Illius dan juga Azmi turun dari lantai dua menuju meja makan, diruang tamu Edo duduk sambil menikmati kopi yang di suguhkan oleh bik Asih.
Melihat Tuannya turun dengan memeluk Nona Azmi dan juga tersenyum bahagia tidak seperti biasanya dengan wajah cool nya, di hadapan Azmi Illius bisa berekspresi namun di hadapan orang lain dia seperti gunung es yang kokoh.
"Selamat pagi Tuan... Nona..." sapa Edo dengan membungkuk hormat.
"Pagi pak Edo mari sarapan bersama" jawab Azmi dan mengajaknya keruang makan.
"Terimakasih Nona" jawab Edo dan mengikutinya dari belakang keduanya.
"Makan yang banyak jangan sungkan angap seperti rumah sendiri" Azmi berucap.
Azmi mengambilkan nasi dan lauk untuk Illius dan di hidangkan di depan Lelaki tersebut, itu membuat senyum Illius merekah karena calon Istrinya memberikan pelayanan di meja makan.
"Terima kasih Sayang...cup..." tiba tiba saja Illius memberikan kecupan di pipi Azmi, sehingga empunya membelalak sempurna begitu juga Edo terheran heran dengan sikap Tuan mudanya yang tiba tiba saja jadi romantis.
Mereka makan dalam diam, apa lagi Azmi dia masih jengkel sama Illius karena seenaknya menvium pipinya di depan orang lain lagi.
"Dasar lelaki mesum main cium aja apakah dia nggak bisa lihat situasi dan kondisi apa?" gerutu Azmi di kamarnya saat dia mengambil tas kerjanya dan hendak berangkat kerja.
Azmi turun dan mendekati Illius dan berkata " Kita harus cepat ini sudah kesiangan karena ada rapat pemegang saham pada pukul 10.00 nanti, jadi kita harus bergegas aku juga akan menyiapkan materi yang akan di diskusikan untuk proyek baru nanti".
Azmi berlari menuju gedung dan meninggalkan Illius yang masih berdiri di dekat mobil, Illius hanya menggelengkan kepalanya saja dan memamerkan senyumnya yang jarang atau bahkan tidak pernah terlihat.
Azmi memasuki lift manapun yang terbuka dulu dia nggak peduli dengan aturan di gedung tersebut, dia masuk saat pintu lift terbuka dan segera menekan tombol pada angka 25 dan pintu pun menutup saat Illius terlihat di pintu loby.
Illius menunggu lift turun dan dengan hati yang bahagia karena calon istrinya akan selalu didekatnya dan dia dapat menjaganya setiap saat.
♡♡♡♡♡♡♡
Saat pintu lift terbuka dan Illius masuk dan dia mulai dengan ingatan masa lalunya saat cinta itu tumbuh di hatinya.
Flash back
Illius memiliki seorang teman dan juga sahabat yang sanggat di sayanginya saat usia mereka 4 tahun, mereka selalu bersama sekolah bersama dan juga bermain bersama di semua kesempatan.
Saat usia mereka 7 tahun Azmi adik Juliano sahabat Illius lahir pada waktu itu juliano selalu membanggakan sang adik tercinta didepan Illius, sehingga Illius menjadi penasaran dan ingin melihatnya secara langsung.
" Lius...aku punya kabar gembira buat kamu, hari ini adikku telah lahir dan kamu mau tahu nggak? bahwa dia adalah putri kecil yang paling cantik yang pernah ada! dan aku yakin jika kamu melihatnya maka kamu akan jatuh cinta padanya" Juliano bercerita.
"Benarkah aku nggak percaya dengan omong kosong mu itu, aku akan buktikan sendiri jadi ayo kita lihat Adikmu itu" Illius mengajak juliano dan menantangnya.
"Ayo sipa takut dengan tantanganmu itu?" juliano menerima tantangan sahabatnya itu.
Mereka pun bergegas menuju rumah keluarga Bagaskara dan masuk ke dalam rumah disana duduk Mama Juliano yang sedang menggendong buah hati kecil yang baru saja terlahir ke dunia.
Illius mendekat ke arah Mama Juliano dan di lihatnya wajah mungil yang memancarkan kecantikan bak bidadari yang turun ke bumi.
Illius terperanjat memandang gadis mungil itu dan hatinya mulai berdetak kencang saat itu juga dia meminta pada Mama bahwa nanti saat Azmi sudah dewasa hanya Illius lah yang boleh menjadi suaminya kelak.
"Ma... Illius ingin menikah dengan Adik Azmi nanti setelah dewasa, jadi jangan menerima lamaran dari siapapun ya?" Illius kecil meminta dan itu membuat semua orang yang mendengarnya tertawa bahagia.
"Eee... jangan sembarangan ya kamu harus minta ijin padaku terlebih dahulu, aku kakaknya ingat itu" Juliano berkata bahwa dia harus mendapat persetujuannya dulu.
"Oke nanti saat tiba waktunya aku akan meminta restu mu untuk segera meminangnya" Illius berjanji pada sahabatnya itu.
"Ya aku pegang janjimu jika belum mendapat restuku jangan pernah menikahi Azmi, karena aku akan membuatmu merasakan akibatnya" Juliano memberi peringatan pada Illius kecil.
"Karena sudah malam Aku pamit pulang dulu ya Mama..., mana Azmi aku akan melihatnya sebelum aku pulang agar aku tidak merindukannya" Illius mencari keberadaan bayi mungil tersebut.
"Aaa... Azmi sudah tidur di kamar mari sini Mama tunjukan tempatnya" Mama juliano mengajak Illius ke kamar Azmi berada, bayi mungil yang terbaring manis di atas ranjangnya.
Illius mendekatinya dan memberikan kecupan di bibir mungil Azmi "Cup... ini adalah tanda bahwa kamu adalah milikku Azmi kecil".
Melihat itu Mama hanya bisa tersenyum melihat Illius kecil putra dari sahabatnya itu terlihat menggemaskan dengan cinta yang mulai tumbuh di hatinya.