Nabil segera menyusul Gina yang telah menunggunya di parkiran. Daffa yang penasaran bermaksud mengikuti Nabil, tapi temannya keburu memintanya untuk datang, karena dia sudah membutuhkan barang yang dibawa oleh Daffa.
" Sorry, Gin! Gue tadi ketemu temen!" kata Nabil yang melihat Gina duduk diatas mobilnya sambil melamun.
" Nggap pa-pa!" jawab Gina santai, dia terbayang-bayang dengan wajah Daffa yang selalu bermain di pelupuk matanya.
" Kita ke tempatmu?" tanya Nabil.
" Kita makan! Gue lapar banget!" jawab Gina. Entah kenapa ajakan Nabil sudah tidak menarik lagi baginya. Malah hatinya merasa sedikit jijik dengan ajakan tersebut. Berkali-kali dia mencoba untuk menepis perasaan itu dan mencoba membayangkan tubuh toples Nabil, tapi percuma, hanya pandangan jijik dan wajah Daffa yang bermain di matanya. Gina berpikir apakah Daffa akan melihat dia seperti sekarang yang dia rasa? Apa dia harus berubah demi seorang pria?
" Bil! Kayaknya gue pulang aja, gue ngerasa agak nggak enak badan!" ucap Gina.
" Jangan bilang lo hamil!" ucap Nabil curiga.
" Sialan! Kalo emang gue hamil, ini adalah anak lo!" kata Gina sebel.
" Serius? Kita baru main selama seminggu, Gin!" kata Nabil.
" Tapi gue udah nggak pernah main selama tiga bulan lebih, brengsek! Dasar ya, lo! Cowok sialan! Nggak untung tau gue jalan sama lo!" cerca Gina marah.
" Ayolah, Gin! Masak gitu aja lo marah? Lagian cewek kayak lo mana tahan nggak ML selama 3 bulan!" kata Nabil.
" Turunin gue disini!" kata Gina marah, hatinya sakit mendengar ucapan Nabil.
" Ok! Ok! Gue minta maaf! Tapi jangan turun , ya!" rayu Nabil lagi.
" Turunin, nggak!" kata Gina entah kenapa dia merasa sedikit sensi dengan sindiran itu. Nabil meminggirkan mobilnya lalu melepas sabuk pengamannya dan langsung menarik Gina yang telah melepas sabuknya juga. Gina terduduk diatas paha Nabil, dengan cepat Nabil menyesap bibir Gina dan meremas dadanya, diluar dugaan, Gina menggigit bibir Nabil dan menamparnya.
" Lo bener-bener cowok brengsek. tau!" kata Gina kasar, lalu dia keluar dan meninggalkan Nabil meringis memegangi pipi dan bibirnya yang berdarah. Perempuan sial! Awas lo kalo minta gue puasin! Gue akan bikin lo mengemis-ngemis minta gue sentuh! batin Nabil marah. Gina pergi naik mobil pengawalnya yang sedari tadi mengikuti mereka. Sial! Apa yang harus gue bilang besok pada abi sama ummi? batin Nabil.
" Ada apa, Non?" tanya pengawal Gina.
" Nggap! Jalan!" kata Gina tanpa terasa meneteskan airmata. Selama perjalanan Gina mengingat perjalanan hidupnya yang kotor, dimana dia selalu tidur dengan kekasihnya walau mereka belum menikah. Tapi kekasih Gina bisa dihitung karena dia tidak sembarangan memilih pria, mereka harus tampan dan kaya. Untuk Nabil adalah pengecualian, karena dia suka dengan Nabil saat mereka kuliah dulu.
" Lepaskan aku, Bil! Kita bukan muhrim! Apa yang terjadi padamu?" ucap Fatma melihat Nabil memegang kedua tangannya, Nabil hanya tersenyum.
" Sayang! Aku cinta sama kamu!" ucap seorang gadis yang tidak diketahui wajahnya oleh Fatma dan Nabil memeluk gadis itu bahkan menciumnya. Nabil menatap Fatma lalu menyentuh wajah Fatma.
" Jangan, Bil! Astaghfirullah! Jangan!" teriak Fatma. Fatma terbangun dari tidurnya, tubuhnya berkeringat. Astaghfirullahaladzim! Pertanda apakah ini? Kenapa mimpiku buruk sekali? batin Fatma. Tok! Tok!
" Fatma! Apa kamu baik-baik saja?" panggil ummi dari luar pintu kamarnya. Fatma memasang khimarnya lalu turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah pintu.
" Maaf, Ummi! Fatma tidak bermaksud membangunkan Ummi dan Abi kata Fatma saat membuka pintu dan melihat ummi dan abinya telah berdiri di depan kamarnya dengan wajah cemas.
" Apa kamu mimpi buruk?" tanya ummi.
" Iya, ummi!" jawab Fatma.
" Ada apa, Bi?" tanya Arkan yang datang bersama Daffa.
" Fatma mimpi buruk!" kata Abi.
" Sudah! Ambil air wudhu, kita shalat tahajud!" kata Abi.
" Iya, Bi!" jawab mereka semua bersamaan.
" Baca do'a, Nak!" kata Ummi.
" Iya, ummi!" jawab Fatma. Kemudian dia kembali ke ranjangnya dan membaca do'a, Allohumma inni a'udzubika min 'amalis syaithoni wa sayyi atil ahlam, Ya Alloh aku berlindung kepadaMu dari perbuatan setan dan buruknya mimpi, Aamiin! batin Fatma. Setelah melakukan shalat tahajud, mereka melanjutkan dengan mengaji hingga menjelang shalat subuh. Setelah shalat subuh berjama'ah, Fatma masuk ke dalam kamarnya untuk siap-siap dirias. Diraihnya ponselnya, dia membaca pesan demi pesan dan membuka pesan dari Ustadz Harun.
@ Assalamu'alaikumWr. Wb.
@ Kata Ustadzah santi kamu besok nggak masuk..kenapa?
Fatma tersenyum membaca pesan tersebut.
@ Wa'alaikumsalam Wr. Wb...saya ada keperluan keluarga Ustadz! Maaf jika merepotkan Ustadzah santi nantinya
balas Fatma. Fatma akan beranjak ke kamar mandi saat ponselnya berbunyi, diraihnya ponsel yang tadi diletakkannya di atas meja belajarnya, nomor Brian! batin Fatma. Fatma bingung antara menerima atau tidak. Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Fatma setelah panggilan itu berhenti.
@ Saya baru saja mendengar jika hari ini kamu akan menikah dengan Nabil, apakah benar
Fatma membaca pesan itu, tapi tidak membalasnya, ponselnya kembali berbunyi, tapi Fatma hanya mengabaikannya. Masuk lagi sebuah pesan.
@ Zair! Kamu akan menyesal menikah dengan Nabil, dia bukan seperti pria yang kamu pikirkan
fatma kembali membaca saja.
@ Ok! Kalo kamu hanya mau membaca pesanku saja
@ Nabil adalh pria brengsek, Zair!
tulis Brian
@ Dan anda bukan?
balas Fatma
@ Saya telah berubah dan saya akan buktikan padamu
tulis Brian
@ Buktikan jika anda benar tentang Nabil dan anda
balas Fatma
@ Baik! Jangan memulai jika saya belum datang
@ Saya mohon demi mama saya
tulis Brian frustasi, karena ini sudah jam 5 subuh dan Fatma akan menikah jam 10 pagi sedangkan perjalanan dari Aussie ke Indonesia sekitar 6 jam dengan pesawat jetnya. Dia bersumpah atas nama mamanya! batin Fatma.
@ Saya tidak bisa berjanji
balas Fatma
@ Perjalanan dari sini ke sana sekitar 6 jam, Zair
@ Tolong beri aku kesempatan
tulis Brian. Entah mengapa hati kecil Fatma memintanya untuk memberikan pria itu kesempatan. Fatma mematikan ponselnya dan masuk ke kamar mandi. Brian melempar ponselnya hingga pecah.
" Apa jet ini tidak bisa lebih cepat lagi?" tanya Brian marah. Semua yang ada di dalam jet hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya.
Suasana dikediaman Fatma pagi itu sedikit berbeda, karena Abi mengundang beberapa warga untuk menjadi saksi nikah dari Fatma dan Nabil. Tepat jam 9 pagi, keluarga Nabil telah sampai di kediaman Fatma. Nabil datang dengan wajah terlihat sedikit lelah karena baru bisa tidur menjelang subuh dan dengan bibir terluka.
" Kenapa bibir kamu, Bil?" tanya Abi Fatma.
" Terbentur pintu mobil, Bi!" jawab Nabil bohong. Nabil duduk di ruang tamu dengan ssebuah meja di depannya, dia terlihat tampan dengan memakai kemeja putih dengan celana dan jas hitam.
Fatma yang sudah dirias dengan memakai pakaian putih, terlihat sangat cantik dan anggun. Semua sudah hadir di dalam ruang tamu untuk melakukan ijab qobul secara agama. Hati Fatma merasa gelisah, dia bingung apa harus menunggu kedatangan Brian? Waktu sudah menunjukkan jam 10, itu berarti waktunya Nabil mengucap ijab qobul. Tiba-tiba Fatma merasa kepalanya pusing dan pingsan, semua yang ada dikamar Fatma berteriak histeris. Abi dan ummi berlari masuk ke dalam kamar Fatma.
" Ada apa?" tanya Abi.
" Fatma pingsan, Bi!" jawab Rania.