Tring… Tring… suara ponsel Tian-tian berbunyi..
" Tunggu… " Tian-tian mengangkat telp nya.
" Hallo mama…, ada apa menelpon ku?"
" Apa kau ada di rumah sekarang…?"
"Ya.. aku sedang berada di rumah…, aku membawa sebagian pekerjaan ke rumah. Kenapa?"
" Untung lah.. mama kira kau akan mengambil lembur hingga malam.., mama sekarang sudah berada dekat di rumah mu.., mama akan ke sana"
Mata Tian-tian langsung melotot menatap Luhan ketika mendengar hal itu, ia menutup ponsel nya dengan tangan agar suara nya tidak terdengar mama " gawat.. mama sedang menuju ke sini…apa yang harus kita lakukan?"
" Apa? Aku akan keluar sekarang.. tunggu.. aku harus mengambil pakaian ku dulu.."
" Ma.. bukan kah ini terlalu malam untuk datang ke sini? Di mana mama sekarang?"
" Owh.. mama ada urusan dengan tante mu .. dan karena dekat.. mama ingin sekali melihat mu.., mama sekarang ada di lift lantai teratas"
" Tunggu sebentar ma.." Tian-tian menutup kembali ponsel nya dengan tangan " cepat kau keluar.. mama sudah di depan lift"
" Oh.." Luhan berjalan kedepan pintu ,sambil memengang beberapa pakaian dan peralatan mandi milik nya, tangan nya berada di atas ganggang pintu.. , tepat di atas ganggan pintu.., tepat pada saat bersamaan ganggang pintu itu bergerak turun.., tapi itu bukan gerakan dari tangan Luhan.
Luhan langsung menatap Tian-tian dengan setengah nyawa nya yang tersisa.., ia menatap kosong Tian-tian, jantung mereka berdua langsung meloncat dari tempat semesti nya, dan Luhan membatu di sana.. keringat hangat mereka bercucuran di musim salju seperti ini.
Ting… tong… ting.. tong..
Suara bel itu membuat mereka merasa semakin tertekan, mereka berdua menelan ludah.., Luhan seolah meminta pertolongan dengan Tian-tian yang juga terlihat panic, ia memengang kepalanya yang tidak bersalah itu, sambil menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.., sementara sangking ketakutan nya Luhan… kaki nya bahkan menempel di lantai tersebut tanpa bisa kemana-mana
" Ya.. apa kau bodoh?" Tian-tian bicara sambil berbisik " Cepat sembunyi.." Lanjut nya..
Luhan.. mengangguk dan segera mencari tempat persembunyiaan, ia menatap kiri dan kanan, celingak-celinguk dan baru menyadari… jika ruangan ini tidak ada tempat persembuyiaan sama sekali. Dan menatap kearah balkon tempat penjemuran baju dan sekaligus jendela satu-satu nya yang di miliki ruangan itu.., ia segera berlari kearah sana.
" Tunggu sebentar mama.. aku akan membuka kan pintu" Tian-tian menutup gorden jendela tersebut.. dan segera membukakan pintu
" Kenapa lama sekali membuka kan pintu?"
" Ah.. itu karena aku sedang….." Mata Tian-tian menatap meja kecil " memanaskan makanan.. bahkan aku sudah menyiapkan mangkok untuk mama.." Mata Tian-tian langsung melotot ketika menatap sandal milik Luhan masih berada di sini, tepat di samping mama. Nafas langsung memburu.. mata nya tak lepas dari sandal tersebut.., otak nya terus berpikir.. bagaimana bisa ia mengelabuhi mama.
Sementara Luhan duduk di pojokan di tutupi oleh keranjang laundry.. ia berkali-kali menggosokan telapak tangan nya.. karena dingin, salju turun di malam itu.. dan dia masih menggunakan pakaian yang tipis, sambil memeluk perlengkapan mandi nya.., ya.. situasi apa ini? kenapa aku malah harus duduk kedinginan di bawah sini?
" Ah.. ayo cepat masuk ke dalam ma.." Tian-tian memengang wajah mama , dan segera menginjak sandal Luhan dengan kedua kaki nya, menutupi nya dari mama " Wajah mama sampai dingin begitu, ayo kita makan dulu" Ya.. Luhan.. kau hanya ingat perlengkapan mandi mu dan melupakan sandal mu?
" Baiklah.., apa kau tidak berniat untuk pindah dari tempat kecil ini?" Mama berjalan menuju meja kecil sambil menatap kesekeliling.., tidak ada yang perlu ia cemaskan..anak nya begitu rajin dan rapi.., rumah nya yang kecil ini tidak terlihat berantakan sama sekali
" kenapa aku harus pindah? Di sini murah dan nyaman…"
" Apa yang kau masak? Begitu encer.. sup beras jangung?"
" PRFFFTTT…" Tian-tian langsung menyemprotkan makanan dari mulutnya ketika mendengar perkataan mama yang sama persis seperti Luhan katakan. Sementara Luhan mengangguk-angguk setuju dengan perkataan mama
" hati-hati kalau makan.. bagaimana bisa kau tersedak dengan makanan seencer ini"
" Ya.. aku hanya tersedak.. saja karena tidak hati-hati."
" Tian-tian ah.. maaf mama hanya bisa menyusahkan mu.."Mama memengang tangan Tian-tian " anak ku yang paling penurut..anak ku yang paling baik…"
" Mama bicara apa? Menyusahkan apa? Tenang saja.. tidak ada yang perlu mama khawatirkan"
" Tian-tian ah..kau begitu pintar.., penurut dan baik.., dengan nilai sesempurna itu.. kau bisa masuk ke universitas manapun yang kau mau.., bahkan sudah lulus dengan nilai yang sangat baik.., tapi kau bahkan tidak dapat menerima nya.. dan harus bekerja begitu keras untuk membiayai kedua adik mu.. yang bahkan tidak setengah dari sifat mu menurun pada mereka…, kalau saja saat itu mama lebih berusaha lebih keras.. kau pasti tidak akan sesusah ini mencari pekerjaan.. pekerjaan mu pasti lebih baik dengan gaji lebih besar.., kau tidak perlu lagi berhemat untuk membeli pakaian mu.., umur mu sudah 28 tahun .., para gadis bersolek dengan pakaian cantik di tubuh nya.. dan kau Tian-tian.., kau harus menggunakan pakaian yang sama bertahun-tahun.. dengan wajah polo situ.., kau jangan memikirkan kami lagi.. beli lah keperluan mu sendiri.."
" Mama bicara apa? Pekerjaan ku juga lumayan.. tidak terlalu menyusahkan ku.., bahkan malam nya aku masih memiliki tenaga untuk pekerjaan sampingan. Gaji nya juga lumayan untuk lulusan seperti ku.., universitas apa? Bukan karena mama aku tidak mengambil tawaran universitas itu.. aku.. aku hanya tidak ingin melanjutkan nya.., aku terlalu lelah untuk belajar lagi.. otak ku sudah sangat panas.., aku juga anak perempuan.. untuk apa aku sekolah tinggi.. nanti juga akan berakhir di dapur hahahhaha.." Tidak.. aku sangat menginginkan nya.. untuk.. melanjutkan pendidikan ku..aku sangat ingin.. karena itu aku belajar lebih keras dari orang lain.. untuk mendapat nilai sempurna.. di setiap pelajaran.. tapi..
" baju cantik? Baju ku masih bagus dan berguna.. baju itu berguna untuk melindungi diri.. dan tubuh ku hanya satu.., aku hanya perlu beberapa pakaian untuk melindungi ku.., kenapa aku harus berdandan? Aku kan secantik mama .. tanpa berdandan pun aku sudah sangat cantik.."
" Anak ini.. paling pintar kalau bicara.. papa mu pasti senang di atas sana.. anak kesayangna nya.. sekarang sudah sangat dewasa.., Tian-tian kami harus bertemu dengan lelaki yang baik dan kaya.. yang bisa menyayangi mu.. menggantikan kami yang tidak bisa memberi mu apapun.., kau harus menikah dengan orang kaya agar tidak susah.."
Luhan diam-diam mendengar semua percapakan tersebut, diam-diam iya tersentuh dengan cerita Tian-tian, pantas saja anak itu begitu berhemat.., tubuh nya bahkan sekecil itu.. tapi bisakah mereka segera menyelesaikan pembicaraan ini? aku hampir mati beku di sini.., mulut Luhan memucat kebiruan, mulut nya berkali-kali terkatup-katup, terdengar suara gigi Luhan yang saling bersentuhan karena gemetaran, ia berkali-kali meniupi tangan nya yang mulai membiru
" Ma.. di luar sangat dingin.., bagaimana kalau mama tinggal disini saja?" ya.. apa yang baru saja aku katakan kepada mama? Biasa aku akan sangat senang jika mama akan tinggal disini.. tapi kali ini.. ku mohon ma.. jangan katakan iya.. , Tian-tian baru menyadari kesalahan fatal yang keluar dari mulut nya
a.. apa yang di katakana anak itu tadi? Mengginap di sini? Aku hampir saja mati kedinginan.. dan dia masih menawarkan tawaran itu? Apa dia melupakan diri ku di sini? Bagaimana kalau ia menerima tawaran tersebut.. jangan terima.. jangan..
" Hm… kereta api terakhir setengah jam lagi… kalau.."
" Mama ingin sekali mengginap di sini.. kita sudah lama tidak tidur bersama.."
Tian-tian mengedipkan mata nya berkali-kali, tangan nya meremas ujung baju nya ketika mama mengatakan hal yang mengarahkan pada jawaban akan mengginap, ia berusaha mempertahankan emosi di wajah nya.., ia menatap kejendela… dengan raut wajah besalah dan kaget ketika melihat Luhan sudah menempelkan semperempat wajah nya di celah gorden jendela yang tidak tertutup.
Tubuh Tian-tian tersentak kaget dan terjatuh.. ia hampir saja teriak ketika menatap wajah Luhan, Luhan sengaja menampakan diri nya.. agar Tian-tian sadar kalau diri nya masih berada di luar. Tian segera menatap kearah lain dan mengarahkan wajah mama ke tempat lain
"Ada apa di luar?" melihat reaksi Tian-tian.. mama langsung berdiri kearah jendela
" Ti.. tidak ada apa-apa di luar.. di luar sangat dingin.., aku.. aku hanya tiba-tiba terpikir ada pekerjaan yang ingin aku kerjakan.." Tian-tian segera berjalan di depan mama untuk menghalangi mama
" Mama hanya ingin melihat-lihat keluar.. , sudah lama mama tidak melihat pemandangan dari ketinggian segini.., tidak boleh.. kau menyembunyikan sesuatu?"
" Ten… ten..tu saja boleh.." Dengan cepat Tian-tian bergeser.. memberikan jalan kepada mama untuk membuka jendela balkon.
Sreeeekkkk… suara jendela terbuka
Luhan.. luhan… kali ni aku benar-benar meminta tolong pada mu.., aku sudah mengerjakan bagian ku. Langkah kaki mama semakin dekat dengan balkon, ia menatap ke kiri dan kanan.., dan kaki berhenti melangkah ketika menyadari jika ada pakaian di keranjang laundry.
Bu.. bukan kah.. itu tadi tempat persembunyian Luhan? Lagi… jantung mereka berdua berdetak saling bersautan, saling menyusul.. nafas mereka berderuh cepat.., ketika langkah kaki itu semakin dekat dengan kebenaran yang di sembunyikan
" MA…." Teriak Tian-tian
" Kau mengangetkan ku Tian-tian.. kenapa berteriak sebesar itu.."
" di luar sangat dingin.. ayo masuk.." Tian-tian menarik tangan mama dan mengajak nya berjalan masuk
" Bagaimana bisa kau meninggalkan pakaian di luar? Baju mu hanya akan membeku di luar"
" Ya.. aku akan mengambil nya.., mama masuk saja ke dalam…di luar sangat dingin" Tian-tian dengan cepat melangkah mengambil keranjang laundry.., hampir saja ketahuan.., Luhan menarik nafas dengna panjang .. hampir saja ketahuan. Luhan bahkan tidak berani bernafas ketika langkah kaki itu semakin mendekat. Tian-tian mengangkat keranjang tersebut dan terdiam sejenak.. ketika melihat Luhan tidak berada di sana?
Kemana dia pergi? Ini di lantai 8.. tidak mungkin dia bisa pergi kemana pun? Tian-tian mencari sosok Luhan? Ia melihat kebalkon sebelah .. dan juga tidak mendapati nya. " Lu.. luhan?" Tian-tian memanggil dengan suara panic dan kecil
" di.. sini.." terdengar suara kecil di dekat nya.., namun ia tidak dapat melihat si pemilik suara.., Luhan bergelantungan di besi pembatas balkon, tubuh nya terayun di atas ketinggian 8 lantai.., satu saja kesalahan bisa membuat diri nya terjun bebas dan terhempas ke lantai paling dasar
" Kau sudah gila..? cepat naik!!!" bisik Tian-tian
" kenapa kau lama sekali.." teriak mama dari dalam
" Ya.. aku ke sana.." " kau tidak apa-apa Luhan?" Tian-tian langsung beranjak ke dalam rumah, kaki nya yang bertelanjang kaki membuat nya tidak dapat merasakan apa-apa lagi karena membeku. Dan ia baru menyadari jika Luhan tidak menggunakan sandal dari tadi.., ia harus segera menyelesaikan ini.
" Ma.. aku.. baru ingat kalau ada hal yang harus ku kerjakan malam ini.."
" Tian-tian ah.. kenapa baju laki-laki ada di keranjang mu…"
JREEENGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG….
Seperti nya.. jantung mereka masih harus menghadapi cobaan kembali.., bodoh!!! Aku baru ingat jika baju ini adalah milik Luhan…, aku tidak pernah menjemur pakaian ku di musim dingin.., bagaiamana bisa baju ku berada di keranjang laundry di luar.., kenapa aku tadi tidak terpikirkan? Bukankah ini nama nya tertangkap basah?
Dengan segala upaya aku bertahan di luar sini..,dingin yang sangat menusuk.. hingga aku bahkan tidak dapat merasakan lagi telapak kaki dan tangan ku.., dan dengan bodoh nya aku menyerahkan diri ku sendiri dengan memperlihatkan petunjuk paling bagus dalam permainan petak umpat ini.. tentang keberadaan ku
" Jangan bilang.. Tian.. tian ah… bagaimana bisa kau melakukan ini…."
" Ma… maafkan aku.." Tian-tian langsung berlutut di depan mama , ia memengang kedua kaki mama
Luhan melihat situasi ini dari celah jendela, ia juga merasa bersalah terhadap Tian-tian.. hidup nya sudah begitu susah.., demi kepentingan nya.. ia malah membuat orang lain ikut menanggung semua nya, Luhan melangkahkan kaki nya, tangan nya memengang ujung jendela.. siap-siap untuk membuka jendela tersebut dan mengatakan sebenar nya .
" Bagaimana bisa kau mengambil pekerjaan mencuci pakaian lelaki? Kenapa kau harus melakukan hal itu Tian-tian ah.., kau tidak perlu lagi bekerja keras seperti ini.."
" Hah?" Tian-tian hanya bisa berde- Hah karena kaget.. ia hampir mati ketakutan bahwa semua nya akan terungkap.. jika kontrak mereka ketahuan, tapi seperti nya pikiran mama tidak seperti yang ia pikirkan. Luhan langsung berhenti menggerakan tangan nya dan melepaskan tangan nya dari ganggang jendela, kaki nya langsung lemas, dan ia langsung terduduk di balkon.
" Mama sudah bilang ke adik mu.., dia harus bekerja sambil kuliah.., dan ia telah menyetujui nya.., kau tidak perlu bekerja lebih dari ini Tian-tian.., jaga kesehatan mu, tutup rapat semua jendela mu.., ini sudah malam.. dan kau harus menyelesaikan tugas mu…, mama tidak ingin menganggu pekerjaan mu.. sebaik nya mama pulang saja."
" Ma.. maafkan aku.. tidak mengantar mu.., bahkan merepotkan mu harus berjalan kembali ke kampung karena pekerjaan ku, ambil ini…" Tian-tian mengeluarkan uang
" Untuk mu saja.. aku tidak perlu"
" Aku mendapat bonus dari pekerjaan ku…, beli lah sesuatu yang hangat.., di luar sangat dingin.. perjalanan mama masih sangat jauh.., mama harus membeli minuman hangat atau makanan hangat.. ingat .. uang ini harus di gunakan"
" Baiklah.. aku mengerti.., jangan bicara lagi.., kalau tidak aku akan terlambat "
Ketika mama sudah pergi , Tian-tian langsung membuka jendela dan mendapati Luhan duduk lemas dengan wajah pucat dan bibir membiru, tangan nya sangat dingin, kaki nya sudah bewarna kebiruan.
" Luhan … Luhan.." Tian-tian menarik tubuh Luhan masuk keruangan. Ia terlihat khawatir,ia mengerutkan alis nya..
" Luhan… Luhan.. kau dengar aku?"Beberapa kali Tian-tian memanggil Luhan, namun tidak ada jawaban.
Dingin.. dingin sekali, dan tubuh ku terasa lemas.., aku masih mendengar panggilan Tian-tian, raut wajah nya yang khawatir, berkali-kali dia mengguncang tubuh ku sambil memukul ringan wajah ku.. tapi aku tidak merasakan apapun, ingin sekali aku menjawab panggilan nya.. tapi aku tidak dapat mengatakan apapun.. pandangan ku pada nya semakin lama semakin kabur
" Luhan.. kau harus tetap sadar.., seberat apapun matamu.. jangan sekali-sekali kau menutup mata mu.." Tian-tian menarik tubuh Luhan ke kamar nya.. di bandigkan menarik.., Tian-tian lebih seperti menyeret tubuh besar Luhan , dan berusaha setengah mati menaikan tubuh Luhan keranjang nya. Ia memeluk Luhan dan mengangkat nya dengan seluruh kekuatan yang ia punya keranjang.
" Luhan.. ku mohon kau harus tetap sadar.." Tian-tian berlari kedapur secepat mungkin, ia mengambil air panas dan menuangkan nya di baskon, merendam kaki Luhan di air panas tersebut.., ia kembali berlari ke dapur mengambil kompres air panas, merendam tangan luhan di air panas, ia membuka semua baju Luhan yang telah basah akibat salju yang merembes ke baju nya, mengompress tubuh Luhan dengan kompres air panas, memakaikan kembali baju hangat pada Luhan, dan menyelimuti nya dengan pakaian tebal dan juga selimut.
" Luhan… Luhan?" Tian-tian kembali memanggil Luhan yang menatap kepada nya, tangan kecil Tian-tian terus menggosok wajah Luhan agar hangat. Tian-tian berkali-kali menambah air panas, agar tubuh Luhan tetap hangat., dan ia dengan perlahan membantu Luhan untuk meminum air hangat.
Lihat keringat itu… tubuh nya di basahi keringat.., dan dia masih di sini.. berkali-kali menghangatkan tubuh ku… Tian-tian ah… kenapa kau harus bersusah payah menghangatkan ku… kau bisa saja memanggilkan ku ambulan..,dan semua nya beres…
" Luhan ah.. kau harus cepat sadar…, gembel seperti mu tidak bisa di rawat di rumah sakit.. kau tidak sanggup membayar nya..dan aku pun tidak sanggup.."
Sudah ku duga.. itu lah alasan nya tidak memanggil ambulan dengan cepat.., Luhan tersenyum lebar..ketika mendengar perkataan Tian-tian, terutama gembel
" owh.. kau sudah sadar.. bagus lah.." Tian-tian menatap senyuman Luhan, perlahan warna wajah Luhan kembali, tangan nya sudah memerah dan terasa hangat.
Dan Luhan menyadari.. jika ia sudah bisa bergerak sesuai keinginan nya, ia menarik tangan Tian-tian dan memengang nya.. " Keringat mu menetes pada wajah ku.. sungguh menjijikan.."
" ya.. dari semua perkataan .. kau malah memilih kalimat ini.. sungguh tidak bisa di percaya.." Tian-tian mengambil pakaian ganti dan segera menuju ke kamar mandi. Dan Luhan tersenyum lebar karena wajah Tian-tian yang kesal sangat mengemaskan.
Tian-tian yang duduk di samping Luhan mengerjakan tugas nya dengan sangat cepat, tapi perlahan mata nya semakin menyipit dan tertidur dengan posisi terduduk. Luhan menatap Tian-tian tertidur, segera menarik laptop di tangan nya, ia mengerjakan laporan milik Tian-tian, dan menarik selimut ketubuh Tian-tian.
" Kau berkerja terlalu keras, sekarang sudah menunjukan pukul 3 pagi…, biar aku yang mengurus sisa nya.. istitrahat lah dengan nyaman, terimakasih hari ini Tian-Tian" Luhan berbicara dengan suara kecil, ia mengelus wajah Tian-tian yang tertidur pulas, saat tertidur begini… kau terlihat seperti malaikat kecil tanpa beban.. " mimpi indah Tian-tian" Luhan berbisik di telinga Tian-tian
" Nyamuk…" Tangan Tian-tian bergerak untuk menampar nyamuk yang merupakan Luhan yang berbisik, dengan sangat cepat dan kuat tangan Tian-tian terbang bergerak kearah wajah Luhan
" Ha.. hampir saja" Luhan menangkap tangan Tian-tian..dan tersenyum lembut pada Tian-tian.. bahkan nyamuk pun malam ini tidak boleh menganggu tidur mu.