Chereads / Bintang Saksi Hidupku / Chapter 4 - Aku Menurut Padamu

Chapter 4 - Aku Menurut Padamu

Saat perayaan keberhasilan Kantor Yan Yiren yang bekerjasama dengan Perusahaan Ji. Presdir Chen memberi pujian pada Yan Yiren karena telah berkontribusi atas proyek kerjasama ini. Tentu hal ini membuatnya jadi pusat perhatian di kantor tersebut.

Semua orang bingung, "Presdir, apakah Anda mengambil kerjasama ini benar-benar berdasarkan pengaruh perusahaan Ji?"

"Naif sekali kau!" Presdir Chen menggelengkan kepala tidak setuju, "Persaingan perusahaan iklan sangatlah ketat. Perusahaan kita, Yuan Jia, tidak terlalu terkenal di dunia bisnis, jadi mau berpikir apa lagi untuk mengambil kesempatan kerjasama dengan perusahaan Ji?"

"Kalau begitu... tidak mungkin juga Yiren berkontribusi sendirian." Ujar salah seorang rekan kerja dengan masih kurang sependapat dengannya. 

Yan Yiren jadi merasa resah, tentu ia khawatir bila banyak temannya yang tidak setuju atas tanggung jawab yang diberikan padanya. Ia jadi ingin pergi ke ruang pantry untuk menenangkan diri. Ketika ia berdiri, Presdir Chen menahannya untuk tetap duduk di tempat, "Yiren, jangan marah, mereka tidak tahu kenyataan dibalik ini semua."

"Presdir!" Yan Yiren memotong pembicaraan sambil menyingkirkan tangan Presdir Chen dari bahunya. Ia pun langsung berdiri menghadapnya, "Alasan kita bisa bekerjasama dengan Perusahaan Ji adalah karena Presdir Chen. Silakan kalian berdiskusi, aku mau ambil air."

Setelah mengatakan itu, ia mengabaikan para rekan kerjanya dan menghindari Presdir Chen untuk pergi ke ruang pantry.

Para rekan kerjanya tidak percaya Yan Yiren tidak berterima kasih atas apresiasi Presdir Chen yang diberikan padanya. Bukankah hal ini bisa membuat Presdir Chen marah?

Salah seorang rekan kerjanya bertanya penasaran, "Presdir, kenyataan yang baru saja Anda katakan, akhirnya bagaimana?"

"Hahaha, tak apa, tak apa." Presdir Chen paham Yan Yiren ingin merendah hati. Bagaimanapun juga, Yan Yiren juga kekasih Ji Hanjiang. Jadi, ia tidak bisa membuatnya tersinggung.

Manusia adalah makhluk yang suka penasaran. Semakin tidak menemukan jawabannya, maka rasa penasarannya semakin tinggi.

Presdir Chen memilih untuk diam saja. Ia semakin membanggakan Yan Yiren dan membuat para karyawannya penasaran.

Tentu saja semua karyawan ini merasa heran, namun mereka semua membalut rasa itu dalam bentuk senyuman sinis.

Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, Yan Yiren baru keluar dari kantor. Kira-kira 5 meter ia berjalan, ia melihat sebuah mobil Maybach hitam milik Ji Hanjiang berhenti di pinggir jalan.

Yan Yiren masuk ke mobil itu, "Hanjiang, maaf membuatmu lama menunggu."

Wajah Ji Hanjiang terlihat berat. Tangannya menempel ke kaca pintu mobil dan satu tangannya lagi memegang kemudi mobil. Ji Hanjiang bahkan belum melirik sedikitpun ke kekasihnya ini.

Mendengar suara Yan Yiren, ia tidak menyahut. Setelah terdiam beberapa saat, ia angkat bicara, "Yiren, apakah aku kekasih yang membuatmu malu?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Yan Yiren mengerutkan dahi. Sungguh pertanyaan yang membuatnya berpikir berkali-kali.

"Aku ingin menjenguk Nenekmu, tapi kau selalu menghalangiku. Aku bisa memahami keadaan sakit Nenekmu, ini namanya mengabaikan masalah." Ji Hanjiang menoleh menatap Yan Yiren penuh amarah, "Sejak kau bekerja, kau tidak memperbolehkanku mengantar sampai depan pintu kantor. Saat menjemputmu, aku juga harus parkir beberapa meter dari gedung kantor. Beginikah nasibku untuk selalu kamu tutupi?"

Banyak wanita yang menginginkan Tuan Muda dari Keluarga Ji ini. Tapi ia hanya memilih Yan Yiren.

Usaha Yan Yiren menyembunyikan hubungan ini adalah karena ia takut diketahui oleh banyak orang.

Yan Yiren sudah lelah seharian. Tangannya memegangi kepalanya yang sakit. Ia pun membalas pernyataan Ji Hanjiang dengan lirih, "Hanjiang, aku tidak berpikir kau itu memalukan. Sebaliknya, kau itu sangat berbakat. Aku tidak ingin kau mengantarku sampai di gerbang kantorku karena aku tidak ingin hubungan kita terekspos. Kau juga tahu, orang-orang di kantorku suka bergosip, suka fitnah, dan suka membuat rumor..."

'Ini lagi, ini lagi!' Pikir Ji Hanjiang. Lantas ia pun tertawa mengejek dan menahan amarahnya, "Oke, tak usah bicarakan ini lagi. Ayo kita makan."

"Oke, aku menurut denganmu."

Hal yang terbaik dari pertengkaran ialah berhenti bertengkar. Ji Hanjiang memilih untuk mengalah, Yan Yiren juga tidak terburu-buru bertengkar.

Walaupun pertengkaran dalam suatu hubungan memang tidak dapat dihindari, tapi Yan Yiren percaya bahwa setiap pertengkaran akan membuat celah dalam hubungan.

Semakin banyak celah, semakin rapuhlah sebuah hubungan.

Mereka berdua pun pergi mencari tempat makan.

*****

Ji Hanjiang mengajak Yan Yiren ke sebuah klub pribadi yang sering mereka kunjungi. Saat pertama kali ia mengajak Yan Yiren ke klub itu, ia menemukan makanan buatan koki di klub itu yang sangat disukai Yan Yiren. Oleh sebab itu, Ji Hanjiang sering sekali mengajaknya ke klub itu.