Chereads / Ketika Benci Menjadi Cinta-Azmi Dan Illius / Chapter 3 - Hari Hari Berat Yang Azmi Lalui.

Chapter 3 - Hari Hari Berat Yang Azmi Lalui.

hari itu terasa panjang dan tidak menyenangkan sekali buat Azmi berada dalam satu gedung dengan orang yang di becinya, namu apa daya dia ßudah teken kontrak dengan perusahaan dan itu tidak bisa diubah lagi.

Hari ini Azmi menemani Illius untuk menemui klien di kota yang berbeda, saat ini mereka berada di dalam lift.

" Bagai mana caranya aku menghindari dia sedangkan aku berada dekat dengannya dan harus selalu bersamanya juga dalam setiap pekerjaan" Azmi ngedumel seorang diri.

"Hei apa yang kamu lamunkan dengan ekspresi seperti itu apa kamu nggak suka bekerja dengan ku disini?" Illius mengamati gerak gerik Azmi dalam beberapa hari ini, dia sudah bisa menyimpulkan bahwa Azmi mengalami perubahan emosi sejak pertemuan pertamanya waktu itu.

Azmi tersenyum dengan terpaksa "Hahaha ... enggak Pak saya hanya berfikir gimana kalau seandainya Bapak meminta sekretaris yang lain untuk roling menemani Bapak jika sedang keluar kota agar tidak bosen hanya dengan satu orang saja."Azmi bicara dengan alasan.

"Kamu itu gimana sih? kan itu adalah tugas kamu sebagai asisten pribadi aku, tugas sekretaras pribadi adalah menyiapkan segala sesuatu hal untuk peminpin perusahaan" Illius memberitahukan pada Azmi.

'Ah ... Aku tahu akan hal itu tanpa di beritahu oleh mu, itu jika kau adalah orang lain tapi kau adalah musuhku... musuhku' Azmi berkata dalam hati.

"Baik Pak saya mengerti akan tugas saya sebagai Aspri, cuman saya nggak mau membuat para teman sekretatis pada iri karena saya bisa bepergian dengan Bapak kapan pun sedangkan Bapak adalah pujaan hati mereka" Jawab Azmi eengan senyum yang di paksakan.

"Ooooh... Apa kamu tidak mengidolakanku?"Kembali Illius bertanya yang membuat Azmi membelalakan matanya yang indah sehingga Membuat Illius semakin menginginkannya.

"Bapak jangan ke ge eran ya saya itu hanya gadis biasa, dan juga bukan pungguk merindukan bulan apa mau dikata saya ini sedang berusaha membuat orang yang bersalah mendapatkan hukumanya" Azmi menjawab dengan nada sinis dan juga rasa benci.

Pintu lift terbuka dan keluarlah mereka berdua dengan langkah yang lebar keluar dari lift tersebut.

Mereka pun berjalan menuju parkiran di mana Mobil Illius terparkir dan Edo sang supir sudah siap disana.

Edo membukakan pintu untuk Tuannya dan Illius masuk, sedangkan Azmi berjalan memutar menuju pintu depan samping pak sopir.

Namun Illius lagi lagi memerintahkan lain "Duduk di belakang bersamaku Azmi ! ini perintah".

Mendengar perintah sang Boss Azmi dengan hati yang penuh api kebencian melangkah kepintu belakang dan mulai masuk dan duduk di samping Illius.

"Sebenarnya apa maunya Kenapa juga menyuruhku duduk di belakang kan aku ini hanya pegawai biasa bukan kekasihnya yang harus selalu berada didekatnya" Dumel Azmi dalam hati.

Melihat gestur Azmi yang sedikit merasa engan duduk di sampingnya Illius bertanya hanya sekedar bertanya "Apa kamu tidak suka berada di dekat ku Azmi? Apa alasannya? katakan padaku!?".

Mendengar pertanyaan itu Azmi jadi meragu apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak.

Tidak mendengar jawaban apa pun Illius menoleh ke arah Azmi yang di ajaknya bicara, ditatapnya Azmi dengan sorot intimidasi sehingga Azmi merasa sedikit takut.

"Apa kamu tidak mendengar pertanyaanku? sehingga kamu mengganggap aku ini angin lalu? jawab sejua pertanyaan ku sehingga aku bisa mengerti kenapa kamu bersikap seperti ini ?" Illius menanti penjelasan dan juga jawaban.

"Akan Saya jawab Pak? Tapi tidak disini saat hanya ada kita saja karena ini adalah hal pribadi" jawab Azmi.

"Oke Aku tunggu jawabanmu itu nanti setelah pertemuan dengan klien" Illius mengangguk anggukkan kepalanya mengerti.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan mereka pun sampa ditempat yang di janjikan dalam pertemuan tersebut.

Mereka menemui beberapa klien sekaligus dan rapat pun di mulai dengan membahas beberapa kerjasama dan juga masalah yang akan mereka hadapi dalam kerja dan cara mengatasinya.

Disana Azmi juga memberikan solusi dan juga pendapat yang cukup bagus menurut pemikiran mereka semua, sehingga mereka menemukan titik terang dan pertemuan pun selesai dengan cepat.

Setelah rapat mereka makan bersama untuk merayakan kontrak kerja sama dengan para klien tersebut.

Para klien pergi satu demisatu berpamitan dan meninggalkan hanya Illius dan Azmi saja di restoran mewah tersebut.

"Sekarang katakan apa jawabanmu atas semua pertanyaanku tadi?" Illius kembali menagih jawaban Azmi.

Azmi mempersiapkan apa yang hendak dia katakan " Apa Bapak mengenal keluarga Bagaskara?" Azmi bertanya dan menatap Illius dengan tajam.

"Ya Aku mengenalnya" Illius menjawab dengan singkat dan dia menatap balik mata indah Azmi.

"Tuan Bagaskara dan Istrinya telah meninggal beberapa hari yang lalu karena suatu kecelakaan dikarenakan remnya yang blong dan itu disengaja" Azmi bercerita.

Sambil angguk angguk kepala Illius menyimak apa yang di ceritakan oleh Azmi dan mencari titik terang dari permasalahannya.

"Saat itu Saya menemukan sebua surat yang berlumur darah dan ada tulisan sebuah nama dan itu adalah Nama dari Tuan Illius Kanigara Hutama.

Memang itu adalah sebuah surat perjanjian tapi kenapa mereka harus mati setelah dari perusahaan Anda? Itu menyebabkan kebencian di hati saya kepada Bapak" Azmi melanjutkan ceritanya.

Illius yang mendengar berita tersebut kaget bahwa rekan kerja yang begitu berharga baginya sudah tiada.

Memang Azmi melarang para wartawan menulis berita kematian dari kedua orang tuanya, sehingga tidak ada yang tahu hal tersebut.

"Jadi kamu adalah Putri dari Tuan dan Nyonya Bagaskara" Senyum Illius mengembang mengetahui bahwa Azmi adalah Anak dari orang yang dia kagumi.

"Apa kamu tahu apa hubungan aku dan kedua orang tuamu?" Illius kembali bertanya.

"Saya nggak tahu dan nggak mau tahu apa pun tentang Anda yang sudah menjadi penyebab kematuan dari kedua orang tuaku, sekarang aku sebatang kara di dunia ini" sebutir air mata lolos di pipi Azmi.

Melihat itu Illius tiba tiba saja sudah memeluknya serta membelai rambut hitam dan panjangnya yang terurai.

"Kamu nggak sendirian masih ada aku calon suami kamu" Illius berkata dengan pelan.