicara lihat lawan bicaramu!!!" Illius memerintahkan Azmi untuk menatapnya.
Dengan ragu ragu Azmi mulai mengangkat wajahnya secara perlahan dan saat itu sekelebat dia membaca papan nama diatas meja, dan mata kedua orang yang saling berhadapan dan berjabat tangan tersebut saling mengunci, sehingga Azmi kaget dengan wajah didepanya adalah orang yang mengantarnya keruangan HRD "Bapak kan ...?" Azmi mengantung kalimatnya.
Karena tadi dia melihat sekelebat tulisan yang sangat familiar Azmi melihat untuk memastikan kebenarannya disana tertulis sebuah nama ILLIUS KANIGARA HUTAMA CEO.
Azmi membelalakkan mata melihat nama yang merupakan pemicu kebencian di hatinya, ternyata orang yang menyebabkan kedua orang tuanya meninggal adalah atasannya sendiri.
Hati Azmi menjadi sesak karena dendam yang sudah mulai tersulut karena pertemuan yang tak terduga tersebut.
Azmi langsung menghempaskan tangan Illius, karena itu membuat Illius menjadi bingung dengan tatapan Azmi kepada nya.
Setelah itu Azmi membungkukkan badan dan berbalim melangkah keluar ruangan CEO tersebut.
'Kenapa jadi sepertinya aku harus keruang HRD lagi untuk membatalkan kontràk kerjanya di perusahaan ini.
"Bagai mana perbincangan mu dengan Boss apa dia memarahimu?" Vena bertanya pada Azmi.
"Tidak ada hal yang khusus beliau hanya menyerahkan salinan perjanjian2 kontrak kerjaku " Azmi berusaha menutupi hal yang sangat tidak enak di hatinya dengan tersenyum.
"Aaa... begitu selamat kalau begitu, selamat bergabung" Selly memberikan selamat.
"Aku ijin sebentar ke ruang HRD dulu" Azmi meminta ijin.
Azmi menuju ruang Pak Anton untuk membatalkan kontrak kerjanya dia ingin segera keluar dari gedung tempatnya bekerja saat ini juga.
"Tok...tok...tok..." Azmi mengetuk pintu itu dengan rasa gunda, Azmi memantapkan hati.
"Masuk..." terdengar perintah itu dari dalam, dan Azmi membuka pintu itu dan masuk menemui Anton.
"Maaf Pak Anton Saya mengganggu waktu kerja anda, ada yang ingin saya bicarakan dengan Bapak masalah kontrak kerja ini, bisakah saya membatalkannya?" Azmi berkata dengan serius.
"Apa maksud Azmi dengan membatalkannya sudahkah kamu membaca poin pada kontrak tersebut bahwa setelah penanda tanganan kontrak kerja tidak diijinkan untuk pembatalan dan masa kerja haris 5 tahun baru bisa risaint dari pekerjaan ini" Anton menjelaskan.
"Kalau tidak bisa berhenti apa bisa Saya di pindahkan ke debisi lain saja saya akan terima itu" Azmi berusaha u tuk menghindari bertemu muka dengan orang yang telah menyebabkan kematian orang tuanya.
"Maaf itu tidak bisa semua keputusan ada di tangan Pak Illius sebagai pemilik perusahaan" Anton memberitahukan.
"Baiklah Pak... maaf saya sudah mengganggu waktu Bapak, terimakasih" Azmi keluar ruangan HRD dan kemnali ke tempatnya dan memulai hari harinya dengan penuh kebencian pada Boss besarnya.