Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 15 - Ketahuan

Chapter 15 - Ketahuan

Fatma meletakkan ponselnya, karena sudah hampir masuk waktu maghrib dan keluarganya pasti telah pergi ke masjid dan mushalla rumahnya. Fatma kemudian pergi ke mushalla di samping rumahnya dan ternyata benar, ummi dan kakak iparnya Rania telah berada disana. Fatma mengambil air wudhu dan memasang mukenanya lalu masuk.

" Assalamu'alaikum!" ucap Fatma.

" Wa'alaikumsalam!" sahut ummi dan Rania. Fatma mengambil Al Qur'an dan duduk di depan umminya, mereka membaca Al Qur'an secara bergantian dan berhenti saat Adzan berkumandang. Setelah membaca do'a setelah adzan, mereka shalat berjama'ah lalu berdzikir dan melanjutkan melanjutkan membaca Al Qur'an sampai Abi dan Arkan datang dari Masjid.

" Assalamu'alaikum!" sapa mereka.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma, ummi dan Ranis. Abi dan Arkan mengambil Al Qur'an lalu bergabung dengan mereka bertiga.

" Besok kamu Ins Yaa Allah akan sah menjadi istri Nabil! Abi harap kamu bisa menjadi istri yang soleha!" kata Abi.

" Aamiin!" sahut semua yang ada disitu.

" Ins Yaa Allah, Bi!" jawab Fatma.

" Apa semua sudah siap, Ummi?" tanya Abi.

" Alhamdulillah semua sudah siap, tinggal nanti Daffa yang mengambil setelah pulang dari kampus!" jawab Ummi.

" Kalau begitu sekarang makan malam dulu!" kata Abi, lalu mereka keluar dari mushalla dan menuju ke ruang makan. Fatma pamit ke kamarnya setelah makan malam karena akan menyiapkan bahan yang akan diambil Santi malam ini. Fatma meraih ponselnya untuk mengirim pesan kepada Santi. Dilihatnya pesan dari nomor yang dia yakini milik Brian, karena dia tidak menyimpan nomor itu.

@ Assalamu'alaikum Zahirah

Fatma membaca pesan dari Brian. Alhamdullillah dia mulai sedikit sopan! batin Fatma.

@ Wa'alaikumsalam

balas Fatma. Brian yang saat itu sedang di Aussie dan dalam keadaan meeting, terkejut melihat Fatma membalas pesannya.

" Kita istirahat dulu!" kata Brian lalu dia keluar dari ruangan meeting dan masuk ke dalam rauangannya.

@ Maaf, saya baru bisa mengirim pesan padamu..Mama saya masih koma..tapi saya harus pergi ke Aussie untuk 2 hari

tulis Brian. Apakah mamanya sakit parah hingga koma? batin Fatma.

@ Syafakillahu buat mama anda, semoga lekas sembuh dan sehat selalu, Aamiin

balas Fatma

@ Trima kasih..saya akan mengingat do'amu untuk mama saya

tulis Brian

@ Maaf, sudah malam, saya akan tidur! Assalamu'alaikum

balas Fatma

@ Maaf! Wa'alaikumsalam

tulis Brian dengan perasaan kecewa karena Fatma tidak bicara apa-apa lagi. Tapi paling tidak Fatma mau membalas pesannya dan Brian berpikir Fatma pasti telah mau menerimanya.

" Bos!" sapa Danis.

" Ya?" jawab Brian.

" Kita harus segera memulai kembali meeting kita!" kata Danis.

" Ya!" jawab Brian lalu beranjak dari kursinya.

" Ini dari Max!" kata Danis sambil menyerahkan ponselnya pada Brian. Brian melihat ponsel tersebut, dilihatnya gambar yang terdapat di layar ponsel tersebut, wajahnya berubah sinis.

" Dasar,pria bodoh!" kata Brian.

Santi keluar dari apartement milik kakak iparnya, dia akan pergi ke rumah Fatma untuk mengambil materi pelajaran yang akan diberikan besok. Mata santi membulat saat keluar dari lift, dia melihat seorang pria sedang mencium seorang wanita dan berjalan menuju ke dalam lift. Wanita tersebut memakai pakaian seksi, mata Santi terpejam saat dia melihat pria tersebut meremas dada wanita itu. Santi meraih ponselnya, tapi terlambat, pintu lift telah tertutup. Santi yakin pria itu adalah Nabil. calon suami Fatma. Santi bingung harus bagaimana mengatakan semua ini pada Fatma, karena Fatma adalah orang yang tidak mudah percaya begitu saja tanpa bukti yang nyata. Santi pergi ke rumah Fatma dengan bermacam-macam pikiran.

" Apa semua sudah siap?" tanya Santi pada Fatma.

" Alhamdulillah sudah! Aku tidak percaya jika besok aku akan menjadi istri Nabil!" kata Fatma senang.

" Apa kamu yakin dia pria yang baik?" tanya Santi.

" Ins Yaa Allah dia baik muat aku!" jawab Fatma sedikit ragu. Dia tidak tahu kenapa hatinya meragu di saat-saat ini.

" Aku bahagia jika kamu bahagia, Zahirah!" kata Santi memeluk Fatma.

Kemudian mereka berbincang-bincang tentang anak-anak di sekolah dan karakteristiknya. Daffa mengambil pesanan umminya sebelum pergi ke apartement Dendy, teman kuliahnya. Daffa memarkir mobilnya di basement lalu berjalan ke arah pintu masuk gedung. Daffa melihat seorang wanita dengan pakaian seksi keluar dari dalam lift. Mata mereka bertemu dan wanita itu merasakan dadanya berdebar-debar saat melihat Daffa.

" Lo sangat tampan!" kata wanita itu saat telah berada di depan Daffa. Dada wanita itu semakin berdegub kencang. Sialan! Kenapa dengan jantung gue? batin wanita itu. Daffa mencium harum parfum bermerk. Hmm! Dia pasti anak orang kaya! Sayang, cantik, tapi kamu mengumbar auratmu! batin Daffa.

" Wa'alaikumsalam! Trima kasih!" jawab Daffa cuek. Wanita itu kaget mendengar ucapan dan sikap cuek Daffa, hatinya sesaat terasa tersentuh. Selama ini tidak ada pria yang memalingkan wajahnya dari dirinya apalagi memberinya salam. Daffa masuk ke dalam lift dan menekan tombol 7, tiba-tiba wanita itu menahan lift dan pintu lift terbuka dan dia masuk ke dalam dengan dada berdebar-debar. Daffa sedikit terkejut akan kenekatan wanita tersebut, tapi dia segera menyembunyikannya. Gina tidak mengerti kenapa setiap dia dekta dengan Daffa, jantungnya berdebar-debar.

" Lo tinggal di lantai berapa?" tanya wanita itu.

" Gue mengunjungi teman!" jawab Daffa santai. Daffa memang diajarkan orang tuanya untuk menjawab setiap orang yang bertanya dengan sopan.

" Gue Gina! Lo siapa?" tanya Gina.

" Gue Daffa!" jawab Daffa.

" Lo punya pacar?" tanya Gina.

" Islam tidak memperbolehkan pacaran!" jawab Daffa. Gina tersenyum smirk, another virgin boy! batin Gina. Dia pasti lebih hot dari Nabil! batin Gina yang melihat dari lengan Daffa yang keras. Daffa memang suka sekali berolahraga tinju dan silat, karena itu tubuhnya terbentuk sempurna. Anak bungsu dari keluarga Fayyad itu memang sangat tampan dan mempesona.

" Boleh gue minta nope lo?" tanya Gina memberanikan diri.

" Maaf! Gue bukan selebritis!" jawab Daffa. Lift berhenti di lantai 7, Daffa keluar dari lift dan diikuti Gina.

" Maaf, kita bukan muhrim! Tidak baik kita berduaan!" kata Daffa.

" Sayang gue harus pergi, jika tidak, gue akan nunggu lo disini! Ini kartu nama gue! Kalo lo ada waktu, telpon gue! Rasanya gue jatuh cinta sama lo!" kata Gina terus terang. Daffa menerima kartu nama tersebut dan menyimpannya dalam sakunya. Gina kembali memasuki lift, Daffa berjalan menyusuri lorong apartement.

" Mas Nabil?" ucap Daffa saat melihat Nabil di depan pintu apartement.

" Daf...Daffa?" sahut Nabil gugup.

" Mas ngapain disini?" tanya Daffa.

" Aku...ini...lagi disuruh teman nungguin apartementnya!" jawab Nabil gugup.

" Ooo! Mas Nabil nggak istirahat? Besok acara besar!" kata Daffa.

" Iya, Daf! Ini juga mau istirahat! Kamu mau kemana?" tanya Nabil.

" Mau ke teman kuliah, ada titipan dari teman!" jawab Daffa.

" Kalo gitu aku pulang dulu, Daf!" kata Nabil.

" Iya, mas! Hati-hati!" jawab Daffa. Nabil berjalan menuju ke lift, sedangkan Daffa mematung di tempatnya. Kenapa kamu gugup sekali, Mas? Aku akan membuat perhitungan denganmu jika kau berani menyakiti kakakku! batin Daffa. Sial! Kenapa gue bisa ketemu sama Daffa disini? Gue harap dia nggak curiga sama gue! batin Nabil sebel.