Perkataan neneknya ini sungguh manis bagaikan madu. Yan Yiren hanya membalasnya dengan senyuman manis di wajahnya.
Sebaliknya, Ruan Yufeng yang duduk di samping sambil mengupas apel, saling memandang dengan Yan Shudan.
"Menikah?" Yan Shudan pura-pura terkejut.
Nenek Yan tidak melirik Yan Shudan. Ia semakin menggenggam erat tangan Yan Yiren beberapa menit, "Yiren, Ibumu sudah tiada. Nenek ingin menikahkanmu dengan seorang lelaki yang cocok denganmu dan menyayangimu seumur hidup. Sayangnya, tulang Nenek yang renta ini sudah melemah..."
"Nenek, jangan berkecil hati." Yan Yiren berwajah sedih namun serius.
Yan Shudan menunduk melihat kuku yang sudah dicatnya, "Nenek, aku khawatir itu bukan mimpi yang baik."
Nenek Yan terkejut, "Apa kau bilang?"
"Yiren sudah punya pasangan, jadi masalah pernikahan bisa diagendakan secepatnya. Tidak ada ruginya kan bagi seorang gadis jika mempersiapkan pernikahan lebih awal?" Yan Shudan bertanya lagi, "Ya kan, Nek?"
"Benarkah, Yiren?" Nenek Yan mengalihkan matanya ke Yan Yiren dengan gembira.
Yan Yiren memandang Yan Shudan. Bibirnya mengencang, ragu...
"Oh! Aku salah rupanya!" Yan Shudan menepuk ringan bibirnya sendiri. "Nenek, aku tadi hanya asal bicara. Jangan dimasukkan hati."
Yan Shudan berakting sedemikian rupa, ia berhasil membuat Nenek Yan menyadari sesuatu.
"Ada masalah apa, Shudan? Katakan yang jelas."
Yan Shudan pura-pura kesulitan untuk mengutarakan, lalu melihat ke arah Ruan Yufeng yang kemudian menepuk pundaknya, "Shudan, katakan apapun yang kau tahu demi kebaikan Yiren. Kita tidak ingin Yiren salah jalan, kan?"
Yan Yiren agak kaget, wajahnya yang awalnya tersenyum berubah menjadi pandangan yang bertanya-tanya... Apa yang dimaksud bahwa dirinya salah jalan? Di jalan salah yang mana?!
"Aku juga mendengar dari temannya temanku, dia bilang Yiren... Yiren..."
Senyuman Nenek Yan sejenak membeku. Matanya melihat Yan Yiren yang diam seribu bahasa lalu melihat Yan Shudan dan ibunya.
"Yiren menjalin cinta terlarang dengan Bosnya yang sudah berkeluarga. Masalah ini, sudah bukan rahasia lagi di kantornya."
"Kau, kau..." Nenek Yan mengucapkan dua kata itu dengan sangat marah.
Nenek Yan merasa pusing, pandangannya gelap, ia pingsan.
"Nenek, Nenek!" Teriak Yan Yiren.
Yan Shudan dan ibunya juga berpura-pura berdiri dan mendekati Nenek Yan.
"Pergi kalian!" Yan Yiren apakah ini kekuatan dari amarahnya, ia sanggup mendorong kedua ibu dan anak itu.
Dorongan itu mengakibatkan tubuh Ruan Yufeng terhuyung, hingga pinggangnya terbentur kursi. Ia tampak kesakitan.
Lalu Ruan Yufeng kembali berdiri, ia menampar Yan Yiren dengan sekuat tenaga, "Kurang ajar kau!"
Mata Yan Yiren memerah, pandangannya tajam seperti menusuk ibu dan anak itu. Setiap kata yang diucapkan penuh dengan tekanan, "Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Nenek, aku bunuh kalian!"
Dengan cara inilah, orang yang telah terinjak bisa membuat Ruan Yufeng dan Yan Shudan mundur.
"Panggil ambulan, cepat kita bawa ke rumah sakit!"
Yan Yiren tidak punya waktu untuk memperhatikan ibu dan anak itu. Ia panik dan membawa neneknya ke rumah sakit.
*****
Di rumah sakit, Nenek Yan sudah mendapatkan pertolongan pertama. Ia dibawa ke ruang pasien.
Yan Ningkang yang mendengar berita ini, langsung pergi dari kantor mengunjungi rumah sakit. Melihat ibunya terbaring, ia sangat murka, "Ada apa ini? Pagi tadi baik-baik saja, kenapa tiba-tiba jadi begini?"
Yan Shudan melapor, "Ini semua gara-gara Yan Yiren. Dia berhubungan dengan Bosnya yang sudah berkeluarga. Berita ini akhirnya sampai padaku. Aku ceroboh tidak sengaja mengatakan hal itu dan Nenek tahu. Nenek akhirnya pingsan."
"Kau!" Jari telunjuk Yan Ningkang bergetar menunjuk Yan Shudan dengan amat marah. Amarahnya yang sangat besar justru membuatnya tidak bisa berkata apa-apa.
"Ayah, aku tidak sengaja. Harusnya Ayah memarahi Yiren."