Dengan suasana hati yang senang. Mereka pun sampai pada klub yang dituju oleh Ji Hanjiang. Ia yakin bahwa makan makanan di sini akan merubah suasana hubungan mereka menjadi lebih baik.
Mobil ini pun berhenti di depan pintu masuk klub tersebut. Mereka pun turun dari mobil. Ji Hanjiang menyerahkan kunci mobilnya pada juru parkir. Kemudian ia menggandeng tangan Yan Yiren dan mengecup bibirnya, "Yiren, tadi aku tidak membuatmu takut, kan?"
Yan Yiren menggeleng.
Ji Hanjiang lega. Emosinya cepat datang dan cepat hilang. Ia juga tidak mungkin menempatkan pertengkarannya di dalam perasaannya.
"Bodoh, bukankah aku ingin mendapatkan hakku sepenuhnya?" Ujarnya sambil menggandeng tangan Yan Yiren menuju club.
Sesampainya di ruang makan dan setelah memesan makanan, Ji Hanjiang bertanya pada Yan Yiren tentang rencana di masa depan.
Namun membahas mengenai 'di masa depan'?, Meresapi kata itu, Yan Yiren mulai bingung...
Ibunya seorang anak tunggal. Setelah kakek dan nenek dari ibunya meninggal, Yan Yiren sudah tidak berhubungan lagi dengan keluarga jauhnya.
Ketika ayahnya berada di sini, selain Yan Yiren berada di dekat neneknya yang sakit, ia memilih untuk mengisolasi diri dari keluarganya yang lain.
Ia punya rencana apa untuk masa depan?
Yan Yiren tidak tahu, lihat saja nanti.
Sambil berpikir, Ji Hanjiang juga menggoda, "Kamu tidak punya keinginan untuk aku lamar?"
Kali ini Yan Yiren cerdas, ia tidak bisa menjawabnya di depan. Ia melemparkan pertanyaan, "Ini harus ditanyakan dulu, ya?"
Kalau si kekasih tidak melamar, bagaimana ia mau menerima lamarannya?
Mendengar itu, Ji Hanjiang terpana. Sesaat kemudian, ia mengepalkan tangan, menyentuh hidungnya dan tersenyum, "Aku mengerti, kau memberikan petunjuk agar aku bisa melamarmu?"
Yan Yiren hanya tertawa seiring si pelayan datang membawakan pesanan mereka. Saat itu juga, topik pembicaraan ini berhenti.
Kecantikan Yan Yiren tidak diragukan lagi. Pakaian yang dikenakannya tidak mahal, tapi apapun yang dipakainya tetap mempesona.
Sampai para lelaki di sekelilingnya memperhatikannya, membuat Ji Hanjiang kesal. Ia goyang-goyangkan pisau yang ia pegang dan mengatakan, "Aku harus mencongkel mata mereka dengan pisau ini."
"Kau tidak akan membuatku takut, kan?" Yan Yiren mengangkat segelas anggur merah untuk diteguk.
Seketika lehernya yang putih seperti angsa membuat Ji Hanjiang memanas.
"Yiren, kau benar-benar memberiku surga dunia." Memang tidak bisa dimakan, tapi pemandangan indah itu seperti siksaan yang paling menyiksa.
Wajah Yan Yiren tersipu. Bibir lembutnya lembab. Ji Hanjiang memandang gadis itu dalam-dalam, dari wajah sampai ke tubuh Yan Yiren.
Tiba-tiba tercium aroma wangi parfum yang membuat tubuh Yan Yiren mengarah ke sumber aroma. Ya, aroma tubuh dari Ling Yunhuan, "Yiren, Hanjiang, kebetulan sekali. Kalian juga makan malam di sini rupanya." Sapa Ling Yunhuan dengan sedikit sempoyongan.
Yan Yiren membantu sahabat karibnya itu duduk. "Yuhuan, kenapa kau minum terlalu banyak?" Tanyanya sambil mengerutkan alis.
"Aku menemani Bos berpesta, jadi aku tidak bisa menolak untuk ikut minum dengannya..." Ling Yunhuan duduk di sebelah Yan Yiren, tanpa malu sambil meringkukkan tubuhnya di meja.
Ling YuHuan terlihat mabuk berat. Sebagai teman Yan Yiren, nasib Ling Yunhuan tidak sebaik Yan Yiren. Ia bekerja di sebuah divisi suatu perusahaan dengan gaji yang sedikit. Kerap kali ia juga harus menemani bosnya berpesta.
Berpesta. Terus terang saja, lebih tepatnya menemani bosnya minum bir.
Tidak ada ucapan apapun hingga akhir dan Ling Yunhuan selalu pulang dalam kondisi mabuk.
Hati Yan Yiren sedih melihat sahabatnya seperti ini. Ia hanya bisa menepuk-nepuk punggung Ling Yunhuan sambil berkata pada Ji Hanjiang, "Hanjiang, maukah kau membantu Yunhuan menengahi hubungannya?"
"Hmmm akan kucoba."
Ji Hanjiang mendesaknya, "Cepat makan makananmu. Makanlah yang banyak."
Ling Yunhuan perlahan mengangkat kepalanya. Riasannya yang cantik tidak menyembunyikan ekspresi lemahnya, "Hanjiang, kalau begitu, terimakasih sebelumnya."
"Seharusnya kau berterima kasih pada Yan Yiren."
"Yiren, kau benar-benar sahabat sejatiku!" Ling Yunhuan memeluk Yan Yiren dan berusaha mengecup wajah cantik sahabatnya itu.
Makan malamnya pun kembali dimulai seperti biasa.
*****
Selesai makan malam, Ji Hanjiang dan Yan Yiren mengantar Ling Yunhuang ke rumahnya. Setelah itu, barulah Ji Hanjiang mengantar Yan Yiren pulang.
Setelah keluar dari apartemen Yan Yiren, ponsel Ji Hanjiang berdering.
Terdengar suara lembut seorang perempuan dari ponselnya, "Hanjiang, malam ini kau kemari, kan?"