Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 31 - Penangkapan

Chapter 31 - Penangkapan

@ Assalamu'alaikum, Za,,aku sudah di bandara,, sebentar lagi sampai rumah

Brian mengirim pesan pada Fatma.

Fatma yang sedang brsiap-siap untuk berangkat bekerja, membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. DIA! batin Fatma sambil membaca pesan Brian.

@ Wa'alaikumsalam

@ Alhamdulillah

Balas Fatma sambil tersenyum, hatinya berdebar-debar menanti kedatangan suaminya.

Aku akan memberikan hadiah istimewa padamu! batin Fatma. Kemudian dia berdiri dan berjalan keluar kamar menuju kepintu utama bersiap menunggu kedatangan Brian. Brian dia sampai di rumah jam 7 pagi dan tersenyum tipis melihat istrinya yang cantik berdiri menunggunya di depan pintu.

" Assalamu'alaikum!" sapa Brian.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma. Fatma mengambil tangan kanan Brian dan mencium lembut punggung tangan suaminya itu.

" Persiapkan pernikahan kita Besok! Apa bisa?" tanya Fatma pada Brian.

" Heh?" ucap Brian yang terpaku mendengar permintaan Fatma.

" Jika tidak bisa tidak apa-apa, kapanpun kamu bisa, kamu..."

" Aku bisa! Besok jam 8 pagi kita pergi ke catatan sipil!" sela Brian yang baru menyadari kebodohannya yang terdiam begitu saja.

" Baguslah! Aku akan bicara pada Abi setelah sarapan!" kata Fatma. Brian ingin melompat dan tertawa rasanya mendengar permintaan Fatma. Dia merasa jika Fatma telah menerima dirinya seutuhnya. Mereka kemudian masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar Fatma. Brian membersihkan tubuhnya di kamar mandi sedangkan Fatma menyiapkan pakaian Brian untuk kerja. Brian keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos dan celana pendek. Dilihatnya pakaiannya telah tersedia di atas ranjang, hmm! Apakah dia yang mencuci dan mensetrikanya? batin Brian. Fatma mengambil handuk yang diletakkan Brian dikursi belajar Fatma lalu menjemurnya di dekat jendela kamarnya. Brian melepas kaosnya dan memakai kaos dalamnya, Fatma memutar tubuhnya dan tersentak melihat tubuh suaminya yang hanya memakai kaos dalam. Dengan cepat dia memutar kembali tubuhnya, Brian hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan istrinya. Setelah dia memakai semua pakaiannya, dia berdehem.

" Ehm! Apakah engkau akan terus berdiri disitu?" goda Brian. Fatma yang mendengar ucapan Brian menjadi malu dan segera bergegas keluar dari kamar diikuti dengan Brian. Diruang makan Brian melihat Arkan yang duduk tanpa melihatnya, dia tahu jika Arkan pasti merasa jika Brian mengkhianati adiknya. Dan pastinya Arkan belum mengatakan apa-apa tentang Ashley pada Fatma.

" Abi! Ummi! Dan semuanya! Fatma ingin menyampaikan sesuatu!" kata Fatma setelah mereka selesai sarapan.

" Ya?" jawab Abinya.

" Fatma memutuskan akan menikah dengan Brian di catatan sipil karena Fatma merasa jika dia telah berusaha untuk memahami dan belajar tentang agama kita yang sesungguhnya!" tutur Fatma. Arkan terkejut mendengar ucapan Fatma, dia memandang Brian seakan bertanya tentang kejadian kemarin.

" Dan menurut Fatma dia telah menerapkan semua itu dalam kehidupannya sehari-hari!" tambah Fatma.

" Kalau kamu sudah mengambil keputusan seperti itu, Abi tidak ada masalah! Kapan..."

" Tunggu, Bi!" sela Arkan.

" Arkan? Apa Abi pernah mengajarkan kamu untuk menyela pembicaraan orang?" tanya Abi sedikit marah.

" Maafkan Arkan, Bi! Ini sangat penting..."

Tok! Tok! Tok! Ada yang mengetuk pintu rumah mereka.

" Biar Daffa yang buka!" kata Daffa kemudian pergi ke arah pintu utama. Tidak lama kemudian Daffa masuk lagi dengan wajah yang terlihat khawatir.

" Siapa, Daf?" tanya Abi.

" Itu, Bi! Ada yang mau bertemu dengan Kak Brian!" kata Daffa gugup. Brian mengernyitkan keningnya, tidak lama kemudian Danis masuk ke dalam rumah tanpa permisi.

" Maaf semuanya! Bos!" panggil Danis. Brian semakin terkejut melihat kedatangan Danis dan raut wajah Danis yang terlihat khawatir. Brian berdiri dari duduknya dan berjalan kearah ruang tamu, diikuti semua anggota keluarga. Brian sedikit terkejut melihat 3 orang polisi berdiri di depan pintu bagian dalam rumah Fatma.

" Bapak Brian Daniel Manaf?" tanya seorang Polisi.

" Ya, saya!" jawab Brian tenang.

" Anda kami tangkap dengan tuduhan penyebab kematian saudari Ashley Gordon! Silahkan ikut dengan kami!" kata polisi itu. Seluruh keluarga tercengang mendengar ucapan polisi tersebut. Brian menatap Fatma dengan pandangan nanar. Fatma yang mendengar, tanpa terasa tubuhnya lemas dan hampir terjatuh jika saja Brian tidak menangkapnya.

" Fatma!" teriak mereka semua.

" Kamu percaya padaku?" tanya Brian setelah menyandarkan Fatma dipahanya. Baru kali ini Fatma merasakan tangan kekar Brian menyentuhnya.

" Za! Aku butuh kamu percaya padaku!" kata Brian menatap istri tercintanya itu. Fatma tidak berani melihat Brian, dia terdiam sesaat.

" Aku..percaya!" jawab Fatma lemah.

" Terima kasih! Jangan melihatku disana! Tunggu aku pulang! Daffa! Bawa kakakmu masuk ke kamarnya!" kata Brian dengan suara beratnya. Daffa sebenarnya marah dengan ucapan Brian yang sok berkuasa, tapi dia kasihan pada kakaknya, dia menganggukkan kepalanya.

" Do'akan semua cepat selesai!" kata Brian, Fatma menganggukkan kepalanya lalu berdiri dan menyerahkan tangannya untuk diborgol.

" Abi! Ummi dan semuanya! Maaf jika aku telah membuat kalian malu dan kecewa! Tapi aku tidak bersalah dan kalian harus percaya!" tutur Brian tenang. Ummi menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. Sungguh berat ujian yang kamu jalani saat baru saja bersama, nak! batin Ummi.

" Danis! Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan!" kata Brian.

" Siap, Bos!" jawab Danis.

" Jaga istriku!" perintah Brian. Danis menganggukkan kepalanya. Brian berjalan keluar rumah mengikuti polisi yang membawanya ke dalam mobil mereka.

" Ini yang tadi Arkan mau katakan, Abi! Dia tidak seperti yang kita bayangkan!" kata Arkan sedih.

" Apa maksudmu? Apa kamu sudah tahu jika dia akan ditangkap?" tanya Abi kaget mendengar ucapan Arkan.

" Bukan itu! Arkan kemarin melihat dia bersama dengan seorang gadis sedang berpelukan! Maaf, Fatma!" kata Arkan. Fatma menatap abangnya tidak percaya, dia tidak seperti itu! Aku harus percaya padanya! batin Fatma.

" Arkan! Kamu tahu jika suudzon itu berdosa dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan!" kata Abi Fatma.

" Semoga saja memang Arkan salah, Abi!" kata Arkan.

" Kita tunggu saja kabar selanjutnya!" kata Abinya. Daffa membawa kakaknya masuk ke dalam kamarnya, Fatma berbaring diranjangnya dengan airmata yang berlinang, mengapa cobaan ini datang saat hamba siap menerima dia? Apakah ini pertanda jika hamba harus melepas dia, Ya Allah? batin Fatma sedih dan kecewa. Brian merasa takut jika Fatma akan meminta talak darinya akibat peristiwa ini. Danis sebelumnya telah meredam media akan pemberitaan tentang peristiwa ini. Sekarang dia bersama dengan Dedi yang merupakan pengacara Brian dan Edwin yang seorang pecatan polisi juga Edo seorang tentara bayaran menyelidiki kejadian yang menimpa Ashley.

" Rino, bangun lo!" panggil Noval lewat ponselnya yang hanya berdering saat memanggil Rino di ponsel.

" Rino! Angkat Brengsek!" kata Noval yang gelisah dan berjalan mondar-mandir di kamarnya. Akhirnya Rino mengangkat telpon dari Noval.

" Halo!"

- " Rin! Mati kita!" -

" Apa'an sih?"

- " Gadis itu bunuh diri!" -

" Siapa?"

- " Ashley!" -

" Apa? Kapan?"

- " Baru saja! Kita harus bagaimana?" -

" Tenang bodoh! Gue lagi mikir!"

- " Mereka menangkap Brian!" -

" Apa? Cepat kemasi barangmu, gue tunggu di bandara!"

Rino mematikan ponselnya dan segera bangun dari tidurnya, dibawanya barang secukupnya kemudian sambil berjalan kemuar dari apartementnya, dia memesan tiket untuk ke Mexico.