Azmya diantar pulang ke rumahnya. Sena nampak lelah sekali. Ingin rasanya dia istirahat dulu di rumah Azmya. Tapi dia harus kembali lagi ke hotel tempat dia menginap di Bandung. Karena dia sudah dapat kabar dari Sekretarisnya kalau nanti ada berkas yang di antar oleh karyawan baru yang juga kebetulan orang Bandung. Makanya berkas itu dititipin ke dia sekalian dia ada perlu ke Bandung. Sena pun kembali ke hotel dan mencoba menghubungi pegawai barunya itu.
[Halo]
"Ya halo, ini nomor saya Senatrya Abigail, apa ini dengan Audya Putri?" tanya Sena.
"Iya pak, saya Audy, saya sekarang sedang menuju hotel Bapak tempat menginap," terdengar suara merdu di ujung telepon.
"Oke saya tunggu kamu di restoran hotel saja. Saya tungu kamu, dan awas kalau ada dokumen yang tertinggal atau yang tidak terbawa!"Sena nampak begitu tegas kalau urusan pekerjaan.
"Baik pak."
Telepon di tutup.
Sena pun memarkirkan mobilnya di tempat parkir di sebuah hotel bintang empat di kawasan kota Bandung. Sebenarnya dia ingin segera istirahat. Badannya sepertinya demam dan dia merasa tidak enak badan.
Sena memesan segelas teh camomile untuk menghangatkan badannya. Dia pun duduk di sebuah meja di sudut restoran hotel itu. sesekali dia melihat jam tangannya.
Setelah menunggu beberapa menit. Sena didatangi oleh seseorang di hadapannya.
"Selamat malam pak?"sapa orang itu.
"Ya, selamat malam!"jawab Sena menyambut kedatangannya.
Namun Sena terkejut ketika melihat sosok yang ada di hadapannya. Gadis itu tersenyum dan menyapanya dengan ramah. Keterkejutan Sena ternyata tidak baginya. Sepertinya dia memang sudah tahu Sena.
"Bukankah kamu temannya Azmya, Putri?."Sena terkejut ketika melihat Putri adalah sosok pegawai barunya yang dimaksud Sekretaris nya.
" Iya pak, saya Audya Putri, karyawan bapak dan juga temannya Azmya,"jawab Putri dengan bersikap formal.
Sena menarik napas panjang. Entah kenapa dia merasa Putri adalah orang yang membuat Azmya menjadi tiba tiba diam dan terlihat sedih. Pasti ada telah terjadi sesuatu antara mereka. Sena sebenarnya ingin tahu banyak. Tapi dia menahan diri untuk tidak bertanya tentang sejarah pertemanan mereka.
Sena kemudian memulai memeriksa dokumen dokumen yang dibawa Putri. Sesekali Putri menjelaskan tentang dokumen yang perlu dia sampaikan pada Sena.
Sena menilai kalau hasil kerja Putri cukup mengesankan terlepas penilaian awal Sena tadi siang saat bertemu di restoran Sunda.
"Kamu tadi di restoran Sunda tadi siang bertemu dengan siapa?"tanya Sena sambil matanya masih membolak balik dokumen tanpa melihat raut muka Putri yang kaget mendapat pertanyaan masalah pribadinya.
"Ng ... saya janjian ketemuan sama seseorang pak,"jawab Putri.
" Siapa?"tanya Sena ingin tahu. Entahlah. Apa dia perlu menanyakan hal itu pada pegawainya itu.
"Teman lama Pak."
"Oh".
"Kamu sudah menikah?"tanya Sena kembali lagi memberikan pertanyaan masalah pribadi.
"Belum pak," jawab Putri pendek.
"Oh."
Entahlah apa yang sebenarnya di benak Sena. Dia ingin tahu tentang penyebab Azmya mendadak berubah pucat setelah bertemu Putri. Dia berkeyakinan kalau telah terjadi sesuatu antara mereka.
"Bolehkah saya bertanya Pak?"kata Putri pelan dan berhati hati.
"Apa?"Sena menghentikan kegiatannya memeriksa dokumen dan melihat Putri.
"Apa hubungan Bapak dengan Azmya?"tanya Putri.
"Saya calon tunangannya."
"Kalau begitu, bapak adalah calon suaminya Azmya,"kata Putri sumringah.
"Iya, empat harian lagi kita tunangan,"kata Sena menceritakan rencana pertunangannya.
"Ternyata Bapak adalah orang yang bisa menaklukan hati Azmya, saya kenal sekali dengan Azmya, dia tipe orang yang susah untuk jatuh cinta,"cerita Putri.
Sena pun tertarik mendengarnya. Kemudian dia pun memancing Putri untuk menceritakan tentang Azmya.
"Memangnya Azmya dari dulu susah jatuh cinta sama lelaki?"tanya Sena penasaran.
"Azmya itu bisa dibilang Ratunya sekolah. Sudah cantik, orang kaya, jago karate, meskipun prestasi akademik nya pas pasan. Tapi dia sudah jadi primadona di sekolah kami dulu, tapi sayang urusan jatuh cinta sama cowok dia nol besar"kenang Putri.
"Apa kalian dulu nya teman dekat?"tanya Sena penasaran.
"Tentu saja dekat, bahkan kami seperti saudara, kemana mana selalu berdua, dekaaat pokoknya,"kata Putri itu terdengar lama lama semakin pelan dan bulir bulir air mata perlahan jatuh di pipinya.
Melihat itu Sena buru buru mengambil selembar tisu di meja dan menyodorkannya ke Putri.
"Maaf,"Putri menerima tisu itu dan mengusap air matanya. Dia teringat kembali kejadian dulu yang membuat dirinya dan Azmya mengalami hal yang sama sama tidak mengenakkan.
Putri POV
<< [Maaf aku sakit, kyknya gue gk jdi ke cafe] Send : Azmya Putri mengirim SMS ke Azmya yang katanya sedang menunggunya di cafe tempat biasa mereka menghabiskan waktu. Dia mendadak tidak berani menemui Azmya. Dia sangat marah dan kecewa dengan Azmya. Dia baru saja mengetahui kalau sebenarnya Haris tidak menyukainya, dia hanya memperalatnya dan mempermainkan perasaannya. Dan sebenarnya Haris menyukai Azmya. Tentu saja ini membuat dia patah hati dan marah. Apalagi Haris sudah membuat dirinya menyerahkan mahkota paling berharga untuknya. Putri sangat menyukai dan mencintai Haris sampai dia pun menyerahkan semuanya padanya. Namun apa yang dia dengar. Haris menyukai Azmya, bukan dirinya. Putri sangat kecewa dan marah. Hatinya merasa marah karena Azmya sudah membuat dirinya jadi wanita yang bodoh. Azmya sebenarnya sangat baik padanya, apa pun yang menjadi keinginan Putri, dia akan selalu berupaya mewujudkan itu. Putri menyukai Haris. Dia pun berusaha keras untuk mencomblangi mereka dan berhasil. Tapi kenyataan yang dia terima. Dia sekarang sudah tidak perawan dan Haris bahkan tidak menyukainya. Hati siapa yang tidak hancur. Putri bingung dengan keadaannya itu. Dia merasa tidak berkutik. Karena setiap dia berontak. Haris akan mengancamnya. Dia benar benar bodoh. Cinta butanya telah membuat dia bodoh dan menurut saja permintaan Haris untuk merekamnya. Ya. Merekam kegiatan mereka saat mesum. Dan Putri tidak tahu kalau video itu adalah cikal bakal malapetaka dirinya dan juga Azmya. Putri segera menuju sebuah tempat gedung yang belum selesai rekontruksi. Dia mendapat kabar kalau seseorang sudah mempunyai videonya. Kalau dia tidak mau videonya tersebar. Dia harus menemuinya di sana. Tanpa pikir panjang, Putri pun segera menuju ke sana. Dia tidak mau kalau video itu tersebar. Kedua orang tuanya di Garut pasti akan terpukul. Belum lagi gunjingan gunjingan orang lain. Dia harus mendapatkan video itu dan menghapusnya. Sampai di tempat, ternyata Putri menemukan Jefri. Jefri adalah temannya Haris. Jefri teman tongkrongan Haris yang sudah kuliah semester lima. Putri pun terkejut kenapa Jefri bisa punya video itu. Apa Haris yang memberinya. "Hai Put, pasti kamu kaget ya?"kata Jefri sambil menunjukkan senyuman seringainya. Sesaat Putri merasa ketakutan. Dia tahu benar siapa Jefri. Dia tahu dari Haris, kalau dia adalah seorang yang brengsek yang suka mempermainkan banyak gadis. Dia gemar tidur dengan banyak wanita. Bisa disebut kalau Jefri adalah penjahat ke**min. Seketika wajah Putri langsung pucat pasi. Dia melihat sekitarnya. Tidak ada satu pun orang kecuali dia dan Jefri. Putri mundur beberapa langkah. Tapi Jefri semakin dekat. "TUHAN... TOLONGLAH AKU, " batin Putri. ***Bersambung.... Jangan lupa sisihkan sepersekian detik waktunya untuk vote, review dan komen. Yang menantikan kemunculan Rjun. Sabar.. Rjun nya sedang OTW.