Ciuman yang panas membuat keduanya melayang dan hilang arah hingga suara ketukan terdengar " Tok, tok, tok...".
Mereka tersentak kaget dan melepas ciuman itu dan membuat nafas keduanya saling terengah untuk menormalkan nafas mereka "Ya ada apa bik?" tanya Azmi.
"Non Azmi dan Tuan Illius segera turun makan malam sudah siap" ucap Bik Asih dengan suara lantang sehingga bisa di dengar oleh keduanya.
"Baik Bik kami akan segera turu..." teriak Azmi dengan mata masih menatap Illius seperti hendak menghabisinya.
Bik Asih langsung turun dan meninggalkan kamar Azmi kembali kebawah dan menata apa yang kurang di atas meja.
"Jangan pernah lakukan itu lagi kita nggak ada hubungan apa pun danjuga kamu bukan suami aku aku hanya akan menyerahkan diriku hanya pada suami tercintaku" Azmi marah dengan dadanya yang naik turun dengan memburu dia sudah menekan emosinya.
"Jangan bohong tadi kan kamu juga menikmatinya, dengan membalas ciumanku berarti kamu juga menginginkannya" balas Illius dengan mata berkilat penuh kemenangan.
Menatap mata yang sudah membuarnya melayang entah kemana Azmi mulai bergegas turun dari ranjang dan hendak keluar kamar, namun lagi lagi tangannya di tarik oleh Illius dan sekarang malah posisi mereka seperti sedang melakukan hubungan intim, Azmi di tindih oleh tubuh kekar Illius.
"Illius ... lepas .... apa yang akan kamu lakukan? kita harus segera turun jika tidak mereka akan mendobrak kamar ini"ancam Azmi.
"Kenapa harus mendobrak kan pintunya nggak di kunci, dan inggat ini sayang aku adalah calon suamimu dan kamu hanya akan menjadi milikku selamanya" setelah mengucapkan itu kembali Illius melumat bibir Azmi sedikit kasar karena emosi dan menggigitnya sedikit hingga ada rasa amis terasa di kedua mulut mereka.
Tidak berhenti disana Illius melepas ciumanya tapi dia beralih keleher jenjang Azmi dan menghisap leher itu hingga empunya mendesah "Hemm...", dan tubuhnya menggelinjang karena baru pertama kali merasakan sensasi itu.
"Hemmm...Illius hentikan...hhhh" Azmi mendesah dengan mata terpejam merasakan sesuatu dalam dirinya yang mulai bergejolak naik keatas ubun ubun.
Illius menghentikan apa yang di lakukan melihat pipi Azmi berubah menjadi merah karena mulai bergairah Illius tersenyum menang dan dia berbisik di telinga Azmi " Aku ßudah memberikan tanda kepemilikan kepadamu, secepatnya Kita akan menikah dan aku akan segera mengambil apa yang sudah menjadi milikku".
"Kamu sudah gila ... siapa yang sudah menjadi milikmu, jangan mimpi" Azmi mencoba untuk mengelak dan bergegas berdiri dan membenarkan dirinya dan menuju pintu dan keluar dengan hati berdebar dan juga dongkol karena merasa kalah dengan lelaki menyebalkan yang ada di kamarnya.
Illius mengikutinya dari belakang dan mensejajarkan langkahnya dan juga dia langsung menyelipkan lengan besarnya di pinggang ramping Azmi.
Setiap Illius menyentuhnya ada sengatan listrik yang dirasa pada kulit putih dan mulusnya.
Masih dengan merangkul pinggang Azmi Illius membawanya turun menuju meja makan dan duduk di kursi.
"Bik Mira sama Bik Asih ayo makan bersama dengan kami, biar rame pasti akan menyenangkan" Illius basa basi mengajak kedua bibi rumah tangga tersebut.
"Nggak usah Den Illius.... kami masih banyak pekerjaan yang masih ada di belakang, sebaiknya Non Azmi dan Aden Illius silahkan menikmati makan malamnya" sambil membungkuk hormat keduanya berlalu pergi.
"Kamu lihat mereka berdua malah membiarkan majikannya menghabiskan malam berdua untuk ...." Illius menggantung kalimatnya yang sudah pasti membuar Azmi bingung dan sedikit berdebar karena sedari tadi dia sudah di oermainkan oleh lelaki di sampingnya itu.
"Jangan coba berbuat macam macam atau aku nggak akan tanggung tanggung memanggil polisi agar memasukkan mu di penjara sekalian karena berbuat mesum dan melecehkanku" ancam Azmi.
Illius menyeringai mendengar ancaman tersebut dan membalasnya " Telpon saja aku nggak perduli mereka akan kuberi tahu bahwa kamu adalah istriku jadi kita melakukannya karena suka sama suka."
Azmi terbelalak dengan ucapan itu dan membuat panas hati karena melihat kelakuan Illius yang di luar dari pemikirannya.
"Sebelll!? deh ngomong sama kamu" jawab Azmi dwngan nada gemas dan kesal.
"Sebel apa cinta? jangan menipu hati kamu sendiri terima saja kenyataan bahwa di hatimu sudah terukir namaku" bisik Illius lagi lagi dengan mencium pipi merona Azmi dan turun keleher lagi dan lagi memberi tanda merah kissmark membuat empunya semakin geram.
Illius begitu senang sekali menggoda Azmi dan tersenyum menang karena dia sudah bisa membuat gadisnya marah marah.
Aneh memang jika seorang yang baru saja dia temui setelah sekian lama tidak bertemu malah membuatnya kesal setengah mati.
Illius berhenti menggodanya dia mengambilkan makanan di piring Azmi yang belum terisi apa oun.