Chereads / Love Me or Leave Me (Indonesia) / Chapter 28 - Bertemu Jun Part 2

Chapter 28 - Bertemu Jun Part 2

Azmya berdiri mematung melihat adegan dimana Jun memeluk seorang wanita. Dan wanita itu adalah Ketua Kelasnya dulu. Febri.

Dia menyaksikan hal yang tidak ia inginkan. Febri begitu manja merangkul lengan Jun. Sementara Jun. Dia terlihat bahagia. Tertawa lepas bersama Febri.

Lutut Azmya terasa lemas. Apakah Febri menyukai Jun. Dan apa hubungan mereka adalah sepasang kekasih sekarang. Pantas saja dulu Febri menghilang dan mengganti nomor ponsel nya agar dia tidak bisa bertanya tentang Jun. Ternyata....

Perlahan hujan airmata turun dengan derasnya di pipi Azmya. Dia merasa kecewa dan marah. Ingin rasanya dia menghampiri keduanya dan berteriak dan mengamuk. Kenapa dia merasa dipermainkan seperti ini.

Azmya menahan sakit dan sesak di dada melihat mereka berdua saling tersenyum dan tertawa di depan nya. Mereka berdua memang tidak melihat Azmya. Karena begitu asyik bercanda ria tak menghiraukan orang orang di sekitarnya.

Azmya baru saja melangkahkan kakinya hendak menghampiri mereka. Tapi tiba tiba ada dua tangan menahan badannya dan membalikkan tubuh Azmya menghadap padanya.

"Sena,"lirih Azmya menatap wajah Sena dengan mata yang berkaca kaca sambil menggelengkan kepalanya seolah berkata"jangan".

Azmya tak kuasa menahan tangisannya. Menangislah dia sejadi jadinya. Sena pun memeluknya. Membiarkan tangisan Azmya dj pelukannya. Dia pun melihat Jun di kejauhan. Ternyata orang itu yang membuat hati Azmya terkunci dan terluka. Dan sekarang tambah terluka. Sena merasa menyesal telah menyuruh Azmya ke sini. Seharusnya dia menahan Azmya agar Azmya tidak tambah terluka saat inu.

Azmya masih terisak di dalam dekapan Sena. Dia merasa malu pada dirinya sendiri dan juga Sena. Seharusnya hatinya tak tergoyahkan oleh IG story Jun. Harusnya dia abaikan itu jika dia tahu akan begini.

Azmya pun melepaskan pelukannya, dia harus meminta penjelasan dari Jun. Dia pun membalikkan badannya agar bisa kembali menghampiri mereka.

Azmya membalikkan badannya dan mencari dua orang itu. Dan....

Sena menutup pandangan Azmya dengan tangan kekarnya.

'Apa itu. Apa yang sedang mereka lakukan,' seru Azmya dalam hati.

Dia tadi sempat melihat mereka berciuman.

Sena menarik tubuh Azmya dan membalikkan badannya lagi ke arahnya. Tanpa meminta persetujuannya. Sena mendekatkan wajahnya dan perlahan mencium bibir Azmya yang sedang bingung dengan apa yang dia saksikan barusan.

Febri dan Jun berciuman di tempat umum. Betapa sakitnya Azmya melihat itu semua. Dan Sena yang membuatnya hanya menyaksikan adegan sepersekian detik ini. Sekarang perlahan menciumi bibir Azmya dengan penuh perasaan. Segala jiwa dan raganya mencoba melindungi Azmya dari segala hal yang akan menyakiti dan melukainya.

Sebenarnya Sena hanya bertindak spontan agar bisa mengalihkan perhatian Azmya pada kedua orang itu dengan menciumnya. Namun dia terbawa suasana dengan mencium Azmya. Bahkan Azmya sepertinya menikmatinya dan membiarkan Sena berlama lama memainkan bibirnya. Sena membuka matanya dan melihat ke depan tempat Jun dan perempuan itu tadi. Mereka sudah tidak berada di sana. Sena pun menghentikan perbuatannya.

Azmya menunduk malu. Semua begitu cepat. Menyedihkan sekaligus memalukan. Dia menunjukkan wajah sembabnya di depan Sena. Atau lebih tepatnya dia malu sudah berciuman dengannya.

"Apa kamu sempat melihatnya tadi?"tanya Sena menanyakan perihal dua orang tadi.

Azmya mengangguk pelan. Tangannya dia kepalkan. Pertanda dia sangat kesal.

"Maafkan aku, tadi aku udah nyium kamu, habis nya aku spontan aja supaya mengalihkan perhatian kamu,"ungkap Sena sedikit malu dengan menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak apa apa, sekarang antarkan aku mencari hotel!"pinta Azmya mencoba melupakan kejadian tadi. Wajahnya terlihat murung bercampur amarah.

"Apaa, hotel?"tanya Sena yang memang belum tahu rencana Azmya akan menginap di hotel untuk menunggu kedatangan Akira dari Jepang.

"Tapi sayang, aku tidak salah mendengar, kamu mau check in di hotel denganku!"tanya Sena sedikit malu. Dia merasa dia belum punya persiapan. Dan ini juga terlalu mendadak.

"Sayang sayang apaan, dont be fool Om!"seru Azmya sambil mendorong dada Sena dengan telunjuknya.

"Maksud kamu kan tadi mau ngajak ke hotel. Apa lagi kalau bukan untuk --,"Sena tidak berani melanjutkan kata katanya.

Azmya berjalan meninggalkan Sena sendirian. Dia hanya merasa lelah dan ingin segera merebahkan diri.

Sena yang sudah ditempeli setan mesum itu pun berjalan mengekor di belakang Azmya. Mereka berdua menuju tempat parkiran mobil. Dengan langkah gontai Azmya seperti seorang robot anak kecil yang mau kehabisan baterai. Wajahnya ditundukkan seolah olah di tanah akan muncul sesuatu yang bisa dia ambil.

"Azmya!"Suara panggilan terdengar lirih. Azmya pun spontan menoleh ke arah suara itu. Di depan nampaklah Jun sedang berdiri di hadapannya.

Sesaat mereka berdua berdiri mematung tanpa mampu bersuara lagi. Azmya tidak melihat keberadaan Febri lagi disana.

Terlihat Jun melangkah hendak mendekatinya. Dia melihat wajah Jun terlihat bahagia yang ingin menghampirinya.

'Apakah kau sebahagia itu bersama Febri, Jun'?"

Pikir Azmya dalam hati.

Azmya mundur beberapa langkah dari Jun. Dia merasa marah teringat mereka berdua berciuman. Dia merasa tersakiti dan dipermainkan oleh perasaanya sendiri. Azmya mundur beberapa langkah sampai akhirnya tubuhnya mentok menabrak Sena yang berjalan di belakangnya.

Sena yang melihat Jun ada di depan Azmya. Langsung berdiri di depan Azmya. Mencoba menghalangi Jun yang akan mendekatinya. Azmya bersembunyi di balik badan Sena. Menangis kembali. Dia sebenarnya ingin memeluk Jun. Dia ingin menuntaskan kerinduannya selama ini. Tapi kenapa hatinya merasa sakit. Jika selama ini dia hanya bertepuk sebelah tangan.

"Siapa kamu?"tanya Jun bertanya pada Sena.

" Calon suaminya, Sena!"jawab Sena dengan tegas.

"Apa. Benarkah itu?"tanya Jun berteriak agar terdengar Azmya yang sedang bersembunyi di balik tubuh kekar Sena.

Azmi tidak menjawab. Dia hanya menangis tersedu sedu.

"Dia tidak mau bertemu dengan mu, cukup kamu membuatnya menangis dan terluka,"tukas Sena sambil menggenggam tangan Azmya.

Jun merasa sedih mendengarnya. Ya memang itu benar. Dia sudah banyak membuatnya menangis dan bersedih. Kemudian dia melihat siluet Azmya yang sedang berlindung di balik badan Sena.

"Ayo kita pergi!" ajak Sena menarik tangan Azmya segera meninggalkan tempat itu.

Ketika mereka melewati Jun yang sedang berdiri terpaku menatap mereka. Jun menghentikan mereka dengan bertanya.

"Bukankah kamu kesini agar bisa bertemu denganku, aku tahu karena pasti Akira sudah memberi tahumu kalau aku disini. Memang aku sengaja memposting itu. Agar bisa memancingmu datang ke tempat ini,"seru Jun tak kuasa menahan sedih. Suaranya pun hampir tercekat.

"Kamu salah besar bro. Kita kesini karena tempat ini adalah tempat proyek kantorku. Kamu liat kan plang nama besar yang terpampang itu. Tempat ini sebentar lagi akan jadi kawasan real estate."Sena mencoba menyombongkan diri di depan Jun.

Mendengar itu Jun nampak kecewa. Dia mencoba melihat Azmya. Namun Azmya seperti sudah tak ingin melihatnya.

"Kamu memancing dia kesini cuma ingin nambah dia sedih karena melihat kamu bercumbu mesra dengan cewek,"tegas Sena membuat mata Jun terbelalak.

"I-ituu ...."

Jun kehilangan kata kata. Dia tidak bisa mengelak maupun membela diri. Dan tampak Azmya dan Sena mulai menjauhinya.

Azmya tak kuasa menahan perihnya lagi. Dia menangis terisak isak. Betapa dia merasa kecewa, sedih. Selama ini dia merasa dipermainkan perasaannya oleh Jun.

Sena melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Dia membiarkan Azmya menangis sepuasnya di dalam mobil. Beberapa kali tangannya hendak bergerak mengusap kepalanya Azmya. Tapi beberapa kali juga dia urungkan.

Dia tidak mau Azmya mengira dirinya menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Sebenarnya dia ingin menghiburnya. Namun dengan cara apa supaya Azmya bisa melupakan kesedihannya itu.

Suasana saat itu benar benar tidak nyaman. Azmya terus terusan menangis. Padahal selama ini Sena pikir Azmya akan merasa tidak nyaman kalau dia menangis di depan seseorang.

Tapi tunggu dulu. Sena tiba tiba tersenyum tipis namun tidak ia perlihatkan. Kalau seseorang merasa tidak malu mengungkapkan perasaan sedih, menangis, kecewa dan marah pada seseorang.Itu bukankah pertanda orang itu merasa nyaman di dekatnya.

'Masih ada harapan untukku,' gumam Sena dalam hati.

Bersambung...

Gaess jangan lupa tinggalkan cinta kalian untuk Author dengan memberi review, komen, jadikan novel ini favorit. Dan kalau bisa kasih vote PS juga.

Terimakasih