Tapi Pei Xiuyuan tidak rela jika Lu Man menerima hukuman seperti itu. Dia mengerutkan keningnya dan memikirkan cara agar Nenek memaafkan Lu Man.
Kakeknya sudah meninggal, bagaimana mungkin kakeknya bangun kembali dan mengatakan bahwa ia memaafkan Lu Man? Kapan hukuman Lu Man akan berakhir?
Jadi...
"Nenek..." Saat Pei Xiuyuan akan berbicara, dia mendapati Nenek Pei memegang dadanya dengan kesakitan. Dia bergegas maju dan memegang Nenek Pei, "Ada apa, Nek?"
Vas tersebut pecah berkeping-keping hingga membuat hati Nenek Pei terasa sangat sakit. Akhirnya Nenek jatuh pingsan.
"Cepat panggil dokter! Cepat!" teriak Pei Xiuyuan.
Saat melihat situasi ini, Lu Man menyalahkan dirinya sendiri. 'Mengapa waktu itu aku memegang vas itu! Bodohnya aku!' pikirnya.
Karena Nenek Pei sudah tua dan menderita beberapa penyakit, ada dokter yang tinggal di rumah Keluarga Pei.
Pei Zichen dan Wang Yunxi sangat ketakutan, terutama Pei Zichen. Dia tidak menyangka bahwa keadaan akan menjadi seperti ini! Dia meraih tangan bibinya dengan tatapan tak berdaya dan ketakutan. Sekarang nenek buyutnya menderita, dan ini semua karena ulah mereka!
Wang Yunxi juga takut, "Tidak apa-apa. Nenek akan baik-baik saja!"
Wang Yunxi hanya bisa menenangkan Pei Zichen dan dirinya sendiri
Pei Zichen melihat dokter melakukan pertolongan pertama pada nenek buyutnya. Dia sangat menyesal!
Dia tidak menyangka bahwa keadaannya akan menjadi seperti ini! Dia tidak ingin nenek buyutnya sedih! Jika dia tahu bahwa nenek buyutnya akan sesedih ini, dia pasti tidak akan melakukannya!
Pei Zichen baru berusia enam tahun. Dia hanya tahu bahwa neneknya sangat menyukai vas ini. Dia tidak tahu arti vas ini bagi neneknya. Dia berpikir bahwa nenek buyutnya suka vas ini seperti dirinya suka mainan. Jika mainannya rusak, dia akan sedih, tapi tidak terlalu sedih. Jadi, ketika Wang Yunxi menyarankan rencana ini, dia langsung setuju. Tentu saja ia tidak memikirkan konsekuensi seperti ini.
Untungnya, dokter menyelamatkan Nenek tepat waktu, jadi kondisinya tidak terlalu berbahaya.
"Presiden Pei, Nenek Pei perlu dirawat. Jangan membuat Nenek Pei sampai marah lagi. Angina pektoris ini..." Dokter belum selesai berbicara, tapi Xiuyuan sudah mengerti maksudnya.
"Iya." Pei Xiuyuan berkata dengan pelan.
Setelah dokter pergi, Pei Xiuyuan membungkuk dan menggendong Nenek Pei. "Nenek, aku akan membawamu ke kamar untuk beristirahat."
Nenek Pei berusaha membuka matanya, "Suruh dia... suruh dia berlutut..."
Pei Xiuyuan berhenti sebentar. "Pengurus rumah tangga, bawa Nyonya Pei ke aula leluhur."
Saat ini, meskipun Pei Xiuyuan tidak rela istrinya dihukum, dia juga tidak bisa membantah perintah neneknya.
Si pengurus rumah tangga segera melangkah maju. "Nyonya Pei, tolong ikuti saya."
Lu Man menatap Pei Xiuyuan dengan ekspresi penyesalan dan pergi bersama si pengurus rumah tangga.
Mu Yunhai hanya melihat Lu Man pergi tanpa bisa melakukan apa-apa. Dalam keluarga ini, dia tidak memiliki hak sama sekali.
Suatu hari nanti… dia akan cukup kuat! Dia akan membalikkan semua keadaan ini!
Pei Zichen melihat ayahnya menggendong nenek buyutnya dan pergi. Dia ingin mengikuti mereka, tapi Wang Yunxi menariknya kembali.
"Apa yang akan Zichen lakukan?"
"Zichen ingin melihat Nenek Buyut."
"Nenek baik-baik saja. Zichen tidurlah dulu," perintah Wang Yunxi.
"Zichen khawatir Nenek Buyut, Zichen..."
"Apakah Zichen ingin memberitahu Ayah bahwa sebenarnya kita berdua yang melakukan ini?" Wang Yunxi tidak bodoh. Dia sangat mengenal sifat keponakannya.
Pei Zichen menggigit bibirnya. Dia memang berencana mengatakan ini.
"Zichen tidak boleh mengatakannya! Kalau Zichen bilang, Nenek Buyut tidak akan cepat sembuh, dan Lu Man akan bebas dari hukumannya. Justru kita yang akan dihukum."
Pei Zichen mengerti, tapi ia masih bingung. "Bibi, kita benar-benar melakukan kesalahan. Kita seharusnya tidak boleh menggunakan vas kesukaan Nenek Buyut hanya untuk menjebak bibi jahat itu."
Mereka salah, jadi mereka harus mengakuinya dan meminta maaf.
Wang Yunxi juga tahu bahwa perbuatannya kali ini keterlaluan. Bahkan meskipun dia salah, dia juga tidak bisa mengakuinya, "Zichen, kalau kau ingin Nenek Buyut dan Ayah membencimu, mengakulah."
Saat memikirkan hal ini, Pei Zichen merasa ragu. Dia tidak mau ayahnya membencinya! Dia tidak mau!
"Ayahmu sekarang sangat menyukai bibi jahat itu. Begitu ayahmu tahu bahwa dia tidak bersalah, ayahmu akan lebih mencintainya. Ayahmu pasti akan menghukummu dan tidak menyukaimu. Kalau mereka memiliki anak, mereka pasti akan mendorongmu jauh-jauh!"
Wang Yunxi sangat mengenal keponakannya ini. Tentu saja ia tahu apa yang paling ditakutinya.
Pei Zichen tidak berani bergerak.
"Zichen..." Wang Yunxi masih ingin mengatakan sesuatu.
"Jangan katakan lagi!" Pei Zichen tidak ingin mendengar kata-katanya yang mengerikan itu.
"Ya sudah, pikirkanlah sendiri." Wang Yunxi yakin bahwa Pei Zichen tidak akan mengakuinya, lalu ia kembali ke kamar.
Orang-orang di ruang tamu kembali mengerjakan aktivitasnya masing-masing. Hanya Pei Zichen yang berdiri di sana sendirian.
Pei Zichen bukan anak nakal. Dia hanya takut ayahnya akan direbut. Dia tidak ingin memiliki ibu tiri dan menjadi seperti sayur pakcoi di lagu itu...
Meskipun Pei Xiuyuan mengatakan padanya bahwa dia sangat mencintainya, tapi...
'Kata-kata Bibi benar juga. Sekarang saja Ayah sangat mencintai bibi jahat itu, apalagi nanti,' pikir Pei Zichen.
Wang Yunxi ingin Pei Zichen memihaknya, jadi dia menceritakan tentang ibu tiri yang jahat dan menyiksa anak tirinya. Inilah yang membuat Pei Zichen sangat membenci ibu tiri.
Setelah Nenek tidur, Pei Xiuyuan keluar dari kamar. Ketika dia keluar, dia melihat anaknya berdiri di pintu. "Zichen, kenapa kau ada di sini?"
"Zichen khawatir dengan keadaan Nenek Buyut..." Pei Zichen telah berdiri di pintu Nenek Buyutnya sejak tadi.
Pei Xiuyuan membungkuk dan mengusap kepala anaknya, "Nenek Buyut sudah baik-baik saja. Jangan khawatir, tidurlah."
"Apakah Nenek Buyut baik-baik saja?"
"Iya."
"Maaf, Ayah..." Pei Zichen merasa lega ketika mendengar nenek buyutnya baik-baik saja. Tapi, dia merasa bersalah ketika ayahnya memperlakukannya dengan sangat lembut.
"Kenapa tiba-tiba Zichen meminta maaf pada Ayah?"