Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 6 - Pengintip Itu Ternyata

Chapter 6 - Pengintip Itu Ternyata

Ricko bergabung kembali dengan Ilham yang masih berada di ruang tengah.

Di ruang tengah belum ada tanda-tanda kehadiran Intan yang membuat hati Ricko tenang.

"Dek, Mama tadi sudah keluar belum dari ruang kamar Kakak?" tanya Ricko pada anak laki-lakinya.

"Belum, Pah!" jawab Ilham.

Ricko mengangguk-angguk. 'Syukurlah Intan belum keluar dari kamar Dinda!' batin Ricko lega.

Ricko mulai duduk mendekati Ilham yang kini tengah anteng duduk dan fokus menonton televisi.

"Dek, dek!" panggil Ricko berbisik.

"Iya kenapa Pah?" Ilham melihat Ricko dengan pandangan lugunya.

"Mm nanti kalau Mama nanya-nanya ke Adek tentang kegiatan Adek di taman hiburan, bilang sama Mama kalau Papa dan Mba Ani nemenin Adek main terus ya!" pinta Ricko berbisik.

"Lha kenapa Adek harus bohong Pah? Kan kenyataannya Adek mainnya sendirian di taman hiburan dan hanya diawasi sama penjaga tempat hiburan yang sudah Papa titipin!" Ilham memandang Ricko dengan tatapan bertanya-tanya.

"Sudah, Adek jawab saja sesuai permintaan Papa! Nanti Adek, Papa beliin semua mainan yang Adek mau dan Papa bebasin Adek makan permen dan es krim sepuas Adek! Gimana? Mau kan?!" bisik Ricko memberikan tawaran yang sangat menggiurkan mengingat Ilham sangat dibatasi oleh Intan dalam mengkonsumsi yang manis-manis terutama es krim.

"Mau mau mau!" jawab Ilham bersemangat dengan pandangan mata yang berbinar karena sangat senang.

"Kalau Adek mau berarti Adek harus jawab apa kalau ditanya-tanya sama Mama?" Ricko mulai melatih Ilham agar menjawab pertanyaan sesuai dengan permintaannya.

"Adek harus jawab kalau Papa dan Mba Ani nemenin Adek terus pas main di taman hiburan!" jawab Ilham penuh semangat.

"Bagus!" Ricko mengacungkan satu jempol. "Anak Papa kok pinter banget ya!" puji Ricko sambil memeluk anak laki-lakinya dan mengecupi puncak kepala Ilham berkali-kali.

***

Ani yang sebentar lagi akan lewat di depan pos satpam Pak Eko dikode oleh Pak Eko dengan batuk-batuk buatannya.

"Uhuk uhuk uhuk" Pak Eko mulai batuk-batuk saat Ani sudah mulai terlihat.

"Uhuk uhuk uhuk" Pak Eko mengode Ani kembali agar Ani melihat ke arahnya, ke arah laki-laki tua yang umurnya sudah lima puluh tahunan.

Ani yang semakin dekat dengan pintu gerbang khusus untuk lewat kendaraan kecil seperti motor atau orang yang tidak membawa kendaraan mulai melihat ke arahnya Pak Eko yang wajahnya sedang tersenyum mesum kepadanya, bahkan matanya Pak Eko berkali-kali terfokus ke arah gunung kembar Ani yang menjulang ke depan seolah menantang siapa saja agar bisa menaklukkannya.

"Apaan sih dari tadi batuk-batuk ga jelas kaya gitu!" sinis Ani.

"Jangan sinis-sinis dong An!" sahut Pak Eko.

Ani hanya memutar kedua bola matanya malas. Ani melanjutkan langkahnya lagi menuju pintu gerbang.

"An, kamu mau kemana?" tanya Pak Eko yang kecewa ternyata Ani bukan sedang datang kepadanya.

"Aku mau kemana itu bukan urusan Pak Eko!" jawab Ani ketus.

"An kalau kamu saat ini butuh bantuan, Bapak siap kok untuk membantu kamu!" 'Dalam meredakan gairah kamu yang tadi tidak jadi dipuaskan Pak Ricko' lanjut Pak Eko yang meneruskan perkataannya di dalam hatinya.

"Aku tidak butuh bantuan Pak Eko! Lagipula aku tidak sedang butuh bantuan kok!" sinis Ani yang mulai berlalu dari hadapan Pak Eko dan menutup pintu gerbang dengan keras.

"Ya, siapa tahu kamu perlu bantuan An!" teriak Pak Eko kepada Ani yang sudah menghilang di balik pintu.

Ani masih bisa mendengar dengan jelas perkataan Pak Eko yang diteriakkan kepadanya. "Itu tua bangka ngapain sih sok genit-genit sama aku! Nyebelin banget sumpah!" gumam Ani mengeluhkan sikap Pak Eko yang genit kepada dirinya.

Di pos satpam Pak Eko kecewa berat karena tidak jadi dapat durian runtuh kali ini. "Kirain si Ani datang ke sini mau minta tolong dipuasin, eh ternyata cuma lewat dan malah melengos saja keluar rumah!" gumam Pak Eko yang kecewa. "Aku benar-benar tidak menyangka ternyata Pak Ricko yang dikenal setia dan sangat mencintai Bu Intan bisa main serong juga di belakang, hahaha!" Pak Eko terkikik mengetahui hal ini. "Tapi wajar sih kalau tergoda, si Ani wajahnya lumayan, terus badannya beuh mantap banget!" liur Pak Eko menetes saat membayangkan tubuh polos Ani yang beberapa menit yang lalu bisa dia nikmati oleh indera penglihatannya di taman belakang.

Pak Eko meraih HP di saku celananya lalu memutar kembali video yang tadi sempat dia rekam di taman belakang. "Haish gambarnya burem banget!" keluh Pak Eko saat melihat video hasil rekamannya jelek sekali. "Coba saja aku punya HP bagus yang bisa dipakai buat merekam di pencahayaan yang remang-remang sekalipun dan hasilnya jernih. Aku pasti bisa dapat uang banyak dari video ini dan kalau beruntung bisa ikut menikmati tubuh Ani yang aduhai itu! Sluurp" lagi-lagi liur Pak Eko menetes.

Pak Eko adalah orang yang berdecak kecewa saat Ricko dan Ani tidak jadi main ahem-ahem di taman belakang rumah. Pak Eko yang tangannya kotor setelah makan bekal yang dia bawa dari rumah di pos satpamnya ingin mencuci tangan, tapi karena air keran di bagian depan rumah sedang rusak jadi dia berjalan ke arah taman belakang karena dia taman belakang ada keran air juga.

Pak Eko tidak berani cuci tangan di dalam rumah karena dia tidak enak saja jika masuk ke dalam rumah sebab tugasnya hanya menjaga area luar rumah ini, selain itu dia juga hanya berjaga dari jam setengah enam sore sampai pagi, pukul enam pagi dia pulang ke rumahnya.

Pak Eko tidak sengaja melihat Ani dan Ricko sedang berjalan ke arah taman belakang. Dia langsung menyembunyikan dirinya dan melupakan niat awalnya pergi ke taman belakang.

Pak Eko terus mengawasi Ani dan Ricko yang sedang bermesraan duduk di atas rumput yang membuat tubuh mereka terhalang jika dilihat dari dalam rumah atau balkon rumah karena di belakang tubuh Ricko dan Ani ada tanaman bunga yang sangat rapat mengelilingi tepi tembok teras belakang, selain itu pohon besar juga tumbuh di dekat area itu membuat mereka aman dan tidak akan terlihat jika dilihat dari atas. Hanya Pak Eko saja yang bisa melihat dengan jelas kelakuan Ani yang sedang menggoda Ricko dengan tangan nakalnya yang beberapa kali memegang si kecilnya Ricko.

Pak Eko yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini langsung menyalakan rekaman video di HP-nya dan merekam Ani dan Ricko yang sedang berciuman sambil melepaskan semua pakaian mereka kecuali Ricko yang masih memakai celana karena tidak berhasil dilepaskan oleh Ani.

***

Author's note : Pembaca yang baik akan memberikan like, komen, vote sebagai bentuk dukungan mereka kepada penulis.

Iklan yang disponsori oleh pelembut pakaian yang dicampurkan ke deterjen.

Netijen : Tor Tor, kalo Jen Jen minta dipetikin bintang, Otor sanggup nggak metikinnya?

Otor : Otor sanggup dong! Nanti otor petikin bintang di pohon Cemara yašŸ˜

Netijen : Ih otor mahšŸ˜¤

Sekian terima gajih.