Akibat Yan Yiren mendapatkan buket bunga, banyak karyawan yang penasaran siapa pemberi buket bunga itu. Presdir Chen pun juga menjadikannya sebagai 'anak emasnya. Semua karyawan menyangka Presdir Chen lah pemberi buket bunga itu.
Tidak diragukan lagi bahwa Yan Yiren adalah orang yang paling dibenci oleh Yan Shudan dan ibunya.
Mendengar pernyataan di telepon, senyuman Yan Shudan semakin meragu "Benarkah yang kau katakan itu?"
"Aku jamin 70% benar. Entah mengapa, Presdir Chen tiba-tiba menunjuk Yan Yiren yang bertanggung jawab atas proyek ini. Lalu tadi pagi dia membawa buket bunga mawar. Kalau dia benar-benar punya pacar, kenapa dia menutupinya?"
"Oke, terus awasi dia, yang terpenting kita harus ada bukti." Yan Shudan menginginkan bukti lebih dari itu. Sungguh, ia ingin mempermalukan Yan Yiren.
Presdir Chen sudah punya anak dan istri. Kalau Yan Yiren bersamanya, bagaimana reputasi Yan Yiren?
Walaupun tidak banyak orang di Ningcheng yang tahu kalau Yan Yiren adalah putri keluarga Yan. Namun jika dilihat dari harga dirinya, maka akan sulit menghindarkan Yan Yiren untuk mendapatkan posisi teratas di keluarga Yan suatu saat nanti.
Jadi, Yan Shudan ingin mencegah agar Yan Yiren tidak mendapat posisi itu.
Setelah bertahun-tahun menginjak-injak Yan Yiren, Yan Shudan tetap tidak akan mentolerir Yan Yiren sedikitpun untuk mengalahkan posisinya sebagai putri keluarga Yan.
*****
Pada siang harinya, Yan Yiren menerima telepon dari Yan Shudan.
Sambil menahan benci, ia menerima telepon itu, "Ada apa?"
"Tidak usah terburu-buru begitu." Yan Shudan tidak bisa menahan nada sinisnya "Memang benar ya, anak badung yang dilahirkan tapi tidak dididik oleh ibunya itu, tidak paham dasar-dasar sopan santun. Lebih baik kau tidak usah mengaku berasal dari keluarga Yan. Kau sudah membuat keluarga kami malu."
"Kau punya ibu dan kau dapat didikan dari ibumu. Ya, dididik menjadi selingkuhan dan merusak rumah tangga orang lain." Balas Yan Yiren dengan lebih pedas.
"Yiren, berani sekali kau!"
"Terimakasih atas pujianmu!" Yan Yiren tidak sakit hati dan bersiap untuk menutup telepon.
"Hei, Jangan ditutup!"
"Katakan yang penting saja, aku tidak punya waktu berdebat denganmu."
Yan Shudan menyeruput kopinya sekaligus teringat dengan masalah sepele Yan Yiren dengan Presdir Chan. Ia pun tertawa, "Nenek ingin bertemu denganmu. Kemarilah siang ini."
"Oke." Yan Yiren tahu Yan Shudan punya niat buruk, tapi ia tidak bisa menolak ajakan itu.
Neneknya adalah kelemahan terbesar Yan Yiren.
Yan Yiren mencari alasan untuk membatalkan makan siang bersama Ji Hanjiang agar bisa pergi ke kediaman keluarga Yan.
Kalau Ji Hanjiang tahu Yan Yiren mau mengunjungi Nenek Yan, ia merasa kekasihnya itu akan marah.
Setelah menghubungi kekasihnya, Yan Yiren langsung menuju kediaman keluarga Yan tanpa makan siang.
Seperti yang ia duga, Yan Shudan menyuruhnya datang hanyalah sebuah jebakan. Awalnya Yan Yiren juga sudah memiliki firasat yang buruk.
Nenek Yan berada di kamarnya. Jendela dan gordennya dibuka yang membuat sinar matahari masuk dengan sangat terang.
Mungkin karena kemarin Nenek Yan bertemu dengan cucu kesayangannya, jadi hari ini beliau sangat bersemangat.
Melihat Yan Yiren datang lagi, Nenek Yan amat gembira. Beliau menarik tangan cucunya, dan menahan tangannya agar tidak pergi lagi.
"Nenek, tadi malam tidur nyenyak?" Yan Yiren tenang melihat neneknya senang.
"Nyenyak sekali, malah memimpikanmu juga, Yiren."
Yan Yiren tersenyum, matanya berbinar, "Apakah Nenek bermimpi aku diam-diam makan makanan ringan?"
Saat Yan Yiren kecil, ibunya benar-benar tidak mengizinkannya makan makanan ringan dan makanan cepat saji.
Ia hanya sesekali diperbolehkan makan makanan seperti itu.
Sewaktu kecil, mana bisa ia menjaga mulut untuk tidak makan makanan yang dilarang?
Nenek Yan kasihan padanya. Ketika Nenek Yan membelikan Yan Yiren makanan ringan, Yan Yiren selalu memakannya diam-diam.
Nenek Yan mengusap pipi Yan Yiren. Ia menggeleng, "Coba tebak Nenek mimpi apa?"
Yan Yiren berpikir agak lama dan menebaknya, "Jangan bilang, Nenek bermimpi aku diam-diam memakai sepatu hak tinggi ibu, lalu aku terpeleset jatuh?"
"Bukan." Nenek Yan memandang jauh ke arah luar jendela, "Nenek bermimpi Yiren menikah dengan seorang lelaki tampan."