Chereads / Ketika Benci Menjadi Cinta-Azmi Dan Illius / Chapter 4 - Rasa Yang Mulai Tumbuh (1)

Chapter 4 - Rasa Yang Mulai Tumbuh (1)

Azmi tersentak kaget dengan ucapan Illius yang terdengar menggelitik telinganya 'Apa? calon suami? apa yang dia katakan aku tidak mengerti?' hati Azmi berkecambuk antara bingung dan juga tanda tanya besar.

"Apa maksud anda dengan bahwa anda calon suami Saya?" Azmi mendongak menatap wajah Illius yang tampan tampa melonggarkan pelukan pria tersebut.

"Saat itu Beliau berdua memang datang ke kantor selain membicarakan tentang kerjasama mereka juga membicarakan hubungan yang dapat terjalin antara kami untuk menjadi sebuah keluarga dengan menjodohkan mu dengan ku" jawab Illius dengan menatap mata indah Azmi.

Mata keduanya saling mengunci dan hal yang mungin terjadi adalah Illius memberikan sebuah ciuman manis di bibir merah Azmi.

Tentu saja hal tersebut membuat Azmi menjadi blank matanya terbelalakm karena kaget dan itu adalah ciuman pertamanya telah di ambil oleh Illius.

Jantung keduanya berdetak kencang sehingga membuat dunia ini menjadi berhenti dari aktivitasnya.

Illius melepas ciumannya dan melihat rona merah di pipi Azmi, tapi dia tidak berhenti begitu saja melainkan mencium bibir Azmi lagi namun dengan lumatan yang lembut yang memberikan sensasi yang luar biasa bagi keduanya.

Tapi kali ini Azmi ingin memberontak untuk melepaskan ciuman itu namun tak bisa karena tangan besar Illius menahan tengkuknya sehingga dia jadi leluasa menciumnya.

"Emm...emmm..." bibir Illius begitu menikmatinya menghisap bibir Azmi dengan rakus dan lidahnya berusaha menerobos masuk.

"Ahmm.... hhmm..." Azmi berusaha mengambil nafas karena pasokan udara si paru parunya telah habis, sehingga kini Illius bisa dengan leluasa masuk kedalam mulutnya dan menelusuri setiap sudut rongga di sana.

Azmi menjadi limbung karena perlakuan Illius yang begitu mendadak menciunnya tanpa permisi.

Setelah puas Illius melepas ciumannya dan mengecup kening Azmi dengan singkat, Azmi nggak tahu harus melakukan apa dia menjadi linglung setelah itu sehingga Illius membopongnya menuju mobil.

Illius mengantar Azmi kembali kekediaman kedua orang tuanya, dalam perjalanan suasana sunyi tanpa ada yang membuka suara hanya deru mobil yang terdengar.

Tangan besar Illius menggengam erat tangan mungil Azmi dan memberikan kehangatan pada Gadis mungil tersebut.

Azmi merasa bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini, Illius begitu di bencinya namu dia nilang bahwa dia nggak tahu apa pun dengan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya, bahkan dia merasa shock dengan ucapan Illiussesaat yang lalu.

"Kamu nggak sendiri masih ada aku calon suamimu" Kalimat itu tergiang di telinganya serta adegan ciuman itu pun kembali ternayang berulang ulang bagai kaset rusak.

'Sebenarnya apa yang terjadi jika bukan Illius Kanigara Hutama lalu siapa yang sudah mencelakai Orang tuaku?' Azmi bertanya dalam hatinya.

Akhirnya dia tersadar saat merasakan remasan lembut dari jari jemari yang sejak tadi menggenggamnya.

Azmi menoleh ke arah Illius dan menatapnya tanpa berkata namun Illius bisa mengerti apa arti dari tatapan Azmi kepadanya.

"Aku tahu... aku akan mengusut dan mencari siapa yang telah menyebabkan Papa dan Mama meninggal." jawab Illius.

"Mulai saat ini juga kamu boleh bsrgantung pada ku Azmi, aku akan membahagiakan mu, karena aku adalah calon suami mu yang sudah di takdirkan oleh yang kuasa" Illius menyambung ucapanya.

"Bawa kami kemakam kedua orang tua kami Edo!" Perintah Illius tidak bisa di bantah.

Edo melesatkan kendaraan menuju pemakaman ternyata kedua orang tua Azmi juga di makamkan di sana namun hanya beberapa makam memberi jarak dar makam kedua orang tua Illius.

Saat tadidi pintu makam Illius membeli 4 buket bunga untuk orang tuanya dan juga orang tua Azmi.

Azmi tampak heran dengan apa yang saat ini terjadi dia nggak tahu bahwa Illius juga seorang yatim piatu selerti dirinya.

Ada sedikit rasa simpati di hati Azmi untu Illius yang membuat hatinya goyah Akan bagaimana rasa dendam itu mulai terkikis dan tergantikan dengan sesuatu yang baru tumbuh di hatinya.

Perasaan yang baru ia rasakan dan belum pernah terjadi sebelumnya, membuat detak jantungnya berdetak berlebihan.

Mereka berdiri didepan makam kedua orang tua Illius saat ini dan Illius meletakkan sebuket bunga di atas batu nisan setiap makam kedua krang tuanya.

"Mom ... Dad... Aku datang membawa calon menantumu yang engkau harapkan dari dulu, dia Azmi Putri dari Mama Papa Bagaskara sahabat Mommy and Daddy" ucap Illius.

Azmi lagi lagi di kejutkan dengan kenyatan bahwa Illius memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan Mama dan Papa seperti dirinya.

Setelah mengucapakan salam hormat dan do'a, mereka menuju makam Orang tua Azmi dan mereka pun meletakkan buket bunga yang di pegang oleh Azmi dan juga memberikan salam hormat dan do'a seperri kepada orang tua Illius.

"Ma... Pa... Maaf Illius baru tahu jika Mama dan Papa sudah pergi untuk bertemu Mommy and Daddy ku di surga, Illius baru bisa datang memberikan hormat dan akan selalu menjaga Azmi denga tangan Illius sendiri" janji Illius terucap di depan makam Tuan Bagaskara dan Istrinya.

Setelah itu mereka kembali pulang dari makam kerumah Azmi untuk mengantar gadis itu pulang, untuk beristirahat karena sudah seharian mereka bekerja memeras keringat dan otak.

1