Tapi hatinya masih belum bisa menerima Brian akibat dari perkataan Nabil. Apa yang harus aku lakukan? Jika aku percaya pada Nabil maka aku telah berdosa pada suamiku karena secara tidak langsung aku telah suudzon padanya karena tidak ada bukti yang nyata. Jika dia percaya pada Brian, dia akan selalu dikejar-kejar oleh perasaan curiganya. Yaa Allah! Berikan petunjukmu! batin Fatma.
" Melamun, Us?" sapa Nurul.
" Eh, nggak, Us!" jawab Fatma tersenyum.
" Apa sudah selesai laporannya?" tanya Nurul.
" Hampir, Us!" jawab Fatma.
" Assalamu'alaikum!" sapa Ustadzah Safa.
" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma dan Nurul.
" Ustadzah Nurul! Dipanggil Ustadzah Chusnul!" kata Ustadzah Safa.
" Trima kasih Ustz. Safa! Saya ke kantor Ustz. Chusnul dulu! Assalamu'alaikum!" jawab Nurul lalu keluar dari ruang guru.
" Wa'alaikumsalam!" jawab mereka berdua.
" Masih memnuat laporan, Us?" tanya Safa yang melihat Fatma menulis.
" Iya, Us!" jawab Fatma. Ponsel Safa berbunyi, diraihnya ponsel dalam tasnya lalu dilihatnya di layar siapa yang melakukan panggilan, dia tersenyum dan mengangkatnya.
" Assalamu'alaikum. Bi!"
-" Wa'alaikum, ummi! Jangan lupa nanti!" -
" Iya, Bi! Ins Yaa Allah ingat!"
- " Kalo gitu selamat melanjutkan aktivitas!" -
" Trima kasih, Bi!"
- " Assalamu'alaikum!" _
" Wa'alaikumsalam!"
Safa mematikan panggilan dari suaminya.
" Ustadzah Safa mesra sekali!" kata Fatma memuji.
" Alhamdulillah! Suami istri itu memang harus begitu, Us! Saling percaya dan menjaga komunikasi!" jawab Safa.
" Apa Ustz. Safa tidak pernah berselisih paham atau mendapat berita yang tidak baik tentang suami?" tanya Fatma.
" Namanya pernikahan dimana-mana pasti yang namanya masalah itu ada! Itulah gunanya komunikasi antar suami dan istri, daripada percaya pada sesuatu yang belum tentu kebenarannya, lebih baik tanya lagsung pada orangnya!" jawab Safa.
" Bagaimana jika dia berbohong?" tanya Fatma lagi.
" Terlepas dia jujur atau bohong! Bukankah kita punya Allah sebagai tempat kita berdo'a dan mengadu selain pada suami?! Karena hanya Dia yang akan memberikan kita petunjuk dan jalan keluar! Tutup telinga dan mulut lebih baik daripada membuka tapi berakhie dengan kerusakan atau kerugian!" jawab Safa lagi. Fatma merenungkan apa yang diucapkan oleh Safa, sebenarnya perkataan Safa juga sudah ada di dalam benak dan pikirannya, hanya saja dia butuh untuk di berikan sedikit dorongan untuk melakukannya. Ya Allah! Apakah perbuatanku salah selama ini? batin Fatma. Fatma pulang lebih cepat dari biasanya, dia ingin memberikan kejutan pada suaminya, dia melihat kamarnya, kosong! Lalu dia melepas pakaiannya untuk mandi. Brian mengirimkan pesan pada Fatma.
@ Assalamu' alaikum Za..aku harus ke Malaysia sekarang juga..aku langsung berangkat dari kantor karena harus sampai disana saat makan malam..maaf jika aku hanya menyempaikan lewat pesan..besok pagi aku sudah pulang..Assalamu'alaikum
Brian mematikan ponselnya karena pesawat jetnya akan segera berangkat, dia menatap keluar jendela dengan hati gelisah. Apa Arkan akan memberitahu Fatma tentang kejadian tadi siang? batin Brian. Teman-temannya menelpon menanyakan kedatangannya, tapi Brian tidak mengangkat atau membalas panggilan dan pesan mereka.
" Gimana ini, Rin? Dia sepertinya sudah mabuk!" kata Noval melihat Ashley yang telah minum hingga mabuk.
" Bri...annnnn,,hikkks! Lo...e..mang..hikkks,,breng..sek! Pe..hikkkkss,,ni..pu!" kata Ashley terbata akibat mabuk.
" Hmm! Dia cantik juga!" kata Rino.
" Jangan macem-macem lo, Rin! Brian bisa ngamuk!" kata Noval yang melihat senyum smirk Rinp saat menatap Ashley.
" Dia masih ori, bro!" kata Rino bersemangat.
" Terus...?"
" Seperti biasa, kita main threesome! Tapi gue duluan!" kata Rino.
" Enak lo nggak enak gue!" kata Noval.
" Punya lo kan lebih besar dari gue, jadi biar gue dulu, lalu lo!" kata Rino. Mereka memang pernah saling membandingkan milik mereka tanpa malu.
" Tetep aja lo yang njebol!" kata Noval sewot.
" Ayolah! Apa lo nggak mau dijepit?" tanya Rino menggoda Naoval.
" Tapi kalo Brian tahu gimana?" tanya Noval.
" Paling juga dia marah kayak biasa!" kata Rino. Kemudian mereka menghabiskan minuman yang mereka pesan hingga sedikit mabuk lalu mereka membawa Ashley ke ranjang di dalam kamar tersebut. Rino mencumbu Ashley bergantian dengan Noval, mereka berdua benar-benar melakukannya pada Ashley secara bergantian hingga membuat Ashley pingsan, dan meninggalkannya begitu saja disana.
Sementara Fatma yang baru saja selesai mandi bersiap-siap ke mushalla, dia melihat keluar kamar lalu berjalan keluar rumah. Dia belum juga pulang! batin Fatma. Dia teringat ponselnya, dengan cepat Fatma kembali ke dalam kamarnya dan meraih ponsel yang ada di atas meja belajarnya. Dinyalakannya ponsel tersebut, terlihat beberapa panggilan dan pesan. Fatma melihat sebuah pesan dari DIA, ternyata dia ada perjalanan bisnis ke Malaysia! batin Fatma.
@ Wa'alaikum salam
@ Fii Amananillah
@ Jangan lupa shalat
Balas Fatma dengan tersenyum. Ishh! Kenapa juga aku harus tersenyum! batin Fatma. Dia meletakkan ponselnya kembali diatas meja lalu pergi ke mushalla untuk menunaikan shalat maghrib hingga shalat isya'.
" Suamimu lembur, nak?" tanya Abi.
" Dia pergi ke Malaysia, Abi! Ada pekerjaan disana besok pagi juga sudah pulang!" jawab Fatma. Arkan menatap adiknya itu, dia ragu antara berbicara atau diam saja. Lebih baik aku menunggu hingga dia pulang! batin Arkan. Brian sampai di Malaysia 30 menit kemudian, dia langsung menuju ke Hotel Shangri La di Kuala Lumpur untuk menghadiri meeting bersama dengan Syech Malik Alisyah sebelumnya dia melakukan shalat maghrib dulu.
" Anda langsung pulang, Tuan Brian?" tanya Malik setelah selesai meeting pada jam 11 malam.
" Iya, Tuan Malik! Ada yang harus dilakukan!" jawab Brian.
" Saya sebenarnya berharap kita bisa main golf besok!" kata Malik.
" Lain kali, Tuan!" jawab Brian.
" Ok! Kalau begitu saya pamit! Assalamu'alaikum!" ucap Malik.
" Wa'alaikumsalam!" jawab Brian. Kemudian Malik pergi meninggalkan Brian bersama para pengawalnya. Brian duduk dan meraih ponselnya dari balik jasnya, lalu menyalakannya dan melihat banyak notifikasi. Pesan dari My Angel, nama yang Brian berikan untuk Fatma di ponselnya. Dia membalasnya! Apa dia sudah tidak marah? batin Brian. Brian tersenyum tipis membaca pesan dari Fatma.
@ Ins Yaa Allah...sudah
balas Brian pada Fatma.
" Danis!" panggil Brian.
" Ya, Bos?" jawab Danis.
" Siapkan pesawat sekarang, kita pulang sekarang juga!" kata Brian terlalu gembira karena Fatma membalas pesannya.
" Siap, Bos!" jawab danis, lalu dia menghubungi pilot pesawat Brian.
" Bos!" panggil Danis.
" Hmm?" jawab Brian.
" Bandara sedang ditutup sampai jam 6 pagi, karena ada perbaikan di landasan!" kata Danis.
" Kita langsung ke pesawat saja! Aku akan tidur disana, jam 6 mereka harus segera take off!" kata Brian.
" Siap, Bos!" jawab Danis. Kemudian Brian beranjak dari duduknya dan keluar dari hotel untuk menuju ke bandara.
" Akhhhhhhhh!" teriak Ashley, dia terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa pusing, dia memegang kepalanya dan duduk dimerasa jijik melihat tubuhnya yang telah ternoda saat terbangun keesokan harinya. Dengan perasaan hancur dan malu, dia meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Brian.
@ Maaf
@ Aku tidak bisa menjaganya untukmu
@ Aku telah kotor
Kemudian Ashley mengambil sebuah botol dan memecahkannya, dengan derai airmata dia mengambil pecahan botol tersebut dan memilih mengakhiri hidupnya dengan memotong urat nadinya.
" Kak,,Aku..mencin..taimu..!" kata Ashley lalu tubuhnya terkulai lemas di lantai dengan darah membanjiri lantai kamar.